S.M~16

144 20 10
                                    

#HappyJinDay2022
#OurBelovedKimSeokjin

©®©®©®©®©®©®©®















Selama acara kecil perayaan ulang tahun Jefrey berlangsung, mata elang Taavi tak henti-hentinya mengawasi interaksi Ardan dengan Jefrey.

Berulang kali dia mengeraskan rahangnya yang runcing dengan kepalan tangan yang juga mengerat tiap kali Jefrey membelai mesra kulit Ardan dari luar bajunya.

Bahkan Taavi tidak ingin perduli meski Jazmi jelas-jelas telah memergokinya sedang memelototi tangan Jefrey yang bergerak perlahan untuk mengusap daging lembut yang terletak di bagian dalam paha Ardan saat mereka tengah berbicara.

Taavi serasa hilang akal. Sejujurnya dia ingin merebut Ardan dari pelukan Jefrey seketika itu juga dan meneriak kan pada semua orang kalau Ardan adalah miliknya.

Dan hanya miliknya. Jadi mau itu Jefrey atau siapapun orangnya, tidak ada yang berhak untuk menyentuh Ardan kecuali dirinya.

Andai saja Taavi tidak mengingat perjanjiannya dengan Ardan yang mengharuskan mereka menyembunyikan hubungannya dengan tetap mempertahankan hubungan yang sebelumnya.

Mungkin sekarang dia sudah membawa Ardan pergi dari cafe itu tanpa memperdulikan Jazmi dan Jefrey yang pasti akan mempertanyakan perbuatannya.

Tapi apa yang bisa Taavi lakukan? Dia khawatir Ardan akan marah padanya jika dia nekat seperti itu. Jadi semua itu hanya ada dalam angannya.

Taavi hanya berharap, semoga Jefrey tidak akan melakukan hal lain yang mungkin bisa memicu amarahnya.

Karena jika itu sampai terjadi, Taavi tidak yakin apakah dia masih bisa mempertahankan akal sehatnya atau tidak.

.

.

.

.

.

"Sebenernya elu kenapa sih, sayang?"-Jazmi

Di saat Taavi pamit ke kamar mandi untuk mendinginkan otak dan perasaannya yang terus menerus terbakar, Jazmi menyusulnya karena merasa tidak nyaman dengan sikap Taavi yang kelihatan jelas kalau dia tidak menyukai Jefrey.

"Kenapa elu kelihatan gak menyukai kak Jefrey?" Jazmi bertanya to the point karena Taavi hanya mengabaikannya.

Taavi langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang memercikkan air ke mukanya di wastafel. Dia menatap intens pada Jazmi yang berdiri tepat di belakangnya lewat pantulan cermin.

"Kata siapa?" Taavi bertanya sambil menegakkan tubuhnya lalu menghadap ke samping untuk mengambil beberapa lembar tisu.

Dia mengeringkan wajahnya dengan tisu tisu itu sebelum membuangnya ke tong sampah dan berdiri tepat di hadapan Jazmi yang masih menunggu jawaban darinya dengan kedua tangan tersilang di depan dada.

Dari gerakan Jazmi yang tidak berhenti mengetuk ngetuk kan jari telunjuknya ke lengan atasnya, dan juga gigitan terus-menerus di sudut bibir tebalnya, Taavi tahu kalau Jazmi sudah merasa tidak sabar sekaligus khawatir.

Entah apa yang membuat Jazmi jadi bersikap seperti itu, Taavi sama sekali tidak tertarik untuk mengetahuinya.

Saat ini pikirannya hanya di penuhi akan sesuatu yang mungkin bisa dilakukan oleh Ardan dengan kekasihnya yang lain, ketika mereka di tinggal hanya berduaan di salah satu sudut ruangan dalam gedung yang mereka pijaki ini.

Sweet Mischief (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang