Sejak awal, dirinya tak pernah berpaling menatapnya. Mata besarnya terus menatap sosok yang kini tersungkur di lantai dengan sudut bibir yang mengeluarkan darah dan lembam berwarna kebiru-biruan di sekitar lukanya. Dirinya yakin pasti luka itu sungguh menyakitkan untuknya.
Terkejut? mungkin iya, karena orang yang kini tepat berada di hadapannya adalah orang yang selama ini dirinya cari, sebelum memutuskan kontrak kerjanya di keluarga Panichㅡsebagai bodyguard.
"Nunew Chawarin"
Katanya, dengan raut wajah yang tidak bisa disembunyikan akan keterkejutannya. Net, pria berkulit tan itu melangkah mendekat ke arah nunew dan istrinya, James.
Net menarik nafasnya dalam-dalam, dengan tangan yang bergetar kini ia menyentuh pundak nunew dengan lembut, lalu mengucapkan sebuah kata yang membuat nunew bingung. "Tuan muda nunew chawarin panich?"
Ucapan net yang baru saja di lontarkan itu membuat james terkejut dan cemas. Nafasnya seakan berhenti di tenggorokannya, entah harus bagaimana namun percayalah james saat ini sedang mengalami sebuah ketakutan yang amat sangat mendalam.
Selain james, ada joss yang sekarang menatap panik kearah net. Kemurkaan joss pada james kini telah sirna begitu saja digantikan oleh rasa panik dan kecemasan. james dan jossㅡmereka sudah menatap satu sama lain seperti ada sesuatu yang di sembunyikan dari sorot mata keduanya.
Hingga, net kembali berkata. "Benarkah kau adalah tuan muda nunew chawarin panich, istri tuan zee pruk panich?" tanyanya, kepada nunew yang masih memandang bingung.
"Cukup net!, aku ingin berbicara denganmu, sekarang" timpal james yang langsung menarik lengan net menjauh dari nunew, lalu berpaling ke arah joss. "Phi, tolong bantu nunew ke kamarnya" perintah james, yang di angguki oleh joss.
•••••••
TapㅡTappㅡTapp;
Dentuman langkah kaki seseorang terdengar di balik pintu ruangan yang terlihat sangat kumuh, seperti akan ada seseorang yang datang dari balik pintu jelek itu. Rumah yang kumuh dan tidak terawatㅡTembok yang terlihat sudah berlumut hijau menjijikan, kursi dan meja yang ditutupi oleh kain putih yang sudah jelas ketika dibuka debu akan bertebaran dan membuat hidung menjadi gatal.
Kini, terlihat satu kursi berada di tengah-tengah ruangan tersebut. Disana, dikursi ituㅡseorang pria cantik sekaligus tampan yang memiliki warna kulit sebersih dan seputih salju, sedang duduk di kursi itu dengan kakinya yang disilangkan. Tatapan tajamnya terus menatap ke arah pintu, dirinya seperti sedang menunggu seseorang menemuinya.
Kriettt...
Pintu yang terbuat dari seng dan terlihat sudah berkarat itu terbuka secara tiba-tiba hingga menimbulkan suara tidak mengenakan. Pria yang sedang duduk sambil memandang angkuh ke arah orang yang kini berdiri di ujung sana membuat senyumnya mengembang licik.
"Selamat siang, boss"
Pria yang berada di ambang pintu itu tersenyum miring setelah mengucapkan satu kalimat kepada pria yang sedang duduk disana. Tepat, Orang itulah yang sudah di tunggu-tunggu akan kedatangannya beberapa menit yang laluㅡDengan seringaian yang mengerikan dirinya melontarkan sebuah kata. "Aku harap kau dapat memberikan informasi yang membuatku puas, Net Siraphop Manithikhun" katanya, dengan nada rendah namun mengerikan saat di dengar oleh telinga.
Cahaya matahari yang menyelusup masuk dari celah-celah jendela yang ditutup asal oleh kayu yang di paku untuk menutup jendela yang memang terlihat sudah rusak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEENUNEW: BayanganMu!
FanfictionLAUT, Haruskah aku tenggelam di dalammu? agar aku tahu bagaimana rasanya menghilang dan melupakan! Aku hanya ingin melupakan, tanpa terus mengingat. Aku hanya ingin dipercaya, tanpa harus terus percaya. Aku hanya ingin menghilang, tanpa adanya jejak...