Chapter Fourty One - Regret (2)

59 10 8
                                    

 Summary : –hanya berisi torehan kisah Obi sang kesatria istana dan seorang gadis yang ditemuinya di sudut kota Wistant. | "Namamu?" "Obi, seorang pengantar pesan dari Pangeran kedua kerajaan Clarines." "Namaku..."

.

.

.

Please Enjoy to Read!

.

.

.

CHAPTER 41 – Regret (2)

Author's POV

Kalau ada yang bertanya apakah Zen terkejut, tentu saja, berkali-kali lipat jauh dibanding kelihatannya. Pasalnya ia sendiri adalah orang yang tahu secara langsung kejadian malam hari itu, bagaimana mencekamnya malam-malam saat usianya baru delapan, dan seperti apa keadaan istana pada saat itu. Ia sendiri yang menjadi saksi bagaimana terpukulnya kakak dan adik perempuannya sejak hari itu, bagaimana mereka berubah, dan bagaimana nama 'Vyriae' serta lambang kupu-kupu itu terkubur jauh di dalam sejarah.

Jujur, bahkan Zen justru lebih tidak akan terkejut jika semua yang ia dengar adalah kebohongan belaka. Karena jauh di lubuk hatinya, lebih mudah mempercayai bahwa pemuda bersurai kemerahan itu sudah mati daripada mempercayai bahwa ia masih hidup. Lebih-lebih lagi bahwa ternyata makna chou selama ini memang benar ialah lambang dari keluarga Vyriae, hingga fakta bahwa pimpinan kelompok pembuat onar itu adalah orang yang sama sekali tidak pernah ia pikirkan.

Zen memang bukanlah orang yang dekat dengan Algernon, tapi bukan berarti ia tidak mengenalinya sama sekali. Zen lebih dari tahu bahwa Algernon Vincent Vyriae adalah orang yang menjunjung keadilan lebih dari apapun. Karena itulah, hingga detik ini, ia masih sulit menerima kenyataan itu. Dan yang lebih penting ialah Izana, sang kakak yang selalu menganggap Al sebagai pedangnya. Justru bagaimana keadaan pria itu sekarang? Juga benarkah Leva tidak tahu apapun tentang kakaknya?

.

.

Realm for The Hearts

Story & OC's © Nakashima Aya

Akagami no Shirayukihime © Akizuki Sorata

[There's no profit we gain from this fanfiction]

Genre : Fantasy, Friendship, Family, Angst, Romance.

Warning : Multi-chap, Typo(s), OOT, OOC, Obi x OC

.

.

.

Tok–Tok–

Tidak ada jawaban. Giginya bergemeletuk keras. Ia baru saja keluar dari penjara dan inilah yang ia dapatkan? Kenyataan bahwa sang gadis justru tidak dalam keadaan baik-baik saja dan semua orang membiarkannya? Bahkan tuannya? Pelayan wanita itu? Ia kira yang akan ditemuinya setelah ia keluar dari penjara adalah wajah kesal tuan putrinya itu yang tidak akan segan menendang tulang keringnya keras-keras.

Tangannya sudah mengepal, hampir saja ia mengetuk lagi pintu kayu mahoni itu sebelum akhirnya emosi sudah tidak terbendung lagi. Pemuda itu mendorong kuat-kuat pintu tersebut agar terbuka, namun nihil, pembatas itu terlalu kokoh bahkan untuk seorang Obi sekali pun.

"Sial."

Mungkin ini bukan kali pertama pemuda itu merasakan amarah yang begitu luar biasa seketika menyangkut sang tuan putri, namun ini benar-benar kali pertama ia merasakan bahwa emosi ini bukan hanya karena ia marah. Emosi ini tercampur rasa sedih, khawatir, cemburu, dan rasa sesal yang tiada hentinya.

Realm For The HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang