Elgara terbangun di atas ranjang oversize miliknya, kamar dengan serba-serbi hitam putih itu, terlihat mewah dengan miniatur emas.
Elgar adalah anak satu-satunya dari sepasang suami-istri.
Ayahnya memiliki sebuah industri Film terbesar di Asia, dan puluhan bar yang menyebar di seluruh Asia.
Ibunya adalah seorang chef wanita, memiliki beberapa cabang restaurant di Amsterdam, dan New York.
###
Pagi ini, hawa sejuk kota Amsterdam terasa sangat nikmat. Elgara mengenakan kemeja berwarna putih, serta jas hitam duduk di kursi balkon. Menikmati panas nya kopi hitam.
Drtt...
Drtt...
"Hallo?"
"Good morning sir, untuk hari ini bisa lebih cepat pergi ke kantor?"
"Sure. Tunggu saya 30 menit lagi"
"Baiklah.. thank you sir"
Tut..
Tut..
Elgar mengambil handphone di atas nakas, dan berlalu menuruni anak tangga rumahnya.
"Hey, good morning boy. Mau kemana sepagi ini?" Ucap wanita paruh baya, yang sedang duduk terdiam di atas sofa sembari menonton drama.
"Morning too mam, putramu ini akan menjadi orang yang sibuk kedepannya." Ucap Elgara dengan senyum tipis terukir di bibirnya.
"Huh, baiklah. Sekarang kau mau kemana?" Tanya Wanita paruh baya itu.
"Mau ke kantor, jam 9 akan dilaksanakan rapat untuk film baru. Dan Juga untuk sutradara baru, kita mengambil seorang fotografer terkenal, Yang juga dapat menyutradarai film" ucap Elgara, berjalan menghampiri sang ibu. Memeluk wanita itu penuh kasih sayang.
"Baiklah, hati-hati. Jangan berkendara terlalu kencang nak" ucap ibu Elgar, dan mencium pipi sang anak.
"Ayolah ibu, berhenti mencium ku seperti itu. Aku ini sudah dewasa" ucao Elgar merengek pada ibunya.
Wanita paruh baya itu hanya tersenyum, Elgar pun berlalu ke arah garasi, tempat dimana mobilnya diparkir.
Pria itu melajukan mobilnya dengan laju, menyalip kendaraan lain.
###
Tak sampai 20 menit, mobil terparkir Sempurna di parkiran kantor. Tak lama Elgar menuruni mobil, dan masuk kedalam kantor. Menaiki lift, menuju lantai 30, tempat ruangan Elgar berada.
"Morning sir, untuk jadwal hari ini akan saya sebutkan." Ucap sekertaris cantik, dengan body sexy, mengenakan rok span berwarna hitam seatas lutut.
"Okey" ucap Elgar singkat.
"Untuk hari ini, jam 9 di adakan sebuah rapat membahas perihal film terbaru, dan digantinya Sutradara Rajesh, dengan Tuan Javier.
Setelah itu anda akan makan siang bersama Tuan Javier di restaurant X. " Ucap sekertaris."Hanya itu?" Tanya Elgar singkat.
"Yes Sir. Saya izin keluar" ucap Sekertaris tersebut.
"Ah, Mila, wait." Cegah Elgar pada gadis itu.
"Saya akan pergi ke lokasi syuting setelah makan siang. Guna melihat keadaan" lanjut Elgar pada Mila sang sekertaris.
"Baik Tuan, akan saya atur, jika sudah boleh saya kembali?" Tanya Mila pada Elgar, pria itu mengangguk.
Elgar hanya akan tersenyum kepada Ayah dan Ibunya, pria itu tidak pernah sekalipun tersenyum di hadapan publik.
###

KAMU SEDANG MEMBACA
Javiel [END]
Fanfiction[ minimal vote lah kakkk] "aku mencintaimu! Aku menyukaimu, kau adalah milikku, Javier ferdice" ucap Elgar dengan nada penuh penekanan. Javier tersenyum senang dengan pengakuan Elgar, yang selama ini ia tunggu. "A-ahh shh " desah Elgar tak tertahan...