Pagi ini Elgar tengah duduk bersantai di balkon rumah.
"Javier, dimana pria itu. Huh aku bahkan merindukannya, tapi tidak mungkin!" Ucap Elgar sembari tersenyum malu, di temani sebuah minuman matcha hangat.
Elgar tersenyum ke arah langit biru, menatap langit bak wajah Javier Ferdice.
"OH SIALAN! KENAPA PIKIRANKU SELALU MEMIKIRKAN PRIA ITU BRENGSEK" teriak Elgar sembari memukuli kepalanya.
Drrtt..
Drrtt..
Panggilan suara dari Javier
"Pagi bub"
"Sialan, kau sepagi ini sudah berani menganggu ku, Javier Ferdice?"
"Aku merindukanmu sayang"
"Tidak untukku, Tuan Javier"
"Aku akan membuat mu tidak dapat hidup tanpa kehadiranku, Elgara Damiyan"
"Impossible"
"Urusanmu, aku akan kerumah mu sekarang. "
Tut..
Telepon dimatikan sepihak oleh Javier, Elgara tersenyum bahagia pagi itu.
"Sialan, kenapa pria itu selalu membuatku tersenyum malu seperti ini?" Ucap Elgar sembari menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangan.
Elgar duduk menatap handphone yang tengah dipegangnya, angin Amsterdam kala pagi nyaris menusuk kalbu.
Beberapa menit kemudian, terdapat mobil Putih masuk ke pekarangan rumah Mewah milik Elgar.
Elgar menatap mobik itu nyalang, "sialan, Javier benar-benar menjemputku" ucap Elgar sembari berlari masuk ke dalam kamar, dan menutup pintu balkon.
###
Sedangkan di lantai bawah, Javier menatap ke arah balkon kamar Elgar, melihat pria itu berlari masuk ke dalam kamarnya dengan tergesa.
Ting
Ting
Ting
Suara bell rumah terdengar, Javier menunggu sang pemilik membuka pintu rumah.
Ceklek
Suara pintu terbuka, Javier di sambut hangat oleh seorang art yang begitu cantik, menggunakan pakaian berwarna hitam dengan celana putih.
"Selamat pagi Tuan, ada yang bisa di bantu?" Tanya Art muda itu.
"Ya, saya mencari Tuan Elgara Damiyan" jawab Javier, art utu mengangguk paham pada Javier.
"Baiklah, saya panggilkan Tuan muda dulu, silahkan duduk" ucap Art itu.
Art itu berjalan ke arah anak tangga, menaikinya satu persatu guna pergi ke kamar milik Elgar.
Javier tengah terduduk di bangku teras rumah. Pria itu memainkan ponselnya, sembari menatap sekeliling rumah Milik Elgara
###
Disisi lain, suara ketukan pintu dari luar kamar Elgara terdengar. Sang empu sedang tenggelam dalam selimut hitam besar.
"Selamat pagi Tuan Elgar" panggil Art di luar sana.
Tak kunjung di Bukakan pintu, art itu kembali turun ke lantai dasar, menemui pria yang mencari Tuan mudanya.
"Maaf sebelumnya, sepertinya tuan Muda Elgar masih tertidur" ucap Art itu, Javier tersenyum tipis melihat kelakuan Elgara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Javiel [END]
Fiksi Penggemar[ minimal vote lah kakkk] "aku mencintaimu! Aku menyukaimu, kau adalah milikku, Javier ferdice" ucap Elgar dengan nada penuh penekanan. Javier tersenyum senang dengan pengakuan Elgar, yang selama ini ia tunggu. "A-ahh shh " desah Elgar tak tertahan...