Chapter 3: Tak sanggup!

897 118 21
                                    

Kini, tugas sang dewa matahari mulai harus di lakukan kembali. Menyinari bumi ini dengan cahaya cerahnya, membuat beberapa orang sedikit bersemangat karena cuaca yang cerah akan selalu menyertai aktivitas para manusia di bumi.

Clekkk...

Pintu toilet baru saja di buka oleh seseorang karena baru saja selesai dengan rutinitasnya. Yah, zee baru saja selesai membersihkan dirinya dengan sejuknya air shower, tubuhnya menjadi lebih segar, aroma citrus yang di keluarkan dari tubuhnya membuat sebagian orang akan tergila-gila dengannya.

Dengan wajah bak dewa yunani itu akan membuat semua orang jatuh cinta padanya, tubuh kekar dan berotot itu kini tidak di tutupi oleh sehelai benangpun, bagian bawahnya hanya di baluti oleh handuk saja dan sungguh itu sangat menggoda sekali, di pastikan siapapun yang melihat tuan zee saat ini akan langsung pingsan karena kegagahan dan ketampanannya.

"Kemana dia?" zee menatap heran ke arah sofa di kamarnya yang kini sudah kosong, kemana nunew pergi, pikirnya.

Biasanya pagi-pagi seperti ini nunew sudah bangun lalu menyiapkan pakaian yang akan zee pakai, walaupun zee dengan kejamnya tidak pernah memakai pakaian yang nunew pilihkan untuknya, bagi zee pakaian yang di pilihankan oleh nunew tidak pernah senada dan tidak cocok terlalu nora sekaligus kampungan. Pikir zee, nunew seperti tidak ada bakat hanya untuk menyatukan warna yang selaras.

Zee, ia berjalan mendekat ke arah sofa, lalu tak sengaja melihat secarik kertas berwarna putih di sana terdapat sebuah tulisan, zee pun segera mengambilnya dan langsung membacanya dan benar saja itu tulisan yang nunew buat untuk zee.

Surat ini Untuk HIA-ku...

Hia, sebelumnya aku minta maaf karena pergi tanpa pamit karena aku tidak mau mengganggu istirahatmu kelihatannya hia sangat lelah jadi aku tidak tega membangunkanmu. Tapi aku hanya pergi sebentar saja hia Ibuku di panti asuhan masuk rumah sakit, tadi pagi Yim adikku di panti yang mengabariku lewat telepon. Tidak apa kan hia? aku janji akan segera kembali dan aku akan pastikan ayah tidak akan marah pada nyonya panich karena aku sudah memberitahu ayah dan aku di izinkan
Sekali lagi aku minta maaf hia karena tidak bisa menyiapkan pakaian kerja untukmu hari ini tapi aku janji di hari berikutnya aku tidak akan melupakan tugasku sebagai istri Aku mencintaimu Hia zee.

Nunew chawarin

"Apakah dia tidak tahu cara menggunakan tanda baca dengan baik? aku pusing sekali membaca tulisannya" ucap zee yang hanya menggelengkan kepalanya, karena terlalu pusing.

"Oh ya, aku lupa diakan anak panti asuhan mana mungkin mengerti dengan tanda baca di tulisan, aish" umpat zee, yang segera bersiap untuk pergi ke kantornya.

••••••

"YIM!" teriak nunew dari ujung koridor.

Seseorang yang merasa namanya di panggilpun segera bangkit dari duduknya, "p'nunew" ucapnya.

"dimana bunda Wen?" tanya nunew dengan sangat panik dan khawatir.

"Tenangkan diri phi dulu, bunda ada di dalam..p'new tidak perlu khawatir karena dokter sedang memeriksanya" ucap yim yang berusaha membuat nunew tenang. Namun, bukannya nunew tenang justru kecemasannya semakin menjadi-jadi sebab dirinya tahu penyakit apa yang kini bundanya sedang derita berbeda dengan yim, bocah itu tidak tahu menahu tentang semua itu. Yah, hanya dirinya saja yang mengetahui semuanya jika bunda wen mengidap kanker otak stadium akhir.

ZEENUNEW: BayanganMu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang