AHS- 13

1.8K 217 54
                                    

[Flashback]

Gereja bulan merah, adalah satu- satunya gereja yang aktif di kerajaan Degras, yang diakui dan paling banyak dianut kepercayaannya oleh penduduk kerajaan, bahkan paduka Raja dikenal sebagai salah satu petinggi Geraja bulan merah.

Zeean membawa Marsha pada bangunan besar yang di atasnya berlambang bulan merah itu, Marsha menatap Zeean.

"kita ikrar disini?" tanya Marsha.

Zee mengangguk, "lo penganut agama ini kan? lo yang paling tau seluk beluk agama ini, jadi cari orang yang lo percaya buat jadi pendamping sekaligus saksi kita ikrar nanti. lo gamau kan bapak lu tau tentang ikrar kita ini?" kata Zee menjelaskan maksudnya.

Marsha mendadak menatap sinis, serigala bau di depannya ini selalu seenaknya bahkan dia memanggil ayahnya yang seorang bangsawan Raja tanpa embel- embel, kalo dipikir misal ada orang lain yang mendengarnya bisa saja Zeean langsung dihukum mati.

"dengan kata lain lo minta bantuan gua juga kan?" tanya Marsha.

Zee menaikan alisnya sambil matanya memincing, "ya iya?" kata Zee dengan tanya yang mengiyakan.

Marsha tersenyum miring, "beg." singkat, padat dan anjing, Zee sampai kembang kempis hidungnya mendengar.

"ogah anjir!" tolak Zee cepat.

Marsha tersenyum, sudah ia duga tapi disini dia yang menarik tali kekangnya.

"yaudah, kalo gitu ga usah" berbalik dan ingin meninggalkan Zee, Marsha melakukan serangan pertamanya.

Zee diam sejenak, ragu, namun ia merasa gengsi.

"ya yaudah! ga usah! iya gausah" kata Zee sendiri, masih berdiri atas rasa gengsinya, sedangkan Marsha sudah berjalan cukup jauh dari Zee.

Marsha menghitung di setiap langkahnya, sampai di angka ke sepuluh, ada tangan yang menariknya.

"oke, gua mohon sama lo, lo tolongin gua. kita harus ikrar, lo mau kita menangkan jadi plis Sha" suara Zee memohon, walau dirinya sendiri cukup merinding geli pada tingkahnya sendiri yang memohon, sedangkan Marsha tersenyum mendengar kalimat permohonan dari Zee itu, wajah Zee yang kelewat lucu dengan mengerut tidak suka pada apa yang dilakukannya itu membuat Marsha semakin terhibur.

"good girl" kata Marsha sambil mengacak rambut Zee, yang kemudian ia pergi kembali ke arah gereja, dan lagi- lagi meninggalkan Zee yang melongo.

Zee menatap tidak percaya, "sialan" umpatnya karena perlakuan Marsha padanya, Zee kalah telak hari ini.








●●●

Zee duduk manis di samping Marsha, dihadapan mereka ada seorang pendeta dari gereja bulan merah yang katanya adalah ayah baptis dari Marsha.

Zee melihat intens pendeta itu, dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah, tampan adalah satu- satunya penilaian paling jujur yang Zee pikirkan tentang ayah baptis Marsha ini.

Marsha dan pendeta itu sejak tadi mengobrol dengan bahagia, ada perasaan sebal yang Zee rasakan saat melihat Marsha terlihat nyaman saat berinteraksi dengan pendeta muda itu.

"dia vampire, umurnya lebih tua dari paduka Raja" Marsha berbisik pada Zee.

Zee seketika langsung melongo, waduh, sudah panjang sekali ternyata umur pendeta yang ia kira muda itu.

"ada apa gerangan yang mulia tuan putri ingin menemui saya?" pendeta itu bertanya dengan nadanya yang sangat lemah lembut, penuh kesopanan dan penghormatan pada satu- satunya anak Raja itu.

Arville High School (fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang