Setelah memberikan makan siang untuk Naraka, Jevano hanya duduk di kelasnya. Ia bosan, sungguh. Jevano bukan siswa yang memiliki banyak teman. Ia harusnya bersyukur, selama ini ketua kelasnya yang bernama Marcel sedikit membantunya ketika dirinya ketinggalan pelajaran. Sebenarnya, ketua kelasnya juga tidak sebaik itu. Dia menjadi siswa yang teladan di sekolah. Namun, Jevano juga bisa menemukannya di arena balapan setiap malam. Bahkan Marcel yang mengenalkannya ke dunia malam tersebut. Walaupun begitu, Jevano membuat batasan pada Marcel. Dirinya hanya menganggap laki-laki itu sebagai partner, tidak bisa benar-benar menjadi teman.
Jevano tidak mengerti kenapa ketua kelasnya itu mau membantunya padahal tidak akan menguntungkan untuk dirinya juga. Ia memang nakal, tetapi nakalnya tidak akan menyulitkan teman sekelasnya. Lagipula, Jevano tidak benar-benar nakal. Bolos adalah rencananya dengan guru Bimbingan Konseling di sekolahnya. Ya, Jevano ingin Papa nya dipanggil ke sekolah setiap bulan, kalau bisa setiap minggu. Prestasi tidak selalu membuat hal itu terjadi. Maka dari itu, Pak Doni selaku guru BK menyarankannya menjadi siswa yang nakal tanpa harus terancam dikeluarkan dari sekolah. Yaitu dengan bolos di beberapa mata pelajaran. Jevano tidak pernah bolos kelas selama satu hari full.
"Jevan ...."
Jevano menoleh, mendapati Marcel berdiri di sisi kursinya setelah memanggil namanya. Satu alisnya terangkat naik, dibuat ekspresi bertanya. Ia malas bersua.
"Tadi pagi, mata pelajaran Bu Nadia lo kan bolos. Gua cuman mau kasih tahu, ada tugas kelompok." katanya.
Jevano mengernyit, "Tugas kelompok apa dalam pelajaran Bahasa Inggris?" herannya.
"Buat drama pakai bahasa Inggris. Anggotanya 6 orang, 1 buat kameramen. Sisanya, memerankan tokoh. Kelompok gua belum full, mau join?" tawarnya.
"Jenis dan genre drama?"
"Drama opera, romance."
"Anggotanya siapa aja?" tanya Jevano.
"Gua sebagai kameramen sekaligus editor. Lia peran utama perempuan, ada Giselle, Jingga, dan Asep. Tapi, kalau lo keberatan ada Jingga gua bisa rotasi anggota kelompok sama kelompok lain." jawabnya yang jelas membuat Jevano heran. Apa Marcel benar-benar memginginkannya join di kelompoknya sampai bersedia melepaskan salah satu anggotanya? Sebenarnya ada apa dengan laki-laki satu ini.
Jevano menggeleng pelan, "Gak masalah, gua join." putusnya. Sebenci apapun dirinya dengan Jingga, ia tidak bisa mengorbankan nilai sekolahnya. Yang benar saja, sebentar lagi dirinya akan lulus. Jevano tentu saja masih punya keinginan lulus dengan nilai diatas rata-rata.
"Oke. Btw, lo bersedia melakukan drama sama Lia dan Jingga kan?" tanya Marcel.
Jevano berpikir sejenak, "Emang Jingga perannya apa?" tanyanya.
"PHO."
Laki-laki itu tertawa kecil, "Pas banget sama nyokapnya ternyata. Not problem, I can do it." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us ✓
Novela Juvenil"Ini tentang kita. Dunia ini milik kita, tidak boleh ada orang lain. Jadi, jangan coba-coba pergi meninggalkanku seorang diri." "Kemarin yang pertama dan terakhir. Tidak akan ada lagi yang memisahkan kita, selain kematian." ⚠️ BXB! BOYSLOVE AREA ⚠️...