"wow, keren. Hebat juga lo" ucap Alin sembari mendekati suaminya
"so how dear?, will you do what i want?" Alin memutar bola matanya malas
"Lo mau apa?"
"Naik, Lo bakal tau nanti" Alin memandang wajah Jean, sangat mencurigakan
"Lo gak bakal aneh-aneh kan?" Tanya Alin sedikit takut
"Klo gue aneh-aneh juga gak dosa sayang" ucap Jean
Alin menoyor kepala suaminya "jangan panggil sayang, geli" ucap Alin lalu menaiki motornya
"Re gue pulang duluan ya, Bye"
"Iya bye, jangan lupa besok bawa struktur perlombaan" Alin mengacungkan jempol nya
Jean menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, angin malam yg dingin membuat Alin terpaksa melingkarkan tangannya di pinggang suaminya
"Je kita mau kemana?" Tanya Alin
"Sabar dikit napa" Jean semakin meninggikan kecepatan nya
Alin menghela nafasnya lalu tiba-tiba motornya tiba-tiba berhenti di sebuah hotel mewah"Jean jangan aneh-aneh!"
"Aneh apa si Lin?, Gue cuma mau nginep di hotel. Dan Lo yg bayarin" ucap Jean dengan santainya
Alin menggigit pundak suaminya"akhh sakit bego!" Ringis Jean
"Gue gak bawa kartu, gue gak bawa uang cash. Jdi gue gak bisa bayar hotel semewah ini" ujar Alin
Jean manggut-manggut "malam ini gue yg bayarin, tapi nanti bayaran Lo lebih mahal" ucap Jean lalu menjalankan motornya ke parkiran bawah tanah
"Turun, gak usah takut. Gue suami lo" bisik Jean
Alin dengan ragu turun dari motornya lalu berjalan mengikuti Jean, entah dia yg ke gr an apa memang itu kenyataannya, banyak sekali orang yg menatap kearahnya dan Jean, apa ada yg salah dengan penampilannya?
Di depan resepsionis Jean langsung memesan 1 kamar untuknya dan Alin "apa single room masih ada?"
"Ada mas, mau berapa kamar?" Tanya resepsionis perempuan itu
"Satu" balas Jean
Kini resepsionis perempuan itu menatap rekan kerja nya, dan Alin menyadari itu. Gadis itu langsung berdiri ke belakang tubuh Jean Karena dia tahu apa yg ada di pikiran mereka
"Maaf mas, apa saya boleh liat KTPnya?" Jean mengeluarkan KTPnya lalu menyerahkan nya pada resepsionis hotel
Lagi dan lagi, resepsionis perempuan itu melirik ke arah rekan kerja laki-laki nya "udah gapapa, anak muda. Biasalah" bisik rekannya
Resepsionis itu terkekeh pelan "baik, mau bayar pake metode apa?"
"Card" balas Jean
Jean mengeluarkan black card nya lalu menyerahkan nya pada resepsionis, dan tak lama resepsionis itu mengembalikannya kembali bersama KTPnya serta memberikan key card kamarnya
"Terimakasih" ucap kedua resepsionis itu
Jean berjalan menggandeng istrinya menuju lantai 4 , dan saat di lift Alin mengeluarkan unek-unek nya "Jean Lo bodoh apa gimana si? Sadar gak kalo kita jadi perhatian semua orang? Gue malu je, muka gue mau di taro Dimana??"cerocos Alin
"Udah?, Lagian ini hidup kita, ya terserah kita dong mau ngapain juga. Orng kita udah sah" Alin ingin sekali menonjok suaminya
"Emang mereka tau kita suami istri?, Nggak Bego!" Kesal Alin
✈️•✈️•✈️
"Bagus banget" ucap Alin
Jean terkekeh "Lo suka?" Alin mengangguk
"Hm, kok Lo tau gue suka pemandangan kota kalo malem hari?" Bingung alin
"Gue tau dari Abang lo" ucap Jean
"Thanks udah buat gue seneng plus kesel malam ini" ucap alin
Jean menyunggingkan senyum liciknya"dan Lo harus bayar mahal tentang itu" ucapnya membuat bulu kuduk Alin berdiri
"Lo mau apa?" Tanya Alin
"Hak gue" ucapnya membuat Alin terdiam
"Jangan gila Lo Jean" sentak Alin
"Gue gak gila, gue sadar. Gue mau nyari pahala doang, salah?" Alin terduduk lemas di tepi ranjang
"Gue belum siap je" lirih Alin
"Tapi ini kewajiban Lo na, Lo istri gue dan Lo harus layani gue" Alin menatap mata Jean yg terlihat jika pria itu sedang di liputi hawa nafsu
"Dimana perjanjian itu? Kita nikah cuma di atas kertas. Dan gue gak mau hal itu terjadi je" tangis Alin pecah membuat Jean merasa bersalah
Pria itu berjongkok di depan Alin"sorry na, gue tau gue salah. Dan tentang perjanjian itu Lo gak usah fikirin, gue udah hapus perjanjian itu. Gue sadar pernikahan itu bukan hal main-main" Alin menggeleng
"Apa buktinya? Kita gak akan pernah sejalan sampai kapanpun" ucap Alin
"Silahkan klo Lo mau hak Lo sekarang, siap gak siap bukannya gue harus nurutin apa mau Lo kan? Gue gak mau di cap istri durhaka yg buat Dosa gue bertambah" Alin membuka jaketnya membuat Jean langsung mencekal lengan tangan istrinya saat akan membuka kaosnya
"Gue bercanda, gue gak Setega itu kali" ucap Jean lalu merebahkan diri nya di ranjang
Alin mengusap air matanya "perjanjian itu?"
"Kalo perjanjian itu gue gak bercanda, gue mau Lo jdi istri gue seutuhnya" ucap Jean
"Gue gak cinta sama Lo" ucap Alin jujur
"Gue juga, tapi gue bakal berusaha" Alin melirik ke arah Jean
"Gue gak suka kebohongan"
Jean terkekeh "gue gak bohong"
Pria itu terduduk lalu menatap intens wajah Istrinya "liat mata gue, ada kebohongan?"
Alin Menggeleng, dia Tidak melihat kebohongan di mata Jean "Lo milik gue" Ucap Jean
Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Alin, hingga..
Cup
Jean mengecup bibir Alin, bukan hanya kecupan ada lumatan disana "na, gapapa kan?"
Alin tak menjawab ucapan jean, dia seperti sedang dirasuki sesuatu, bahkan mengangguk tanpa disadari. Kesadarannya seakan hilang bersamaan dengan sentuhan-sentuhan yg Jean lakukan
"Je" ucapnnya sebelum melakukan hubungan intim dengan suaminya
Tbc
"Alin sama Jean ilang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jean & Alin (END)
Ficção Adolescente"orang baru akan kalah dengan orang yg ada di masalalu" - Alin