AHS- 17

1.3K 133 26
                                    

Zeean tersentak, ia bangun dari tidur yang rasanya sangat panjang untuknya, ada ingatan tentang mimpi yang tidak ia mengerti.

di sampingnya ada Marsha, yang ternyata juga ikut terbangun karena dirinya.

"sorry" kata Zeean pada Marsha, memeluk tubuh telanjang itu, meminta maaf karena membuat perempuan di sampingnya itu terbangun.

hubungan keduanya sudah jadi lebih dekat, mereka saat ini jauh dari perdebatan, keduanya jadi saling mengerti satu sama lain, dan tentu saja semakin sering memadu kasih walau hubungan keduanya bukan lah sepasang kekasih.

Marsha yang dipelukan Zeean itu menaruh diri menyesap feromon Zee.

"kenapa? mimpi buruk?" tanya Marsha dengan suara paraunya.

Zeean menggeleng,

"cuman mimpi aneh" kata Zeean sambil melepas dekap setelah mengecup surai yang didekap.

Marsha menatap tubuh telanjang yang bangun dari tidurnya itu.

Zeean ambil baju- bajunya yang berserakan, saat ini ia berada di kamar Marsha, kamar si tuan puteri yang ternyata luasnya lebih berkali- kali lipat kamar di asramanya.

Zeean pertama kali datang saat itu sempat protes, katanya,

"anjir ini mah kesenjangan sosial!" katanya mengarah pada perbedaan kamarnya dan Marsha.

Marsha hanya tertawa saat mendengar itu, dengan sedikit mencubit gemas pada lengan Zeean yang digandengnya.

Zeean sudah rapih,

"lo mau kemana?" tanya Marsha.

Zeean menatap vampire cantik itu,

"latihan" katanya Zeean, mengingat Ragnarok yang sebentar lagi dimulai, Zeean ingin lebih banyak mengusahakan latihannya.

"latihan lagi? gila lo! lo lama- lama jadi maniak latihan tau ga si?!" kata Marsha sebal, ia bangun setengah badan dan menyender pada headboard kasur queensize miliknya.

Zeean terkekeh,

"ya gapapa dong daripada jadi maniak sex kaya lo" kata Zeean membuat satu bantal dikenai telak tubuhnya sebab dilempar Marsha.

"bacot lo! yaudah sana kalo mau pergi! jangan balik lagi!" katanya Marsha marah, bahkan ia sampai menutup sekujur tubuhnya dengan selimut, merajuk.

Zeean tertawa keras.

"dih ambekan" ujar Zeean menghampiri Marsha yang sedang menggulung tubuhnya di dalam selimut.

"nanti gua balik lagi kok, lu kangen gua mulu ya?" kata Zeean meledek, saat ini ia adalah satu- satunya mahkluk di muka bumi ini yang sangat peka terhadap perasaan Marsha.

ini semua sebab ikrar, Zee tidak pernah menyangka bahwa sehabis ikrar segalanya mengalir sejelas suara air terjun yang deras, perasaan Marsha, pikirannya, ia bisa merasakannya sejelas itu.

dan mungkin Zee sebaliknya, berbeda dari Marsha, Zee terkadang tidak terlalu banyak bereskpresi, perasaannya tidak terlalu mudah berganti, ia yang selalu menganggap segala hal tidak penting itu jadi membuat dirinya sendiri tidak banyak berpikir, semuanya seolah tenang, dan tidak menggebu- gebu.

sampai Marsha menemukan celah, perubahan rasa yang hambar itu berganti manis seketika saat Zee melihat nya, melihat pada Marsha, walau wajahnya datar tanpa ekspresi atau nampak nyeleneh tanpa ekspresi yang jelas, perubahan perasaan Zee saat bersamanya terasa sekali berbeda. tadinya Marsha sempat berpikir bahwa itu bukanlah hal yang seperti apa yang ia pikirkan, tapi tidak sekali dua kali, pertemuan mereka selayaknya pematik arum manis di perasaan seorang Zeean.

Arville High School (fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang