S.M~17

177 19 14
                                    

Sejak terungkapnya perselingkuhannya dengan Taavi, hari-hari yang harus Ardan lalui menjadi cukup sulit. Berita jelek tentang perbuatan menyimpang nya dengan Taavi menyebar secepat angin berhembus.

Entah siapa yang pertama kali mengetahui dan menyebarkannya ke semua grup chat kelas SMA Negeri 07 Hingga membuat hampir semua warga sekolah menghindari Ardan dan menatapnya dengan pandangan jijik.

Seakan-akan semua kesalahan hanya terpusat dari Ardan tanpa ada yang mau mengkonfrontasi atau memberinya kesempatan untuk membela diri.

Bahkan lebih parahnya, mereka hanya berani menyerang dan menyalahkan Ardan tanpa mau bertanya ataupun bersinggungan secara langsung dengan Taavi. Seakan-akan Taavi bukanlah pihak yang salah seperti Ardan.

Tapi meski begitu, Ardan berusaha mengabaikan semua perlakuan tidak adil yang dia terima. Dia pun menyingkirkan perasaan jengkel pada bagaimana cepatnya semua orang berubah sikap.

Dimana orang-orang yang dulu memuja-muja dan mengelu elukan betapa tampan, pintar, berbakat serta kharismanya dirinya, kini berbalik untuk mencemoohnya.

Ardan terus menyibukkan dirinya dengan mempersiapkan ujian akhirnya secara matang. Dia juga memfokuskan pikirannya pada berbagai macam syarat serta keterampilan yang harus dia penuhi untuk melamar pekerjaan pada beberapa pabrik besar yang sangat terkenal di daerahnya lebih awal.

Intinya Ardan hanya ingin fokus menata masa depannya. Dia menolak untuk terlarut larut dalam keterpurukan nya terlalu dalam.

Dia berjuang terlalu keras menutupi luka besar yang menganga di dasar hatinya hanya untuk menemukan fakta kalau tidak mungkin bisa semudah itu untuk membuang perasaan rumit yang berkecamuk di dadanya.

Dan meski Ardan memiliki keinginan besar untuk langsung bekerja mengumpulkan pundi-pundi rupiah setelah dia lulus SMA, tak dapat di pungkiri kalau secuil perasaan di hati terdalamnya menginginkan hubungan percintaan yang normal seperti kebanyakan orang.

Dimana dia bisa menikmati masa mudanya dengan cara berbagi segala hal pahit dan manis dengan kekasihnya, berjalan-jalan bergandengan tangan dimana pun tanpa takut ada sepasang mata yang melihatnya, dan terhindar dari cercaan semua orang hanya karena dia mencintai ataupun dicintai oleh seseorang.

Makanya di tengah-tengah kesibukannya, Ardan jadi sering mendapati dirinya mulai menyesali kenakalan yang telah membuatnya terjebak dalam hubungan yang rumit dengan sahabat serta kekasihnya.

Ardan terus bertanya-tanya dalam hati kenapa dia mampu menghianati Jazmi hanya untuk menyadari kenyataan, kalau sebenarnya Ardan sudah cukup lama memiliki perasaan cinta pada Taavi.

Bisa dibilang sejak pertama kali Ardan melihat murid pindahan yang tampan itu, dia sudah memiliki ketertarikan padanya.

Hanya saja kurangnya pengalaman serta sikap dan penampilan Taavi yang sangat berkebalikan dengan tipe idealnya, membuat indra Ardan menjadi tumpul.

Alih-alih menyadari rasa sukanya yang semakin besar pada Taavi, Ardan hanya memperhatikan pada sebagaimana terganggu serta jengkelnya perasaannya tiap kali melihat Taavi dan gengnya datang terlambat ke sekolah dan bersedia menerima hukuman dari guru BP begitu saja.

Yang tanpa Ardan sadari, kebiasaannya untuk selalu menatap keluar jendela hanya menambah percikan-percikan ketertarikannya pada Taavi.

Konyolnya. Di saat Ardan menyadari semua itu, kini semuanya sudah terlambat. Dia merasa hubungannya dengan Taavi sudah menemui jalan buntu karena itu hanya akan menambah kebencian Jazmi padanya.

Sweet Mischief (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang