Chapter 4: KesakitanKu!

936 107 8
                                    

Dear Diary!

Nunew chawarin

Di malam ini, aku duduk termenung.
Memandang bintang yang indah di atas sana, dengan angin yang sejuk menerpa wajahku.
Aku bersedih namun bibirku tersenyum, entah apa yang membuatku seperti ini tapi ketahuilah perasaaku sekarang begitu sangat sulit untuk di terka.

Aku ingin berteriak sekeras mungkin untuk meluapkan kesedihanku, tapi mengapa semua itu sangat sulit?.

Langit, bolehkah aku bertanya?

Sampai kapan penderitaanku berakhir?

Aku sungguh lelah, rasanya ingin aku menyerah. Menghilang tanpa jejak, Pergi tanpa kembali, Aku ingin melupakan tanpa terus mengingat.

Aku ingin menjadi salah satu jejeran bintang di atas langitmu, Agar aku tidak merasakan sakit yang terus menderaku.
Aku ingin pergi ke istanamu, Tuhan.

Nunew, matanya terus memandang ke langit dengan pandangan sendu lewat kaca jendelanya. "Bunda, aku merindukanmu" gumamnya lirih.

"Sedang apa bunda disana? apakah bunda bahagia?, nunew ingin bunda tahu jika nunew sangat merindukan bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sedang apa bunda disana? apakah bunda bahagia?, nunew ingin bunda tahu jika nunew sangat merindukan bunda...Maaf, jika selama ini nunew berbohong kepada bunda jika nunew baik-baik saja, tapi sekarang bunda pasti sudah tahu jika hidup nunew selama disini sangat buruk..Mereka, terus menghina dan menyiksaku bunda, tapi nunew berharap bunda tidak dendam pada keluarga panich...karena nunew yakin keluarga panich akan berubah suatu saat ini, dan sekarang tugas nunew hanya terus bersabar agar semuanya baik-baik saja" ucap nunew.

Nunew menempelkan kepalanya ke kaca jendela dengan pandangan yang kosong, lalu bergumam kembali. "Tapi, salahkah jika nunew ingin menyerah? salahkah jika nunew ingin mengakhiri semua cerita ini? bolehkah jika nunew berkata Sangat Lelah?" Gumam nunew dengan nada yang begitu miris dan terkesan putus asa.

Nunew kembali terdiam, namun matanya tak henti meneteskan air matanya. Dan, semua itu tanpa nunew sadari ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikannya dari ambang pintu, sudah belasan menit yang lalu dan orang itu mendengar sekaligus melihat apa yang nunew lakukan, dengan pandangan yang sulit di artikan langkah kakinya membawa dirinya mendekat ke arah nunew. Nunew yang sejak tadi tidak merasakan kehadiran orang tersebut hanya bisa terdiam, hingga langkah orang itu berhenti tepat di samping nunew, lalu melontarkan satu kalimat yang membuat nunew terdiam kembali untuk sekian kalinya.

Bukan, kalimat yang di lontarkannya bukanlah kalimat penenang melainkan kalimat yang membuat hati nunew kembali sakit.

"Hapus air mata tidak berhargamu, Bocah. Aku tidak ingin rumahku di banjiri oleh air matamu yang Kotor itu" ucap zee dengan kejamnya.

ZEENUNEW: BayanganMu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang