Javier dan Elgar tengah duduk di balkonnya hotel. Mereka berbicara santai, Javier tengah duduk memangku Elgar. Sang empu menatap wajah Javier yang begitu sempurna.
"Apa yang membuatmu menjadi suka padaku?" Tanya Javier sembari menarik pinggang Elgar agar lebih dekat dengannya
"Tidak tau, kau adalah pria aneh yang ku temui. Dan anehnya aku jatuh cinta dengan mu" jawab Elgar sembari tersenyum manis.
"Huh, kau juga pria aneh Bub. Tapi aku juga tetap mencintaimu" ucap Javier sembari mengecup singkat pada bibir tipis milik Elgar.
"Javier, berhenti menciumku secara mendadak!" Tegas Elgar.
"Aku selalu ingin mencium bibir manis mu, setiap melihatnya sayang" jawab Javier, sembari menarik tengkuk Elgar dan menenggelamkan wajah pria itu di tengkuk leher milik Javier.
"Javier, kita akan kembali ke Amsterdam esok pagi" ucap Elgar tiba-tiba.
"Hah? Bukankah kau kata jika kita akan di Roma selama satu sampai dua minggu?" Tanya Javier.
"James akan kembali ke Tokyo 2 hari lagi, aku akan menemani pria itu di Amsterdam esok hari" ucap Elgar pada.
"Baiklah, tapi jangan sampai keu jatuh hati dengan James" peringat Javier, yang di balas anggukan oleh Elgar.
"Aku tidak janji" ucap Elgar, lalu melumat lembut bibir Javier.
"Emphh" Suara Javier terdengar.
###
Javier tengah tertidur dalam pelukan hangat Elgar, kedua pria itu tengah berkelana dalam panjangnya dunia mimpi.
Javier menatap lekat wajah pria di sampingnya.
"Bub, let's wake up dear.. hari mulai petang, ayo mandi" Ucap Javier sembari menepuk pelan pipi Elgara.
"Hem.. iya" jawab Elgar dengan suara khas bangun tidur sembari membuka matanya perlahan.
Tatapan Elgar langsung tertuju dengan pria di sampingnya.
"Jam berapa sekarang, javier?" Tanya Elgar sembari memeluk kembali pria di sampingnya, lalu menenggelamkan kepalanya dalam dada bidang mili Javier.
"Sekarang pukul empat sore, ayo mandi" ucap Javier sembari menarik tubuh Elgar guna bangun dari posisi tidurnya.
"Emhh" desah Elgar malas untuk bangun dari tidur siangnya.
Javier yang tak sabar pun menarik tubuh Elgar dalam gendongannya.
"Ughh, kau sungguh berat sayang" kata Javier, mendapatkan pukulan lirih dari Elgar
"Tutup mulut sialan mu itu, Javier!" Marah Elga pada Javier, dengan bibir cemberut.
###
Kini Javier dan Elgar tengah selesai mandi. Javier tengah sibuk dengan layar laptop di hadapannya, jarinya menari-nari di atas keyboard laptop dengan lentik.
Sedangkan Elgar duduj merenung di balkon kamar hotel, menatap Langit kota Roma yang mulai gelap.
Javier menoleh ke arah sang kekasih berada, menaruh laptop tersebut di atas nakas samping kasur. Pria itu menghampiri Elgar, dan memeluk pinggang sang empu dari belakang.
Kepala Javier bertumpu di atas bahu milik Elgar.
"Apa yang kau lakukan bub? Angin malam tidak baik untuk kesehatanmu" bisik Javier tepat di telinganya milik Elgar.
Elgar berbalik badan, wajah Elgar berada tepat didepan wajah Javier, pria itu tersenyum kecut pada sang pemilik wajah di hadapannya.
"Javier, apa kau tidak takut?" Tanya Elgar tiba-tiba. Javier tampak bingung dengan apa yang Pria itu katakan.
"Untuk apa sayang?" Tanya Javier, menangkup kedua pipi Milik Pria dihadapannya.
"Kita, memiliki sebuah hubungan yang melanggar norma" ucap Elgar, dengan raut sedih.
"Bub.." Javier menatap Elgar parau. Raut wajah Javier yang tadinya tersenyum manis, kini datar tanpa ekspresi.
"Javier, aku takut hubungan kita akan di tentang oleh Daddy dan Momy" lanjut Elgar, pria itu memeluk javier, tubuhnya bergetar.
"Kita jalani saja, "jawab Javier dengan mata berkaca-kaca.
Javier mencium puncuk kepala Elgar, Pria itu memeluk sang kekasih dengan Erat.
###
Javier dan Elgar tengah berada di sebuah Restaurant bintang lima. Dengan pakaian rapih mereka tengah memakan sebuah hidangan mewah yang tengah berada di hadapannya.
Semenjak percakapan di balkon tadi, Elgar dan Javier tak begitu banyak membuka topik pembicaraannya.
Jevier sesekali melirik ke arah Elgar diam-diam. Pria di hadapannya itu tak begitu banyak bicara, bahkan Elgar hanya menampakkan wajah datar, persis dengan mereka awal bertemu.
"Bub, jangan lupa jam 8 pagi pesawat take off" ucap Javier tiba-tiba, Elgar tak menanggapi perkataan pria di hadapannya.
Elgar hanya mengangguk singkat, sembari menatap Javier sekilas.
"Cepat habiskan makan mu, aku akan mengajakmu ketaman kota" ucap Javier, Elgar menatap pria di hadapannya datar.
"Iya" jawab Elgar singkat.
"Oh ya bub, bagaimana keadaan Nyonya Flores?" Tanya Javier pada Elgar.
"Ibu kian hari kian membaik, " jawab Elgar sembari memakan dessert di hadapannya.
"Syukurlah.. lebih baik saat kita pulang dari Roma, kita harus menjenguk Nyonya Flores" ucap Javier.
"Tentu, aku juga merindukan ibu" jawab Elgar sembari menganggukan kepala.
###
Javier dan Elgar berada di sebuah taman, banyak orang berlalu lalang bersama para kekasih atau temannya.
Javier dan Elgar duduk, sembari berbincang santai. Angin malam kota roma nyaris menusuk kalbu, Elgar bersender di bahu tegap milik Javier.
"Javier, dunia memiliki norma. Tapi kita juga saling memiliki cinta" ucap Elgar tiba-tiba.
"Jangan membahas masalah itu, Sayang." Jawab Javier sembari mengelus lembut pucuk kepala Elgar.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
Javiel [END]
أدب الهواة[ minimal vote lah kakkk] "aku mencintaimu! Aku menyukaimu, kau adalah milikku, Javier ferdice" ucap Elgar dengan nada penuh penekanan. Javier tersenyum senang dengan pengakuan Elgar, yang selama ini ia tunggu. "A-ahh shh " desah Elgar tak tertahan...