Chapter 11

4.1K 479 45
                                    




Author kasih double up nih karna komennya rame tadi.















Becky hanya diam sambil menunggu Nam untuk berbicara, mereka sudah berada disini hampir lima menit tetapi Nam belum juga membuka suaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Becky hanya diam sambil menunggu Nam untuk berbicara, mereka sudah berada disini hampir lima menit tetapi Nam belum juga membuka suaranya.

"Kau ingin berbicara apa?"
Cetus Becky sambil melirik Nam.

Nam yang daritadi diam itu langsung menatap Becky dengan serius, ia sedang berusaha menyusun kata-kata agar wanita dihadapannya tersebut mau mendengarkan ucapannya.

"Kamu tidak akan memberitahukan apa yang Freen lakukan kepadamu ke Daddy Freen kan?"
Tanya Nam berusaha terlihat biasa saja.

"Yang mana?"
Becky balik bertanya dengan bingung karena ia tidak mengerti arah pembicaraan Nam.

"Aku tau kalau dirinya pernah kasar kepadamu."

"Bagaimana kau bisa tau?"
Ucap Becky dengan kaget.

"Karena aku sangat mengenal sifat Freen, ia itu terlalu mudah dikontrol dan dikendalikan oleh orang lain."
Jelas Nam sambil menatap Becky.

"Dikendalikan bagaimana?"
Tanya Becky.

"Kau liat sendiri bukan tadi? Vanka dengan mudahnya membuat Freen berpihak kepadanya padahal aku sempat mengira jika Freen sudah berubah karena ia mendorong Vanka."
Jelas Nam mengingat kejadian tadi.

"Ja-jadi sikap Freen selama ini semuanya atas perintah Vanka?"

"Tepat sekali, Wanita itu meminta Freen menerima perjodohan denganmu dan ia juga yang meminta Freen bersikap kasar kepadamu."

"Lalu kenapa Freen mau mengikuti perintahnya?" Tanya Becky.

"Karena Freen tidak punya pendirian, ia sangat labil sehingga dengan mudahnya Vanka bisa mengendalikan hidup Freen. Tapi sepertinya Freen sudah mulai berubah karena tadi adalah pertama kalinya Freen melawan Vanka walau hanya sebentar."

Becky dengan serius menyimak semua ucapan Nam, ia juga mulai berpikir pantas saja jika Freen terlihat selalu berubah-ubah setiap habis pulang bekerja.

"Aku bisa memberikanmu saran untuk melawan Vanka."
Cetus Nam dengan tiba-tiba.

"Bagaimana caranya?"
Becky langsung bertanya dengan cepat.

"Kamu harus membalas perbuatan Vanka."

"Ma-maksudnya?"

"Jika Vanka jahat dan licik maka kamu harus lebih darinya."
Nam menatap Becky dengan serius.

"Bukannya itu sama saja jika aku tidak ada bedanya dengan dia?"
Becky tidak mengerti dengan pikiran Nam yang memberikan dirinya saran seperti itu.

"Karena tidak semua kejahatan harus dibalas dengan kebaikan, terkadang kita juga harus jahat."

Ucapan Nam tersebut membuat Becky terdiam dan tiba-tiba saja terlintas di otaknya tentang kejahatan sang tokoh antagonis dicerita yang ia baca sebelumnya.

Drama Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang