INTRO: Prolog!

2.3K 130 15
                                    

Jika, dunia tak lagi menginginkan aku ada di sini tolong bantu aku untuk menghilang dari dunia ini.

Jika, tuhan tak lagi menginginkanku bernafas di dunia ini tolong ambil nyawaku sekarang juga.

Jika, semesta ini tak ingin lagi melihatku mengukir senyum di bibirku tolong lenyapkan aku dari semesta ini. Dan, jangan lagi membuatku terus menangis merasakan takdir yang begitu kejam ini, aku tahu jika setiap kehidupan di dunia ini semuanya kejam namun apakah tidak bisa jika memberikan sedikit saja kebahagiaan kepadaku? apakah sesulit itukah? tuhan? aku hanya ingin minta satu permintaan saja, yaitu kebahagiaanku bersama orang yang aku cintai.

•••••••

Zee pruk panich, ia adalah suamiku. Yah, kami sudah menikah selama satu bulan, jika kalian mengira pernikahan karena cinta dugaan kalian salah. Kami menikah karena di landasi oleh sebuah paksaan yaitu Perjodohan.

Jika kalian bertanya aku mencintainya atau tidak jawabanku adalah Iya. Tapi, berbeda jika kalian bertanya tentang perasaan Hia Zee kepadaku karena tentu jawabannya adalah Tidak. Aku mencintainya bukan karena hal lain, tapi aku tulus mencintainya karena ia adalah suamiku sekarang, meski pernikahan ini hanya perjodohan namun bagiku pernikahan ini adalah sebuah takdir untuk hidupku yang tidak pernah bisa aku hindari.

•••••••

"Hia, bisakah kamu melihat ke arahku saat aku sedang berbicara?" ucap new dengan pandangan sedih dan mulut yang bergetar.

Zee, ia trus menatap dokumen yang berada di tangannya tanpa menoleh ke arah sang istri.

"Hia...

"Berbicaralah selagi aku mendengarkan" balas zee dengan nada suara dingin dan tegas.

"Namun, apakah kau akan menjawab jika aku berkata, aku mencintaimu?" tanya new yang sudah lelah dengan segalanya apalagi dengan sikap sang suami yang memperlakukan dirinya seperti sampah.

"Tidak"

Zee mendongakkan wajahnya menatap nunew yang berdiri di hadapannya, "Selamanya, jawaban itu akan tetap...dan tidak akan pernah berubah untuk selamanya" Sambung zee dengan tatapan yang begitu dingin di berikan kepada nunew.

Tess...

Cairan bening kini menetes dari pelupuk matanya. Yeah, nunew menangis di hadapan zee. Ini adalah pertama kali dirinya menangis di hadapan seseorang yang sudah sah menjadi suaminya.

"Jika kau ingin aku jujur padamu tentang perasaanku, Okey. aku akan jujur...dengarkan baik-baik dan pikirlah dengan otak kecilmu itu Nunew Chawarin. Jika bukan karena ayahku menjodohkanku denganmu aku juga tidak akan sudi menikah dengan pria sepertimu, Apa yang menarik dari dirimu? kau hanya anak panti asuhan yang tidak tahu di mana kastamu berada, Jika kau anggap semua ini takdir untuk hidupmu maka berbanding kebalik denganku, Bagiku semua ini bukan takdir melainkan malapetaka bagi hidupku. Oh, dan satu lagi. Aku mempunyai orang yang aku cintai sendiri dan sudah jelas orang itu bukanlah dirimu. Janistar Phomphadungchepp, aku sangat mencintainya dan tidak ada yang bisa membuat cintaku hilang darinya apalagi kau!" jelas zee untuk sekian kalinya.

Nunew, ia tidak bisa mengatakan apapun lagi di hadapan zee. Baginya, perkataan zee itu mutlak dan tidak bisa di sangkal lagi.

Sedih, sakit hati, marah. Entahlah, hati nunew sudah sangat hancur untuk persekian kalinya dengan orang yang sama. Dirinya tahu jika zee tidak mungkin dan tidak akan pernah mencintainya, namun bisakah zee tidak mengatakannya nama orang yang di cintanya di hadapan dirinya? ketahuilah itu sangat menyakiti hatinya.

"Ak-aku...Aku tahu, Hia" ucap nunew lirih sambil menundukan kepalanya untuk menutupi kesedihannya.

•••••••

ZEE PRUK PANICH
30 Tahun
CEO

NUNEW CHAWARIN
22 TAHUN
ISTRI SAH TUAN PANICH

Janistar Phomphadungchepp
27 TAHUN
KEKASIH ZEE PRUK PANICH

ZEENUNEW: BayanganMu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang