Sepertinya, ada yang harus dipastikan untuk mengetahui masalah yang sedang terjadi. Tentang bagaimana bisa Jungkook begitu akrab dengan Jennie. Itu sangat tidak wajar untuk Namjoon yang tahu semua cerita masa lalu mereka."Langsung saja katakan," dan perempuan itu terlihat sangat berbeda dari terakhir kali mereka bertemu.
"Jadi Jungkook merupakan alasan dari semuanya?"
Pandangan Jennie kini mengedik ke atas, dalam diamnya dia memperhatikan Namjoon yang sedang duduk bersandar di hadapannya.
"Apalagi kali ini?" Namjoon kembali bertanya.
Sementara Jennie mulai mengambil garpu untuk memakan pasta yang sama sekali belum dia sentuh.
"Aku tidak memiliki alasan untuk menjawab pertanyaanmu," jawabnya kemudian.
Namjoon menghela napas lalu bersedekap. Dia memperhatikan Jennie yang sibuk menyantap pasta di hadapannya dan belum bisa berpikir jernih. Namjoon terlalu dibuat bingung oleh sikap perempuan itu akhir-akhir ini.
"Jangan bilang kau mau mengacaukan pernikahan Jungkook karena Lalice memasukkanmu ke penjara?"
Kini Jennie meletakkan kedua sikunya di atas meja sebagai tumpuan, dia lalu sedikit mencondongkan tubuh untuk menatap Namjoon.
"Aku tidak semurahan itu."
"Iya ... aku tahu. Bahkan sangat tahu. Kau juga paham pastinya."
Jennie melepaskan garpu dari tangannya hingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring. Dia kemudian ikut menyandarkan punggung dan bersedekap dengan dagu terangkat.
"Lalu apa tujuanmu mau bertemu denganku?" Tanyanya tanpa mau berbasa-basi lagi.
Namjoon meloloskan semua kancing jas yang dia kenakan hingga lepas. Dia lalu mulai menatap serius perempuan di hadapannya.
"Terus terang saja aku tidak menyukai tindakanmu ini."
Jennie mengernyit. "Tindakanku yang mana, Kim Namjoon?" Bisiknya sembari menyunggingkan bibir.
"Jika kau memang membutuhkan uang, setidaknya jangan gunakan Jungkook. Pertahankan saja dirimu dalam bisnis ilegal yang dulu kau banggakan."
Jennie tertawa kecil dengan dahi mengernyit. "Kalau cemburu setidaknya bilang. Aku akan langsung mengerti."
Namjooon menarik napas panjang sementara rahangnya mengeras. Dia membenarkan letak kaca matanya dan kembali fokus pada tujuan awal menemui Jennie.
"Jauhi Jungkook sebelum terlambat," katanya mulai mencoba memberi ancaman.
"Aku hanya mengikuti kemauan dia dan berusaha menjadi teman yang baik. Kenapa aku harus menjauh?"
Sialan!
Perempuan ini mulai memancing emosi Namjoon.
"Kita berdua tahu bagaimana hubungan kalian dulu. Dan kau selalu ada di mana pun Jungkook berada sekarang. Poinnya ... kenapa ketika Jungkook sedang dalam masa pemulihan dari ingatannya yang hilang? Kau sudah kehabisan akal untuk mencari masalah?"
Jennie membuang pandangan dan mengurai kedua tangannya yang bersedekap. Dia meredupkan pandang sebelum kembali menatap Namjoon dengan wajah masam.
"Sekali pun dia pada akhirnya jatuh cinta padaku, sepertinya kau tahu aku tidak akan lagi bisa memiliki perasaan yang sama seperti dulu padanya," lirihnya yang kemudian berdiri sambil mengambil tas di atas meja. "Seharusnya kau tahu betul apa yang harus kalian-kalian semua khawatirkan," lanjutnya dan mengambil langkah pergi meninggalkan Namjoon yang duduk membatu.

KAMU SEDANG MEMBACA
CANDU
Romance"Buaya jantan saja kalau pasangannya mati lebih memilih sendiri sampai akhir. Kalau begitu kau termasuk dalam spesies yang mana? Kata pria yang melekat dalam dirimu itu patut untuk dipertanyakan." Apyeon [ CANDU ] 2