Setelah kejadian semalam, punggung Javier kini penuh memar bekas cakaran dari Elgar.
Sedangkan Elgar, bagian belakang pria itu terasa perih, dan tak dapat berjalan dengan normal.
"Huh, pagi bub. Bagaimana semalam?" Tanya Javier menganggu mimpi panjang milik Elgar.
"Oh shit, pantatku terasa perih" ucap Elgar tak jadi duduk. Pria itu menatap Javier penuh dendam.
"Kenapa kau semalam melakukan hal ini lahi kepadaku JAVIER?" Tanya Elgar dengan berteriak di akhir kalimatnya.
"Oh, bub. Bukan aku yang melakukannya, tapi kau yang memancingku sayang" jawab Javier, sembari Membantu Elgar terduduk.
"Apakah se sakit itu, istriku?" Lanjut Javier.
Elgar yang mendengar ucapan Javier pun melirik tak suka.
"ingat Tuan Javier, aku bersedia menjadi kekasihmu, asalkan aku menjadi suami!" Ucap Elgar tepat di depan wajah Javier. Pria itu yang menatap Elgar pun mengecup bibir Elgar sekilas.
"Sudahlah bub, kau di takdirkan menjadi istriku. Sekarang ayo kita mandi" ucap Javier sembari menuntun Elgar ke arah kamar mandi.
"Oh sialan, jika aku bisa, aku tidak akan bersedia dimandikan oleh pria Bajingan sepertimu Tuan Javier." Jawab Elgar sembari berjalan tertatih-tatih ke arah kamar mandi.
Kini Elgar tengah duduk di atas closet, Tubuh kekarnya kini di mandikan oleh seorang yang yang ia Sangat benci.
Javier dengan telaten menyabun setiap inci tubuh Elgar. Sesekali ia meremas dada milik sang empu, hingga menimbulkan suara erangan lirih dari sang empu.
"Eghh" suara Elgar terdengar di telinga Javier.
Javier menyabun area sekitar selangkangan Elgar, ia menatap sang empu dengan nakal.
"Bajingan, aku tidak suka tatapanmu. Aku bisa sendiri" ucap Elgar, namun tak di gubris eh Javier.
Javier sesekali menjahili Elga, dengan meremas pelan kejantanan pria itu.
"Ahh shh" suara Elgar lagi-lagi keluar, terdengar oleh telinga Javier.
"Oh sialan kau Javier, jangan menggoda ku" teriak Elgar pada Javier, sembari memukul bahu pria itu.
"Kenapa aku tidak boleh menggodamu? Sedangkan kau selalu menggoda ku. Bukan kah itu tidak adil?" Tanya Javier. Elgar hanya terdiam malu, sembari menikmati setiap inci tubuh nya du sentuh oleh Javier.
###
Ritual mandi mereka pun selesai, kini Javier tengah membawa Elgar ke arah meja makan.
Menu sarapan pagi ini adalah sebuah bubur, dan teh hangat.
"Aku aku menghangatkan bubur ini terlebih dahulu, di dalam microwave. Tunggu" ucap Javier, Elgar hanya diam tanpa berkata apapun.
"Bub.." panggil Javier pada Elgar
"Hohoho berhenti memanggilku bub. Ku kira aku sebuah bubuk?" Tanya Elgar pada Javier.
"Namamu sangat panjang, aku suka memanggilmu bub." Ucap Javier dengan jujur.
Tak lama bubur di keluarkan dari microwave, mereka memakan bubur itu dengan hening. Menikmati masakan pagi JAVIER.
"Bagaimana BUB? Bukankah ini enak?" Tanya Javier pada Elgar, pria itu hanya mengangguk-angguk.
"Oh, sudah pantaskah aku menjadi suami mu?" Tanya Javier lagi.
Namun tak lama Elgar menyemburkan bubur dari dalam mulutnya, ke arah lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Javiel [END]
Hayran Kurgu[ minimal vote lah kakkk] "aku mencintaimu! Aku menyukaimu, kau adalah milikku, Javier ferdice" ucap Elgar dengan nada penuh penekanan. Javier tersenyum senang dengan pengakuan Elgar, yang selama ini ia tunggu. "A-ahh shh " desah Elgar tak tertahan...