AHS-22

1K 133 25
                                    

Zeean menghampiri Kian.

"jadi gimana?" tanya Zeean pada Kian.

Kian melirik pada temannya itu,

"mau ga mau si, soalnya dapet temen sekelompok ambis jadi harus ikut ambis" kata Kian menyindir orang di sampingnya.

Zeean terbahak,

"hahaha makasih deh" ujar nya.

Kian tersenyum,

"jangan terimakasih dulu lah, lu liat noh lawannya gila- gila banget, lolos ke  babak selanjutnya aja udah harusnya bersyukur lo" ujar Kian, merujuk pada orang- orang yang sama ambisinya dari Zeean untuk turnamen kali ini.

Zeean sendiri tersenyum miring dan mengedikan bahunya acuh,

"ya kita lihat aja nanti" ujarnya, menatap penuh keyakinan pada Kian.

Kian hanya bisa menggeleng- geleng melihat ambisi besar di mata Zeean itu.

"yaudah, mau ketemu anggota yang lain?" tanya Kian,

Zeean mengangguk saja, kemudian mereka pun menemui anggota kelompok mereka yang lain.











di kelompok satu, semuanya menurut di bawah komando Reva, Marsha sejak tadi nampak hanya diam saja.

"kamu kenapa sayang?" dan Reva menanyainya.

Marsha tersenyum palsu, beracting tidak mengerti.

"kenapa apa nya? aku gapapa kok" begitu katanya.

Reva tidak mengatakan apa- apa lagi tapi ia mengangguk,

kemudian ia kembali memberi perhatian kepada para anggotanya, mengatakan tentang strategi yang dibuatnya.

tentu saja, dengan Marsha yang sambil di peluknya.











bohong jika Zeean sejak tadi tidak memperhatikan Marsha, sejak tadi ia curi- curi pandang sekalipun Kian sedang berdebat dengan anggota lain di kelompok mereka tentang pembagian tugas dan strategy.

"saya tetap berpikir yang terkuat yang harus memimpin" barbarian besar yang namanya Gandara dari keluarga Waltare itu kekeh ingin dirinya menjadi ketua dari kelompok.

"jika diukur dari kekuatan memangnya kau cukup mampu untuk bersaing?" sekarang gantian Mage dari keluarga Hexagon buka suara dan langsung meremehkan si barbarian, mengibarkan bendera perang secara terang- terangan.

Gandara jelas merasa tidak terima, ia mengeluarkan fighting spirit miliknya dengan sengaja,

"kau pikir kau siapa penyihir lemah?!" saut Gandara.

Mage tidak punya fighting spirit seperti suku barbarian, beast dan warewolf yang memang adalah suku para petarung tapi mereka punya circle yang adalah tingkatan ukuran kekuatan mereka, dan Michaella adalah mage circle- 4, yang termasuk ke dalam penyihir yang diakui kuat oleh asosiasi penyihir kerajaan, jadi dengan tanpa masalah Michaella mengeluarkan percikan mana untuk tameng melawan fighting spirit intimidasi Gandara.

di sisi lain Kian dan Zeean saling melirik lalu menghela nafasnya, sedangkan Shella ia merasa senang karena tanpa ia merencanakan sesuatu lagi untuk menghancurkan kelompok Zeean, kelompok Zeean ternyata sudah memiliki konflik antar anggotanya.

Zeean menggaruk kepalanya gatal.

"kalian berdua kuat jadi kenapa kalian tidak jadi ketua secara bersama?" ujar Zeean menginterupsi, ia sedikit mengeluarkan auranya, hanya sedikit untuk kehadirannya disadari kedua mahkluk yang bercekcok itu.

Arville High School (fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang