Chapter 16

3.6K 404 30
                                    

Mobil yang di kendarai oleh Freen terlihat sangat hening, kedua orang tersebut fokus dengan pikiran mereka masing-masing hingga tidak terasa mereka akhirnya telah tiba disebuah hotel yang sangat besar dan mewah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil yang di kendarai oleh Freen terlihat sangat hening, kedua orang tersebut fokus dengan pikiran mereka masing-masing hingga tidak terasa mereka akhirnya telah tiba disebuah hotel yang sangat besar dan mewah.

Freen dan Vanka keluar dari mobil secara bersamaan, ketika melihat Freen hendak masuk kedalam hotel, Vanka dengan cepat memeluk lengan Freen dan berjalan mengikuti langkah kaki Freen hingga mereka tiba di depan resepsionis hotel.

"Kami ingin memesan kamar yang sangat mewah."
Ucap Freen dengan menatap resepsionis tersebut.

"Baik, sebentar saya cek dulu."
Jawab resepsionis tersebut sambil melihat layar komputer yang berada dihadapannya.

Vanka yang tidak memiliki rasa malu tersebut terus bergelayut di lengan Freen sehingga membuat Freen merasa risih karena tatapan orang-orang disana, ia bisa menebak jika orang-orang tersebut pasti berpikir jika mereka adalah sepasang kekasih.

Vanka daritadi terus tersenyum, tinggal satu langkah lagi ia akan membuat Freen tidak bisa pergi dari hidupnya. Kali ini ia akan memakai cara licik, ia sudah menyiapkan obat perangsang yang sangat ampuh untuk membuat Freen mau menidurinya nanti.

"Freenn! Vanka!"
Teriak seorang wanita dengan langkah terburu-buru mendatangi mereka.

Freen membelalakkan matanya kaget mendengar teriakan tersebut, sedangkan Vanka terlihat menyeringai menatap wanita tersebut. Freen dengan cepat menghempaskan tangan Vanka yang berada di lengannya, dan menatap Becky dengan panik.

"Kalian ngapain disini!?"
Becky bertanya dengan suara kerasnya.

"Kami mau menginap dong, iyakan sayang."
Balas Vanka dengan tenang dan kembali memeluk lengan Freen.

Lagi-lagi Freen tidak bisa mengendalikan tubuhnya, ia ingin menolak sentuhan Vanka tetapi tubuhnya tidak bisa di gerakkan dan hanya bisa diam seperti patung, bahkan membuka suara untuk menjelaskan saja dirinya tidak bisa.

"Dasar tidak tau malu!"
Ucap Becky dengan menatap remeh Vanka.

"Apa maksudmu hah!!"
Bentak Vanka yang tidak terima.

"Jadi selingkuhan aja bangga."
Sindir Becky dengan tenang, sedangkan Vanka terlihat menggepalkan tangannya menahan emosi.

Tanpa sadar mereka bertiga telah menjadi pusat perhatian hingga beberapa orang berdiri dan berkumpul membentuk lingkaran karena penasaran dengan apa yang terjadi, ada juga dari mereka yang hendak memesan hotel tetapi tidak bisa karena keributan tersebut.

Hingga datang seorang pria tampan yang berpakaian sangat rapi dengan jas formal berwana hitam yang ia kenakan, pria tersebut melangkahkan kakinya dan orang-orang langsung membukakan jalan. Siapa yang tidak mengenal dirinya, ia adalah pemilik dari hotel ini yang datang waktu acara peresmian hotel. Pria itu berhenti tepat di tengah adu mulut Becky dan Vanka.

"Becky?"
Ucap pria tersebut dengan wajah kagetnya.

Becky mengerutkan keningnya dengan bingung karena pria tersebut memanggilnya. "Maaf, anda siapa ya?" Tanya Becky dengan hati-hati takut orang tersebut tersinggung.

Drama Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang