AHS-1

3.8K 260 8
                                    

⚠️mature content⚠️

"Sekarang gua akan pertaruhkan harga diri gua! Lo kalo berani coba pertaruhin semua harta lo itu Zeean jelek!" Ujar Viola dengan garang sambil menunjuk Zeean yang sedang duduk di matras arena.

Zeean terkekeh melihat anak tantenya itu, sudah terhitung 70 kali pertarungan Viola kalah darinya, berawal dari mempertaruhkan ps5 nya, sampai semua barang miliknya habis dan menjadi milik Zeean, Viola masih enggan menyerah, ia masih ingin mempertaruhkan harga dirinya.

"Serius ya? Kalo kalah lo jadi babu gua selamanya loh.." Ejek Zeean sambil bangun dari duduknya melakukan perenggangan.

Zeean menunjukan senyuman miringnya yang semakin terlihat mengesalkan di mata Viola.

Viola kesal sekali, namun ia membenarkan dalam hati ucapan Zeean, 70 kali kalah membuat Viola marah sekali, namun ia juga belum seberani itu untuk mempertaruhkan harga dirinya seperti apa yang ia bilang tadi.

Karena itu, bukannya mengamuk marah seperti bayangan Zeean, Viola malah berkaca- kaca yang kemudian menangis keras.

Zeean panik.

"Lah lah lah kok nangis??"

Zeean mendekati Viola, Viola masih menangis keras walau Zeean mencoba meredakan tangisnya.

Zeean jadi bingung, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan kikuk. Bisa mampus ia oleh tantenya kalo saja tantenya tahu anak kesayangannya ini sedang meraung- raung karena Zeean.

"Udah dong Vioooo, maafin Zeean... iya iya, Vio mau apa? Zeean turutin"

Sama seperti angin berlalu, air mata Viola itu juga jadi berlalu mendengar ujaran Zeean itu.

Zeean yang melihat senyuman yang terbit dari wajah Viola itu hanya merutuk diri sendiri, lagi- lagi ke makan gimik air mata palsu milik Viola.

Dasar bocah, maki Zeean dalam hati.

"Serius ya? Yang bener ya? Oke Zeean jelek! Dengerin gue. Gua mau lo serahin semua harta benda yang udah gua petaruhin!" Ujar Viola meminta namun dengan gaya seperti perampok.

Zeean menggeleng- gelengkan kepala, ia tidak kaget dan sudah menebak bahwa hal itu lah yang akan diminta oleh Viola.

"Hadeh.. lo begini sama gua aja ya? Jangan sama warewolf lain, bisa malu nanti mamah lo!" Kata Zeean menasehati. Viola cemberut seketika.

Warewolf punya rules abadi, pertaruhan adalah segalanya. Warewolf suka petarungan, dan setiap petarungan harus ada yang ditaruhkan, apapun, dari barang yang paling bernilai sampai hal yang tidak ternilai seperti harga diri.

"Yaaa gua duel begini beraninya sama lo doang si Zee.. mana bisa gua lawan warewolf lain, lemah ginih.." keluh Viola lesu.

Zeean menggusak rambut Viola.

"Gapapa Vio, lo itu kuat kok, cuman emang belum puber aja, umur lo masih 100 tahun, tunggu 20 tahun lagi buat bisa tranformasi" hibur Zeean.

Viola hanya mengangguk dengan lesu.

Satu fakta lagi, warewolf punya masa yang disebut sebagai transformasi, kalau di siklus hidup manusia itu disebut sebagai pubertas, perubahan dari warewolf kecil menuju besar, dan masa transformasi itulah yang paling ditunggu oleh para warewolf, karena mereka akan menemukan jati diri dari diri dan kekuatan mereka sendiri, dan biasanya warewolf mengalami tranformasi pada usia mereka yang ke 120 tahun atau lebih.

"Udah, udah, jangan sedih, ambil gih barang- barang lo di kamar gua.. gua mau mandi dulu" ujar Zeean pada Viola.

Viola menatap Zeean, dan sebelum Zeean pergi Viola memeluk Zeean.

Arville High School (fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang