Notes: Candu ini merupakan lanjutan Apyeon, di mana kisahnya menceritakan tentang bagaimana Lalice menyelesaikan masalah yang begitu rumit setelah kecelakaan yang Jungkook alami.
-happy reading-
Pikir Lalice suasana di rumah Jungkook akan lebih canggung setelah kejadian semalam. Namun pagi ini justru ia merasakan kebersamaan yang dirindukannya. Jungkook bahkan dengan sumringah menemuinya di dapur dan membantunya memasak, meski dapur menjadi berantakan. Jungkook juga membantu menyiapkan makanan kedua anaknya tanpa Lalice minta. Jika tetap seperti ini keadaannya, Lalice rela ingatan Jungkook tidak kembali, asalkan mereka bisa memulai dari awal dan Jungkook tidak meninggalkannya. Tapi tetap saja, itu akan terasa menyakitkan ketika hanya dirinya saja yang mengingat kenangan masa lalu mereka.
"Sepertinya nanti aku pulang larut. Kau makan dan tidur duluan, jangan menungguku, oke?"
Lalice memperhatikan tangan gesit Jungkook yang memberikan Hyujin minum ketika putranya itu tersedak. Lelaki itu bahkan mengusap-usap punggung dan dadanya, juga berbisik menenangkan. Lalice tersenyum melihatnya.
"Hubungi aku kalau ada apa-apa," Jungkook kembali berujar.
Lalice mengangguk singkat dan menuntun kedua anaknya keluar untuk mengantar Jungkook ke depan. Jujur saja ini pertama kalinya ia melakukan ini, mengantar Jungkook ke depan sebelum berangkat bekerja dan memeluknya. Karena setelah menikah mereka langsung dihadapkan dengan masalah, belum lagi Jungkook kecelakaan. Mereka benar-benar seperti akan memulai lagi dari awal.
"Aku bisa meminta sesuatu?"
Jungkook mengangkat kedua alisnya sembari menyugar surai lembut Hyujin.
"Jangan temui Jennie lagi."
Lalu dahinya berganti mengernyit. Jungkook menatap Lalice bingung kemudian mengangkat bahunya.
"Kenapa?"
Lalice memanggil Gouri untuk membawa kedua anaknya masuk. Setelah itu ia merapikan penampilan Jungkook yang sebenarnya sudah terlihat sempurna. Hanya saja ia merasa aneh dengan pembicaraan ini.
"Aku tidak suka," lirihnya kemudian.
Jungkook menangkap tangan Lalice yang sedang mengusap bahunya seolah ada debu di sana. Lelaki itu tersenyum tipis dengan tatapan mengejek.
"Aku tidak ingin ada salah paham di sini. Jadi bisa jelaskan kenapa?"
Dengan menatap kesal Lalice melepaskan tangan Jungkook lalu bersedekap. Ia juga berdeham kecil sebelum menarik napas cukup dalam.
"Sudah sana berangkat!"
Nada kesal yang terdapat dalam perkataan Lalice semakin membuat Jungkook mengembangkan senyumnya lebih lebar.
"Baiklah aku berangkat," goda Jungkook kemudian.
Lalice langsung menatapnya dengan mengernyit tajam. Ia juga menahan lengan Jungkook ketika lelaki itu hendak berbalik.
"Kau belum menjawab permintaanku!"
Sepertinya menggoda Lalice ada serunya-Jungkook berpikir.
"Kalau kau mau aku menjawabnya, cobalah berikan aku alasan yang masuk akal."
Kedua bola mata Lalice berotasi, berbarengan dengan itu ia membusungkan dada menarik napas. Ia meyakini kalau pembahasan ini tetap berlanjut, pasti akan menjadi sebuah perdebatan. Semacam perdebatan tidak masuk akal namun memunculkan sedikit kesan.
"Kau akan terlambat ke kantor. Sudahlah tidak usah dibuat rumit."
Dan Lalice bisa melihat bagaimana reaksi Jungkook ketika ia lagi-lagi mengalihkan pembicaraan. Pria itu menghela napas sembari mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANDU
Romance"Buaya jantan saja kalau pasangannya mati lebih memilih sendiri sampai akhir. Kalau begitu kau termasuk dalam spesies yang mana? Kata pria yang melekat dalam dirimu itu patut untuk dipertanyakan." Apyeon [ CANDU ] 2