Chapter 16-Jealous?

768 122 23
                                    

Alhamdulillah wattpaku bisa dibuka lagiii weeeee
Seneng banget 😭

Happy reading yaaa

.
.

Lalice menghela napas setelah masuk ke rumah. Akhirnya ia bisa mengistirahatkan tubuhnya setelah seharian memaksa otaknya untuk bekerja keras. Ia berjalan naik tangga sembari mengecek jam di layar ponselnya, dan ternyata sudah hampir larut. Lalice kemudian menengok ke pintu kamar anak-anaknya yang sepertinya sudah sepi. Mungkin mereka sudah tertidur. Namun ia juga harus memastikan, selain itu rasa rindu untuk melihat anaknya begitu kuat. Ada juga rasa bersalah karena seharian ini waktunya benar-benar sedikit untuk menemani anaknya di rumah.

"Akhir-akhir ini Nona sibuk sekali. Saya khawatir dengan kesehatan Nona."

Saat pintu kamar ia buka, sambutan pertama yang ia dengar justru dari pengasuh anaknya yang sedang merapikan mainan di lantai. Lalice menghela napas. Itu terlihat sangat berantakan. Dan Gouri pasti kelelahan seharian ini. Dengan cekatan Lalice menaruh tas dan ponselnya di ranjang anak-anaknya. Ia membantu Gouri merapikan sisa mainan yang ternyata sangat banyak.

"Tidak apa-apa, Nona. Biar saya saja," cegah Gouri dengan sungkan.

Lalice hanya mengangguk, namun juga tidak menghentikan kegiatannya. Dengan melempar senyum ia memasukkan mainan kedua anaknya ke dalam kotak besar tempat mainan itu disimpan.

"Maaf selalu merepotkanmu, Gouri."

"Sudah pekerjaan saya, Nona."

Memang semua itu pekerjaannya. Namun Lalice merasa ini tidak seharusnya terjadi. Sebelumnya mau sesibuk apa pun Lalice, ia pasti bisa pulang lebih awal dan menemani kedua anaknya sampai mereka tertidur. Kali ini ia benar-benar merasa berat hati sudah membiarkan Hyujin dan Ryujin tidur tanpa dirinya.

"Nona sebaiknya segera tidur. Anda pasti kelelahan."

Lalice mengambil tas dan ponselnya sembari menatap wajah damai kedua anak kembarnya yang sedang tertidur pulas. Kemudian kepalanya mengangguk menanggapi perkataan Gouri.

"Tuan ada lembur. Tadi dia menghubungi saya."

Kali ini kepala Lalice menengok. Jungkook lembur? Dan bukannya memberitahu Lalice, dia malah menghubungi Gouri?

"Kau juga segeralah istirahat," katanya sebelum meninggalkan kamar Hyujin dan Ryujin.

Lalice berjalan pelan menuju kamarnya dengan kepala yang sibuk berpikir. Selain menerima kenyataan kalau Jungkook amnesia, mungkin ia juga harus bisa menyesuaikan keadaan yang tidak akan lagi sama seperti dulu. Lagi pula hanya masalah kabar, kenapa harus ia pikirkan sampai serumit itu?

Tapi masalahnya, setelah pagi menjelang pun Lalice tidak melihat wajah Jungkook. Apakah ia yang bangun kesiangan, atau memang Jungkook yang tidak pulang semalam?

"Jungkook tidak pulang semalam?" Oleh karena itu ia langsung ke bawah menemui Gouri yang sedang menyuapi kedua anaknya di teras.

"Sepertinya iya, Nona. Karena tadi satpam pun bertanya demikian."

Lalice mengerutkan dahi dan langsung menghubungi Jungkook dengan ponselnya. Segera setelah nada panggilan masuk, suara Jungkook terdengar setelah pria itu menjawabnya.

"Sibuk sekali, ya, di kantor?" Kata Lalice langsung dengan nada sedikit kesal.

"Aku ketiduran, Lalice. Dan ini aku sedang pulang," Jungkook menjawab.

"Ya sudah. Cepatlah sampai."

"Rindu, ya?"

Kedua mata Lalice langsung menyipit ketika sahutan Jungkook membuatnya semakin kesal. Pria itu sama sekali tidak mengerti bagaimana cara untuk menghiburnya. Setidaknya meminta maaf sudah cukup. Tapi Jungkook justru terdengar baik-baik saja setelah tidak memberitahunya kalau dia lembur di kantor.

CANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang