AHS- 15

2K 191 11
                                    

Dulu sekali, anggap saja saat itu adalah saat dunia ini tidak memiliki apapun selain alam semesta, pohon- pohon yang tinggi, gunung- gunung yang menjulang, lautan luas, dan hanya ada beberapa mahkluk yang masih mencari arti pada kehidupan yang masih dipertanyakan.

beberapa kategori terjadi, ada banyak perubahan semakin tua alam semesta berjalan, makin terlihat berbeda. namun hidup masih tetap berprinsip pada dua kubu, yaitu kebaikan atau keburukan.

hukum alam menjadi satu- satunya simbol pertahanan, hirarki nya jelas dia yang kuat lah yang menjadi pemangsa, berdiri tegak dan membusung dengan fakta bahwa tidak akan ada yang berani menyela.

Alzaikhan namanya, sebuah nama yang diberi pada satu- satunya keputusan bersama dari mahkluk yang ada untuk menentang zat absolut seperti dewa dan alam semesta.

seperti alam semesta butuh keseimbangan, perubahan adalah satu- satunya hal yang bisa dilakukan pada tatanan absolut, hirarki kehidupan, takdir yang sudah tertulis agar semua hal tetap berada di garis kehidupan yang sesuai.

dewa dewi punya pemikiran bahwa mereka mampu mengendalikan segalanya, menguasai alam semesta dan melakukan apapun yang mereka suka.

perasaan keabsolutan dalam diri yang pada akhirnya membuat keseimbangan dunia perlahan terkikis.

Alzaikhan adalah pengharapan, hukuman, duka dan kegelapan dari banyaknya ketidak adilan yang mahkluk mahkluk lain rasakan.

seperti hakim yang dilahirkan untuk tidak salah, tidak benar, dan tidak memiliki perasaan apapun, kecuali persepsi pada ketidakbenaran yang harus diberi keadilan.

Alzaikhan bisa berubah sebagai apa saja, angin yang berhembus, pohon tua yang rantingnya patah, ilalang- ilalang yang sering terinjak, Alzaikhan bisa berupa apa saja.

tapi Alzaikhan paling suka menjadi manusia, memiliki dua tangan, dua kaki, bibir yang bisa berbicara, mata yang bisa melihat, walau tanpa hati yang bisa merasakan.

kehidupan memakan Alzaikhan, tugasnya hanyalah memperhatikan pada apapun yang terjadi pada kehidupan.

tahun demi tahun, abad demi abad, Alzaikhan berjalan sendirian tanpa menua.

sampai dunia ini ada pada tahap perubahan dimana mahkluk mahkluk nya punya kepintaran, kekuatan dan pengetahuan yang luar biasa ada dan berinteraksi.

Alzaikhan melihat ke sana sini, ia baru saja sampai pada sebuah kota di salah satu dataran barat.

Alzaikhan menatap pada sekumpulan manusia yang sedang bersenang- senang.

Alzaikhan berjalan mendekat, baru saja ingin melewati kumpulan ada salah satu dari mereka menghampiri.

"nona!" begitu panggilnya pada Alzaikhan.

Alzaikhan tidak mengatakan apapun tapi diam melihat pada yang memanggilnya itu.

itu gadis kecil, di leher terpasang rantai, Alzaikhan memperhatikannya.

"nona, nona, kedai kami baru saja buka, kami memiliki minuman yang enak, makanan kami juga enak dan hangat" kata gadis kecil itu, gadis kecil itu menatap Alzaikhan dengan penuh pengharapan, melihat seorang nona muda dengan penampilan yang mewah tentu membuat gadis kecil itu tertarik untuk menawarkan kedai milik tuannya.

Alzaikhan tidak menjawab, tapi tangannya yang dipegang gadis kecil itu membuat Alzaikhan melihat pada apa yang tertulis dari jalan hidup gadis kecil itu.

"nona nona kenapa tidak menjawab?? ayo ikut saya, saya akan bawa nona untuk mendapatkan kenyamanan hidup" ujar gadis kecil itu.

Alzaikhan yang ditarik itu mengikuti tanpa kata langkah gadis kecil yang lebih dulu berjalan itu.

"kami punya arak madu, kami juga punya udang merah yang dibakar, kata koki dapur menu kami yang paling enak itu souvlaki! aromanya harum sekali! nona harus mencobanya!" ujar gadis kecil itu dengan semangat menceritakan apapun tentang menu makanan kedai tuannya kepada Alzaikhan.

Alzaikhan dibawa pada salah satu meja di dalam meja.

"nona tunggu disini, saya akan pesankan makanan untuk nona!" ujar gadis kecil itu dan pergi ke tempat dimana koki dapur berada.

Alkaizhan dengan mata hitam pekatnya melihat sekelilingnya, kedai ini megah seperti bangunan- bangunan lainnya.

berabad- abad Alzaikhan mengembara, perubahan zaman nya begitu jauh dari zaman ia pertama kali hadir di dunia ini.

perhatian Alzaikhan seketika teralihkan pada suara kencang yang datangnya dari arah dapur, Alzaikhan mendengarnya, tangisan gadis kecil tadi.

Alzaikhan bangun dari duduknya, melangkah untuk menghampiri dimana tangisan gadis kecil itu terdengar.

"KAU ITU HANYA BUDAK! ANAK SERIGALA SIALAN! GARA GARA KAU BAHAN MAKANAN MILIKU JADI TERBUANG SIA- SIA! MATI SAJA KAU!" lelaki tua dengan penuh amarah menginjak- injak gadis kecil itu.

Alzaikhan melihatnya, bagaimana tubuh kecil itu bahkan tidak mampu untuk melawan.

Alzaikhan masuk ke dalam ruangan itu.

"berhenti." dengan seketika waktu menjadi berhenti.

ada alasan, kenapa Alzaikhan sedari tadi tidak mengatakan apapun sekalipun gadis kecil itu terus mengajaknya bicara, tentu saja karena di setiap ucapan Alzaikhan memiliki kekuatan yang absolut.

Alzaikhan melangkah mendekat pada gadis kecil yang kesakitan itu.

"apa hukuman yang pantas untuk setiap yang berdosa? apa obat yang paling ampuh untuk setiap luka yang digores dengan sengaja?" Alzaikhan menggendong tubuh rapuh itu.

"kaki yang menginjak dengan sombong, mata yang mendelik seolah pantas, tangan yang hanya mampu diam, dan hati yang tidak merasakan sedikit pun kebersalahan atas dosa, maka hukumannya adalah duka yang mendalam yang tidak akan bisa disembuhkan bahkan oleh kematian, hilang lah satu, menderita sekali dan untuk selamanya, aku Alzaikhan meminta yang terkasih dari miliknya terluka atas karma yang dibenih oleh  lelaki itu, entah pasangan, anak, ibu, atau ayahnya, yang paling ia kasihi akan menjadi penderitaan terbesar dalam hidupnya, karena ada harga dalam setiap keburukan dan ada nilai untuk setiap kebaikan." maka terjadilah. waktu kembali berjalan, dan Alzaikhan menanam benih penghukuman, bersama gadis kecil yang berada dipelukannya Alzaikhan pergi dari kedai itu.






tbc...

Arville High School (fanfiction) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang