AHS-19

1K 142 45
                                    

Ibu kota jadi lebih ramai dari biasanya, itu semua karena perbatasan dibuka secara gratis oleh sang Raja, turnamen Regnarok adalah tradisi yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya, menjadi simbol sendiri dari kerajaan Degras ini, yang sehingga setiap acara tersebut dilaksana semua orang bisa ikut menonton sekalipun bukan rakyat asli kerajaan Degras.

Zeean merasa suntuk, malam ini adalah malam sebelum pertandingan besok akan dimulai, dan malam ini juga adalah kesempatan yang diberikan pihak arville kepada murid- muridnya untuk menghibur diri di luar sekolah, dengan syarat untuk tidak membuat masalah.

Zeean sebetulnya enggan untuk keluar dari asrama, tapi si bebal Kian memaksanya, apalagi tadi saat di kantin tanpa pamit Zeean pergi meninggalkan Kian dengan daging traktiran yang dipesannya, membuat Zeean jadi semakin tidak bisa beralasan untuk menolak.

"lo tau ga Zee.." tiba- tiba Kian membuka suaranya, entah ingin membicarakan apa.

Zee menengok, ia dan Kian saat ini sedang berjalan di pasar kota, entah mencari apa.

"apa?" tanya Zeean.

Kian melirik pada Zee, lalu berkata,

"Reva itu kuat"

Zee yang mendengar itu mengangguk,

"tau kok" katanya seolah itu bukan masalah besar.

"lo ga takut?" tanya Kian lagi.

Zee terkekeh,

"ga" jawab Zee percaya diri.

Kian jadi ikut terkekeh,

"lo emang aneh" kata Kian, dan Zee hanya tersenyum,

"i will take it as a compliment"

keduanya berjalan cukup jauh dari kawasan Arville, Zee tertarik pada toko yang berjejer banyak kalung cantik dipamerkan.

"lo mau beli kalung?" tanya Kian saat Zee mendekat pada toko itu, Zee mengedikan bahunya,

"mau liat liat dulu aja" katanya, dan Kian mengangguk mengerti,

"oke deh, kalo gitu gua mau ke kedai daging itu dulu ya? lo nyusul aja kalo udah selesai liat- liat, gua traktir lo, karena yang kemarin kan ga jadi" ujar Kian.

Zee menggeleng,

"jangan lah, yang kemarin anggep aja lo udah nraktir gue" tolak Zee,

Kian menolak dengan raut wajahnya yang bebal,

"tetep gua pesenin, gua tunggu di kedai oke" kata Kian tidak menerima penolakan, Zee yang mendengar itu hanya bisa menggeleng pasrah pada sikap bebal Kian.

setelah Kian pergi itu Zee mulai melihat- lihat kalung yang dijual di toko itu.

pedagangnya menyapa Zee dan Zee tersenyum membalasnya, ia pun bertanya banyak hal tentang barang yang dijual si pedagang,

sampai jatuh pandangan Zee pada obsidian yang warnanya persis seperti mata milik Marsha jika sedang marah padanya,

sampai jatuh pandangan Zee pada obsidian yang warnanya persis seperti mata milik Marsha jika sedang marah padanya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arville High School (fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang