AHS- 7

2.1K 196 31
                                    

"harus bangat kita ketemuan disini?" perempuan demigod itu mengeluh karena malam ini dengan tidak tahu dirinya perempuan di hadapannya itu menelepon untuk menghampirinya, di sebuah motel usang dengan satu kasur reyot yang sangat tidak layak untuk dihuni menurut perempuan demigod yang selalu hidup dengan kemewahan itu.

lawan bicara perempuan demigod itu terkekeh.

"kenapa si? tempat yang kamu liat dengan tatapan menjijikan ini terkenal bangat loh dikalangan warga yang suka bercinta" kata perempuan yang sedang duduk di kasur reyot itu.

perempuan demigod itu berdecih,

"ya karena mereka ga punya uang!" katanya.

"ya saya juga kaya mereka ga punya uang" balas si perempuan itu.

Grace yang adalah perempuan demigod itu menatap sebal,

"lo ga nyuruh gua kesini karena mau make out sama gua kan? please deh Sean! modal sedikit" kata Grace yang sebetulnya tahu Sean tidak mungkin tidak punya uang seperti yang dikatakannya tadi.

Sean terkekeh,

"ya bukan? ngapain juga saya make out sama kamu" katanya meledek Grace,

Grace berdecak, merasa harga dirinya ambruk karena ledekakan Sean.

"to the point deh! lo mau apa" kata Grace.

Sean yang tadinya membuat raut jenaka itu kini berubah raut wajahnya serius.

"sini deh deketan" katanya sambil berdiri lalu menarik Grace,

Grace yang ditarik tiba- tiba itu jelas limbung, keduanya pun jatuh ke atas kasur dengan Grace menindih Sean,

"lo ngapain si?!" merasa posisinya cukup membuat Grace kelabakan, Grace mencoba berdiri dari posisi itu, namun Sean menahannya,

"kita diikutin.." suara Sean lirih tepat di telinga Grace,

bisikan dari Sean itu membuat Grace berhenti memberontak dan tetap di posisi intim itu.

"ada yang mau saya omongin, tapi sebisa mungkin kamu acting kaya kita lagi make out" kata Sean.

Grace menatap Sean, lalu ia menghela nafasnya kasar,

"lo tau kan, lo bisa lepas kendali" kata Grace mengingatkan Sean, Sean tersenyum lalu mengusap pipi tirus demigod itu.

"just do it" kata Sean.

Grace pun tidak lagi mengatakan apa- apa, ia mengambil posisi mencumbu Sean, rahang Sean ia jamah.

"Zeean Lycaon.." Sean berbisik,

"kita harus bunuh dia." lanjut Sean.
















•••

"lo liat deh! gara gara lo leher gua makin merah!" entah berapa kalinya Marsha mengeluh pada Zee yang sedang memakan sereal itu,

mengeluhkan tanda kawin yang dibuat Zee di lehernya, sebetulnya tidak akan Marsha mengeluh jika tanda kawin itu tidak terlalu ketara, namun sayangnya tanda itu semakin dalam karena permainan mereka tadi malam.

"leher gua juga biru kali sama lo" balas Zee.

Marsha mendelik.

"tapi ga sejelas punya gue ya tai!" kata Marsha.

Zee menaikan bahu,

"yaudah si tempel koyo" jawab Zee asal.

Marsha yang kesal itu menghampiri Zee, lalu,

Arville High School (fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang