1O. Laverna

2K 198 27
                                    

⚠️Warning 18+
Terdapat unsur dewasa.
Harap bijak dalam memilih bacaan.

___

Sepulang dari rapat himpunan, Kareline berencana untuk mengistirahatkan tubuhnya sembari memakai masker wajah yang baru saja ia beli di indoapril terdekat. Rasanya sudah lama ia tidak memanjakan kulit wajahnya. Namun rencananya gagal saat dering pada ponselnya mulai terdengar.

Awalnya Kareline mengabaikan panggilan tersebut dan memilih melanjutkan aktivitasnya yang tertunda. Tapi panggilan itu tidak mau berhenti. Sehingga dengan perasaan dongkol, Kareline segera mengangkat tanpa melihat siapa si penelepon.

"Hallo?"

"Bisa jemput Raska di Star Night? Gue temennya."

Kening Kareline mengernyit, mencoba mengenali siapa pemilik suara tersebut. Kalau Kareline tidak salah dengar, laki-laki itu sempat menyebutkan nama Raska. Wajar saja jika Kareline tidak begitu bisa mendengar suaranya, sebab suara laki-laki itu tertutupi dengan dentuman musik yang sangat keras-Kareline tidak tahu mereka sedang ada dimana.

"Gue nggak bi-"

"Tolong banget, gue nggak bisa nganter Raska pulang. Gue lagi ada perlu. Pokoknya gue tunggu kedatangan lo ke sini. Lo tau Star Night, kan?"

"Oh iya, gue saranin jangan sampai ketahuan sama Mamanya. Duh, kasihan banget ini anak kalau sampai Mamanya tau. Gue sharelock deh."

Star Night? Jangan sampai ketahuan Mamanya? Kareline tidak tahu yang dimaksud oleh laki-laki itu. Tapi saat Kareline ingin menanyakan lebih lanjut, sambungan tersebut terputus begitu saja. Lalu muncul sebuah notifikasi yang menunjukkan sebuah lokasi yang bernama Star Night pada obrolannya bersama Raska yang dikirimkan oleh Hendri.

Sebuah klub malam yang terkenal di Jakarta. Begitulah hasil dari pencarian aplikasi Google yang Kareline lakukan. Klub malam? Haruskah Kareline mendatangi tempat semacam itu? Lagi?

Meskipun Kareline tau, ia tidak akan pernah bisa mendatangi tempat tersebut. Kareline tetap mengambil jaketnya yang tergantung di balik pintu. Ia memutuskan untuk menjemput Raska, sesuai dengan perintah dari teman Raska barusan.

Ada banyak klub malam di Jakarta. Dan itu tidak masalah. Jafran pasti tidak ada di sana. Benar, ia pasti tidak akan bertemu dengan laki-laki itu, lagi.

• • •

Duduk di dalam taksi tak jauh dari pintu masuk klub Star Nightl-lebih tepatnya dekat area parkir-Kareline menunggu kedatangan teman Raska yang baru saja ia ketahui bernama Hendri.

Ingatan satu tahun lalu tiba-tiba saja terlintas, saat dimana Kareline menyetujui ajakan Jafran untuk pergi ke klub malam. Saat dimana ia baru pertama kali menenggak setengah botol alkohol yang membuatnya hilang kesadaran. Hingga malam-malam yang harus Kareline lewati bersama Jafran. Tentang sikap bodohnya yang mengiyakan untuk tidur bersama laki-laki itu.

Kini Kareline sadar, dulu ia terlalu dibutakan oleh cinta.

Tangannya gemetar, ingatan tersebut berputar bak kaset rusak dalam kepalanya. Semakin Kareline mencoba mengenyahkannya, semakin ingat pula ia akan kejadian itu. Sampai sebuah pertanyaan datang, "kenapa ia berada di sini sekarang? Kenapa ia mau-mau saja menjemput Raska?" Padahal tempat seperti ini bisa mengingatkannya tentang kenangan buruk satu tahun lalu.

Di Balik Layar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang