Cairan berwarna merah kini merembes di permukaan kulit pucatnya, suara rintihan kesakitan terdengar mendengung ke setiap sudut ruangan. Dirinya menangis, menahan gejolak kesakitan yang tercipta di kulitnyaㅡSayatan benda tajam menggores kulitnya setiap kali dirinya merintih.
"S-sa-kit" bibirnya terus mengucapkan kalimat itu, namun mulutnya seperti tidak lagi mengeluarkan suaranya, bibir itu; berucap tanpa suara dan hanya memperlihatkan bibirnya yang berkomat-kamit.
Srettt!
Pisau itu, benda tajam itu, lagi dan lagi menembus kedalam kulitnya hingga mengeluarkan cairan berwarna merah segarㅡdarah. Sungguh, ini semua sangat menyakitkan untuk dirinya yang lemah dan rapuh.
"Phi joss, phi james, Hia. T-tolong"
Didalam hatinya ia ingin berteriak dengan keras, meminta tolong pada orang yang bisa melindunginya. Namun, apakah mereka semua mampu mendengar rintihan penderitaannya itu? apakah mereka semua akan menolong dirinya dari iblis yang kini sedang menyiksanya? dan mampukah mereka semua menolong dirinya saat malaikat maut siap menjemputnya?.
"Ck!, inilah pembalasan untukmu yang sudah mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku" dengan sorot mata yang begitu tajam, ia kembali menggoreskan pisau yang berada di genggaman tangannya kepada kulit seseorang yang saat ini sedang dirinya siksa.
"Nunew chawarin, bisa saja aku langsung membunuhmu. Namun, sepertinya akan jauh lebih menyenangkan jika aku melukai kulit mulusmu terlebih dahulu dengan benda kesayanganku ini" ucapnya lagi, dengan ekspresi yang sangat bahagia.
Nunew, mengangkat wajah pucatnya lalu menatap mata orang yang sejak tadi berada di hadapannya yang telah menyiksa dirinya tanpa alasan. "S-siapa kau?" dengan suara bergetar, nunew memberanikan diri bertanya pada orang yang menurutnya sangat Menyeramkanㅡseperti psychopath.
Ia, tersenyum layaknya peran antagonis yang sangat jahat. Tangannya terangkat membelai pipi pucat yang di banjiri darah, dan bercampur air mata sekaligus keringat. Senyuman liciknya kini terpatri di bibir merah ranumnya, setelah itu menjawab. "Saint Suppapong Perdpiriyawong, mantan kekasih zee pruk panich" jelasnya tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Mendengar jawaban yang di lontarkan oleh seseorang yang nunew ketahui bernama saint membuat dirinya menatap kearah saint dengan tatapan yang sulit di tebak.
Melihat tatapan tajam dari mata nunew membuat saint tersenyum miring. Saint, memilih bangkit dari hadapan nunew kemudian melangkah pergi meninggalkan nunew seorang diri di tempat yang gelap dan lembab; dengan kedua tangan yang di ikat oleh rantai layaknya hewan buas yang siap kabur dari kandangnya.
Nunew, dirinya tidak mengerti dengan kejadian yang saat ini menimpanya, tentang dirinya yang di bodohi oleh kakak iparnya, dan tiba-tiba berakhir ditempat mengerikan iniㅡsebenarnya apa salah dirinya hingga harus mendapat perlakuan kejam seperti ini.
"Hiks!, Hia tolong" Suara batinnya berteriak kencang, berusaha meminta tolong pada seseorang.
•••••••
"Nunew!, Nunew!...NUNEW!, DIMANA KAU?!" suara teriakan james kini memenuhi seluruh ruangan mansion.
Langkah lebarnya terus mencari keberadaan adiknya, dengan hati yang gelisah dan nafasnya yang memburu membuat dirinya kehilangan akal. Bagaimana tidak?, bayangkan saja saat dirinya sampai ke mansion tiba-tiba dirinya melihat jika adiknya itu tidak berada di rumah, Pikiran-pikiran negatif kini terus bermunculan di dalam otaknya.
BRAKKK!
Suara dobrakan pintu yang terdengar kasar itu membuat james buru-buru membalikkan tubuhnya, menatap sang kakak yang sudah berada di ambang pintu sedang berjalan menghampirinya dengan raut wajah dingin dan datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW: BayanganMu!
FanfictionLAUT, Haruskah aku tenggelam di dalammu? agar aku tahu bagaimana rasanya menghilang dan melupakan! Aku hanya ingin melupakan, tanpa terus mengingat. Aku hanya ingin dipercaya, tanpa harus terus percaya. Aku hanya ingin menghilang, tanpa adanya jejak...