"belajar yang bener, besok ujian. Jangan game terus" ucap Alin
Besok Mereka berdua akan menghadapi ujian sekolah, semuanya terasa begitu cepat menurut alin, bahkan jabatannya sebagai ketua OSIS sudah di gantikan kepada OSIS yang baru
Dan sekolah nya pun sebentar lagi akan berakhir. Dia bingung memilih antara pernikahannya atau pendidikannya, memang Jean mengijinkannya untuk lanjut kuliah, tapi dia tetap saja bingung
"Iya gue belajar" ucap jean
Pria itu menyimpan ponselnya lalu menghampiri Alin, tapi pria itu mengerutkan keningnya ketika melihat sang istri tengah melamun, Jean duduk di sebelah Alin lalu menggenggam tangan wanita itu
"Kenapa Lin?, Bingung ya mikirin kuliah?" Alin menatap mata Jean
"Je..."
"Hm?"
"Kejar keinginan Lo, gue bakal dukung Lo je. Gue udah memutuskan kalo gue bakal berhenti, gue gak akan lanjut kuliah" ucap Alin dengan air mata yang membasahi pipi nya
"Ck, gue mau Lo kuliah. Gue bisa biayain Lo kuliah kok Lin. Tenang aja" ucap pria itu
Alin menggeleng "gue gak bisa je, ini udah jadi keputusan gue"
Jean menghela nafasnya lalu mengecup kening Alin "tapi nanti Lo ikut gue ya?"
"Gak mau, kalo gue ikut, Lo gak bakal fokus belajarnya" ucap Alin
Wanita itu tersenyum ke arah Jean "jangan gagal ya je, gue sama baby bakal dukung lo" ucap Alin membuat Jean membelalak
"Hah? Na? Apa-apa? Baby? Ish maksud nya baby?!"
Alin mengarahkan tangan Jean ke arah perutnya"gue hamil je" ucap wanita itu membuat Jean terdiam
"H-hamil?" Alin mengangguk
"Lo gak bohong kan na? G-gue bakal jadi ayah?" Ucap Jean antusias
"Iya je, kemarin gue tes dan hasilnya positif" Jean menarik alin kedalam pelukannya, pria itu menangis di pelukan Alin
"Lin sumpah, gue gak nyangka gue bakal jadi ayah" ucap Jean
"Bentar" Alin berjalan menuju lemari untuk mengambil sesuatu
"Gue bener-bener gak nyangka di umur gue yang baru 19 udah jadi ayah. Tapi na, gue sedih karena gue hancurin masa depan Lo" ucap Jean menyesal
"Bukannya tugas seorang istri itu memberi keturunan?, Jadi Lo gak perlu merasa bersalah" ucap Alin
'walaupun gue masih gak terima dengan semua ini je' lirih batin alin
"Lin gu- Akhhh"
Alin menatap bingung Jean "ngapain si Lo anjing, berisik"
Jean menatap ke arah Alin "hah? Lin?"
"Lo kenapa sih je, bangun-bangun langsung teriak. Gila Lo?" Ucap Alin
"J-jadi tadi gue mimpi?"
"Enak ya tidur, padahal gue lagi ngomong, anjing tau gak?!"
"Lin, Lo hamil?"
✈️•✈️•✈️
"Kenapa Jean nanya gitu ya?, Apa dia mimpi kalo gue hamil?" Gumam alinWanita itu kini berada di supermarket untuk membeli kebutuhan di apartemen, tapi fikirannya tetap pada ucapan Jean, apa pria itu bermimpi kalau Dirinya sedang hamil? Padahal dia tidak memikirkan ke arah sana
Menurutnya jika dia hamil dia tidak bisa melanjutkan pendidikannya, tapi tunggu. Bukannya memang benar-benar tidak bisa? Dia sudah menikah, bukannya sekarang dia harus fokus mengurus suaminya itu?
"Alina?" Alin menoleh ketika namanya di panggil
"K-kak Riko?"
"Hei, apa kabar?. Astaga kamu udah besar ya?" Alin tersenyum kikuk, kenapa dia harus bertemu dengan pria itu sekarang
"A-aku baik kok, kakak gimana?"
"Baik juga. Oh iya, nanti malem kakak ke rumah kamu ya Lin? Sekalian mau ketemu Arlan juga " ucap Riko
"Eh, boleh kok kak. Pasti bang Arlan seneng kakak balik ke indo" ucap wanita itu
Riko terkekeh, pria itu mengelus rambut panjang Alin "gak berubah, tetep lucu" ucapnya
"Y-yaudah kak, aku duluan ya, permisi" ucap Alin lalu berlari pergi meninggalkan Riko membuat pria itu terkekeh
Sedangkan Alin buru mencari barang-barang kebutuhan rumahnya, setelah itu dia membayarnya ke kasir, perlakuan Riko tadi membuat jantungnya tak karuan
Riko adalah tetangganya, dulu sebelum pria itu pindah ke Canada Alin baru masuk sekolah menengah pertama, dan Alin dan Riko sangat dekat karena Riko selalu datang ke rumah untuk bermain dengan Arlan ataupun hanya sekedar melihat Alin
Alin memang pernah memiliki rasa kepada pria itu, namun itu dulu, sebelum dia bersama dengan Jordan. Tapi sekarang pria itu kembali, apa yang harus dia perbuat? Mengapa orang-orang yang ada di masalalu nya datang kembali setelah dia sudah bersama dengan Jean?
"Na" Alin terkejut ketika ada seseorang yang menyentuh bahu nya
"Hah?"
"Lo kenapa? Kok kaget gitu waktu gue nyentuh Lo?" Alin menghela nafasnya, wanita itu masuk kedalam mobil Jean lalu menyandarkan punggungnya di jok mobil
Sedangkan Jean menatap bingung istrinya itu, datang-datang ke mobil Alin seperti ini, wanita itu seperti orang yang sedang di kejar. Tapi bodo amatlah, dia tidak peduli apa yang dilakukan Alin
Pria itu masuk kedalam mobil lalu menjalankan mobilnya menuju apartemen, di sepanjang jalan tidak ada percakapan di antara keduanya, baik Alin maupun Jean, tidak ada yang bersuara. Alin semrawut dengan fikirannya, sedangkan Jean masih malu karena mimpinya
Sekitar 30 menit di perjalanan, akhirnya keduanya sudah sampai di apart. Alin turun dari mobil Jean dengan membawa belanjanya "je, nanti malem...."
"Ada apa?"
"Gak jadi deh" wanita itu berlalu begitu saja meninggalkan Jean
"Aneh" gumam pria itu
Ting
Alex
Je, basecamp sini. Ada yang mau gue omongin sama anak-anakAnda
YaJean menyimpan kembali ponselnya ke saku celana, lalu masuk kembali kedalam mobil, pria itu menjalankan mobilnya menuju markas mereka, dan bodohnya sekarang Jean lupa meminta izin kepada Alin, bagaimana jika wanita itu mencarinya u
Tbc
"Siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jean & Alin (END)
Teen Fiction"orang baru akan kalah dengan orang yg ada di masalalu" - Alin