END - Ajakan Bahagia

3.1K 198 80
                                    

⚠️Mature content

Waktu enam tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menjalin sebuah hubungan. Hubungan Raska dan Kareline sebenarnya tidak bisa dibilang seperti kebanyakan hubungan pada lainnya. Kalau dikata tanpa status, memang itu faktanya. Kareline tahu bahwa Raska menyayanginya. Raska juga tahu kalau Kareline tidak bisa jauh dari dirinya. Kedua orang itu sama-sama saling membutuhkan satu sama lain.

Namun sejauh ini keduanya tidak pernah mengatakan mengenai perasaan satu sama lain. Hanya saja Kareline tidak pernah protes atau menghindar sewaktu Raska menyentuh atau menjamah tubuhnya.

Perlahan Kareline juga mulai bisa menerima ketakutannya sendiri. Jika dulu ia masih ragu memberikan apa yang ia miliki untuk Raska—sebab sebelumnya Kareline juga melakukan hal yang sama kepada Jafran dan berakhir membuatnya sakit—sekarang sudah tidak lagi.

Seperti yang terjadi pada malam ini. Dengan diiringi melodi yang menenangkan, keduanya saling menjamah satu sama lain. Melepaskan penat karena seharian keduanya berkutat dengan kerjaan yang tak ada habisnya. Tidak ada perasaan terpaksa yang dirasakan oleh Kareline saat Raska meminta dirinya sepenuhnya malam ini.

Kareline menerimanya dengan senang hati.

Bagaimana perempuan itu menyebut namanya di saat ia berada di puncak kenikmatan, lenguhan perempuan yang berada di bawah kukungannya menjadi suara favorite Raska. Dan di saat peluh yang menghiasi kening Kareline, Raska selalu mengusapnya dengan sayang.

Kareline mungkin tidak pernah mengungkapkan hal ini, bagaimana ia sangat menyukai ketika tangan berurat Raska mulai menjamah setiap inci tubuhnya. Jari-jari panjangnya yang mulai memasukinya di bawah sana. Kareline tidak bisa mendeskripsikan itu. Semuanya terasa sangat memikat.

"Ras?" panggil Kareline di saat laki-laki itu sibuk menyembunyikan kepalanya pada dua gundukan milik Kareline.

Seakan tuli, Raska tidak merespon panggilan itu. Justru ia semakin gencar meremasnya dan memainkannya dengan lidah yang tentu saja membuat Kareline kembali melenguh.

"Ras?"

Raska mendongak, menatap wajah Kareline yang sayu. "Kenapa?"

"Udah, ya. Nanti aku ada kelas."

Jarum jam menunjukkan pukul tiga pagi saat Kareline mengucapkan kalimat seperti itu. "Sekarangkan hari sabtu, biasanya kamu, kan, libur."

"Mata kuliah pengganti."

Seharusnya mereka sudah terlelap. Namun sifat mesum Raska yang baru Kareline ketahui akhir-akhir ini membuatnya harus bergadang setiap laki-laki itu menginginkannya. Mereka telah memulainya dari jam sembilan malam tadi. Tapi ternyata waktu selama itu tak cukup untuk memuaskan hasrat Raska.

"Tunda aja, ya. Bikin double atau kasih tugas buat jurnal di pertemuan selanjutnya aja. Aku belum selesai, Line."

Raska berbalik, membiarkan Kareline berada di atasnya kali ini. Ini adalah posisi yang sangat disukai Kareline. Mungkin ini adalah salah satu cara agar perempuan itu luluh dan membiarkan Raska menjamahnya lebih lama. Kalau bisa sampai matahari terbit.

Seperti diberikan kesempatan, Kareline tak menyiakan hal tersebut. Padahal baru beberapa detik yang lalu ia mengeluh karena Raska tak mau berhenti.

Dorongan kuat dari inti tubuh Kareline membuat milik Raska semakin memasukinya. Ini sangat mengagumkan. Miliknya terasa penuh dan sesak. Kareline bahkan tak segan-segan bertukar saliva dengan Raska.

Benang saliva itu teruntai dengan indahnya saat Kareline mengangkat wajah, merasakan bahwa sesuatu akan keluar. Raska sangat mendamba bagaimana perempuan itu bergerak sangat cantik di atas tubuhnya. Buah dada yang menggantung membuat Raska semakin kehilangan akal.

Di Balik Layar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang