Rasanya masih belum hilang sepenuhnya keterkejutan semua warga sekolah SMA negeri 07 dengan kedatangan Taavi dan gengnya sebelum bel masuk berbunyi beberapa hari yang lalu.
Kini mereka harus menanggung keterkejutan yang lebih dahsyat saat mereka jelas-jelas melihat dengan mata telanjangnya, bagaimana percaya dirinya Taavi hadir ke sekolah dengan tampilan yang berbanding terbalik seratus delapan puluh derajat dengan kebiasaannya.
Bahkan bukan hanya mereka saja yang nampak terkejut. Hugo dan Shoan yang merupakan sahabat terdekat Taavi pun nampak shock sambil berjalan linglung mengikuti Taavi kemanapun dia pergi.
Semua itu terlihat jelas dari kedua bola mata mereka yang melotot tak berkedip serta tak ingin memperhatikan jalannya sama sekali.
Pandangan mereka hanya fokus untuk menatap lekat ke arah punggung sahabatnya yang melenggang santai tanpa ingin memperdulikan sekitarnya.
Seakan-akan Hugo dan Shoan juga tak tahu menahu kalau Taavi akan datang ke sekolah dengan penampilan yang sangat rapi seperti itu.
Pasalnya kali ini dia benar-benar memakai seragamnya hampir mengikuti semua peraturan yang ada.
Semua kancing bajunya hampir menyatu sempurna dengan lubang pasangannya kalau saja satu kancing di kerahnya tidak terbuka dengan seuntai dasi sedikit longgar yang menggantung dari pangkal lehernya.
Ujung baju putihnya yang bersih dan rapi juga masuk kedalam celana abu-abunya dengan sebuah sabuk hitam yang melilit erat di pinggangnya.
Dan bukan hanya itu saja. Kemana perginya rambut kriwul pirang kecoklatan miliknya yang selalu terlihat awut-awutan nan menggemaskan itu?!
Kenapa sekarang mahkota di atas kepalanya itu berganti warna menjadi hitam legam dan tersisir rapi dengan tatanan rambut belah samping?!
"OMG!!" Jazmi yang sebenarnya sedang bercerita heboh sambil duduk berhadap-hadapan dengan Ardan di bangku mereka, mendadak memekik tertahan dengan kedua telapak tangan menutup mulutnya saat dia tak sengaja melihat sosok Taavi berjalan santai ke arah kelasnya.
"Kenapa?" Ardan yang kebetulan saat itu sedang memunggungi jendela kelasnya, reflek membalikkan tubuhnya untuk sekedar mencari tahu penyebab dari reaksi keterkejutan Jazmi.
Dan betapa menyesalnya Ardan setelah berbalik lalu melihat penampilan Taavi.
Dia sungguh tidak menyangka kalau Taavi akan berhasil memenuhi syarat-syarat yang dirinya ajukan semalam tadi.
Padahal dia juga sudah sengaja mengirimkan pesan padanya lewat jam setengah sembilan malam dengan harapan Taavi tidak akan memiliki kesempatan untuk merubah penampilannya sesuai yang dia inginkan.
Tapi sepertinya kerja kerasnya untuk menghindari berpacaran dengan Taavi jadi sia-sia.
"Sial!" Umpatnya dalam hati saat menyadari kalau berarti mulai detik ini, secara tidak langsung dia dan Taavi sudah resmi berpacaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Mischief (End)
FanficCHAPTER KETIGA DAN KEEMPAT TERTUKAR YA 😭 DAN JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTING 😚 "Hidup itu cuma sekali, tak ada salahnya kan, jika sekali saja dalam hidup ini gue mencoba untuk bermain-main?"-Ardan "Mungkin itu memang benar. Tapi kenapa harus hati ya...