(3 Tahun Kemudian)
Angin musim dingin kini sedang menimpa kota bangkok, banyak berita televisi yang memberitahu jika tahun ini di negara thailand sedang ada musim dingin hingga suhu udaranya mencapai 9°Cㅡmusim dingin kali ini membuat warga kota bangkok merasa kedinginan sebab biasanya ketika musim dingin tiba suhu udaranya tidak sedingin ini; mungkin hanya mencapai 15°C.
Pemandangan hingar-bingar diluar sana membuat seseorang ingin merasakan dinginnya udara diluar ruangannya. Namun, tidak banyak orang yang berpikiran ingin keluar rumah. Seperti saat ini, seorang pria manis dengan baju rajutnya yang menutupi hingga lehernya itu memandang keluar kamarnya lewat jendela yang di lapisi oleh kaca tebal berukuran 6cm.
Sorot matanya begitu kalem dan damai. Menatap hamparan bunga di luar sana membuat hatinya sedikit lebih berwarna, bibir ranumnya yang tersenyum manis membuat siapapun akan terpesona melihatnya.
Ceklek!
Suara pintu terbuka menggema di telinganya, dirinya tahu jika ada seseorang yang memasuki kamarnya namun tatapannya tak lepas dari taman bunga diluar sana, baginya pemandangan diluar lebih menarik perhatiannya di banding melihat kearah orang itu.
"Ingin keluar bersama?"
Nada suaranya lembut tanpa ada penekanan sama sekali, pria manis yang sedari tadi menatap keluar jendela kini mengalihkan pandangannya ke arah orang ituㅡDengan senyuman manisnya, ia balik bertanya meminta persetujuan. "Apakah boleh?"
"Tentu" dengan cepat ia membalas pertanyaan pria manis yang sudah dirinya klaim sebagai belahan jiwanyaㅡistri.
"Aku ingin bertemu dengan p'zee" ucapnya, dengan nada sedikit sedih.
Yang lebih tua menganggukkan kepalanya tanda jika ia mengiyakan permintaan istrinya, dengan lembut ia menggenggam jemari mungil milik sang istri. "Ayo nat" ajaknya, yang tentu di angguki oleh istrinya dengan sangat bersemangat.
Mission Bumrungrad
HospitalApakah kalian masih ingat dengan nama rumah sakit tersebut?. Yeah, itu adalah nama rumah sakit jiwa yang pernah kalian tahu; yang mana adalah rumah sakit yang pernah nyonya huang di rawatㅡibu saint.
Dan, disinilah Max dan nat berada. Dua pasangan suami-istri yang baru resmi beberapa bulan itu memilih keluar rumah ditengah musim dingin hanya untuk menginjakkan kakinya di rumah sakit jiwaㅡMission Bumrungrad Hospital.
Seperti biasa, max dan nat hanya berdiri di pintu masuk menuju taman rumah sakit. Sorot mata max menyiratkan kesedihan yang amat mendalam begitupun dengan nat, nat yang setiap kali meneteskan air matanya ketika melihat sosok itu yang selalu hanya duduk termenung dengan pandangan kosong tanpa adanya kehidupan didalam tatapan matanya.
Nat menundukkan kepalanya, terisak dalam diam seperti enggan untuk melihat lagi apa yang ada dihadapannya itu. Max yang menyadari jika istrinya itu menangis segera menarik tubuh nat kedalam pelukkannya. Max juga ikut sedih dengan takdir hidup sahabatnya itu, dari kejauhan max bisa melihat jika sahabatnya itu; Zee pruk panich, selalu melakukan hal yang sama setiap harinyaㅡRaganya ada namun jiwanya seperti tidak lagi ditubuhnya, sebab ia hanya menatap satu objek dengan pandangan kosong, dan max bisa melihat disorot matanya yang menyiratkan akan keterpurukan itu kini tidak ada lagi kehidupan didalamnya. Cintanya, hidupnya, kebahagiaannya sudah mati bersamaan dengan perginya Nunewㅡistrinya.
"Phi, aku ingin p'zee sembuh" lirih nat dalam isakkan tangisnya.
Ucapan nat membuat max mengalihkan pandangannya ke samping saat nat berbicara dengan nada berharap. Lalu, dengan lembut dirinya mengusap sisa air mata di pipi tirus nat sambil berkata. "Yah, tugas kita sekarang adalah menyembuhkan zee dari sakitnya. Kita harus menepati janji kita pada nunew, kita tidak boleh mengecewakannya. Karena, nunew akan sedih jika melihat kita gagal melakukannya" balas max, yang diakhiri dengan senyuman ketir yang ia ditunjukkan pada nat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW: BayanganMu!
FanfictionLAUT, Haruskah aku tenggelam di dalammu? agar aku tahu bagaimana rasanya menghilang dan melupakan! Aku hanya ingin melupakan, tanpa terus mengingat. Aku hanya ingin dipercaya, tanpa harus terus percaya. Aku hanya ingin menghilang, tanpa adanya jejak...