Chapter Fifteen - Late Nite Judgement

165 29 9
                                    

Summary : –hanya berisi torehan kisah Obi sang kesatria istana dan seorang gadis yang ditemuinya di sudut kota Wistant. | "Namamu?" "Obi, seorang pengantar pesan dari Pangeran kedua kerajaan Clarines." "Namaku..."

.

.

.

Please Enjoy to Read!

.

.

.

CHAPTER 15 – LATE NITE JUDGEMENT

Author's POV

Tok–Tok–Tok–

"Zen-sama."

Suara itu.

"Zen, bukankah itu, anggota dewan istana?" Sial. Zen tidak pernah berpikir mereka akan bergerak secepat ini. Ia memutuskan untuk tidak menjawab, dan meminta semua yang ada di dalam ruangan ini untuk diam.

"Zen-sama, kami meminta kehadiran anda untuk rapat darurat dewan istana perihal hilangnya Tuan Puteri Levanthine."

Sialan. Zen benar-benar tidak mampu berkutik.

.

.

Realm for The Hearts

Story & OC's © Nakashima Aya

Akagami no Shirayukihime © Akizuki Sorata

[There's no profit we gain from this fanfiction]

Genre : Fantasy, Friendship, Family, Angst, Romance.

Warning : Multi-chap, Typo(s), OOT, OOC, Obi x OC

.

.

Izana tidak habis pikir. Demi Tuhan, ini pukul dua dini hari dan seorang utusan dewan istana menggedor pintunya hanya untuk mengatakan bahwa mereka mengadakan rapat darurat? Atas hilangnya Leva? Memangnya kemana lagi gadis itu kali ini?

Dengan wajah tertekuk, pria muda itu menanggalkan jubah tidurnya dan menggantinya dengan baju yang lebih formal. Meskipun ia benci melakukan ini, namun jika yang dipermasalahkan sekarang adalah Leva maka mau tidak mau ia harus bergegas sekarang juga. Sudah pasti dewan istana merencanakan sesuatu, dan Izana tidak akan diam begitu saja menuruti keinginan mereka.

Langkah-langkah angkuh Izana terdengar hingga ujung lorong utama istana, jika ini adalah rapat darurat maka seharusnya mereka juga mengundang Zen; dan Izana yakin Zen tahu dimana gadis itu sekarang. Karena itulah Izana akan datang ke pertemuan dewan istana dengan wajah diangkat ke atas dan menunjuk seberapa besar keangkuhannya di depan para pria tua sombong itu.

BRAKK–

"Y-Yang Mulia Izana." Mendengar nada bicara salah satu petinggi istana yang terdengar agak gagap itu Izana tahu bahwa mereka tidak mengira Izana akan datang secepat ini. Bahkan mungkin saja tadinya mereka masih membicarakan sesuatu yang tidak seharusnya Izana tahu.

"Segera mulai pertemuannya. Kalian mengganggu waktu istirahatku."

"T-Tentu, Y-Yang Mulia. Akan segera kami laksanakan."

.

.

.

Kedua tangan gadis itu terlihat sibuk, menumbuk lalu membakar tanaman herbal dan menyeduh obat. Dan semua harus ia lakukan secepat mungkin di ruangan ini, ia tidak boleh terlihat keluar dari kamar ini sedikitpun. Beruntunglah masih ada Obi di sini yang menemaninya dan mengurangi tensi ketegangan dalam dirinya.

Realm For The HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang