Chapter 15: Awal Kebencian!

859 85 11
                                    

Tertawa lepas, seperti tidak ada beban yang di deritanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tertawa lepas, seperti tidak ada beban yang di deritanya. Berlari, saling mengejar satu sama lain. Inikah jalan hidupnya yang ingin kalian lihat? bahagia tanpa ada beban yang ditanggungnya, namun percayakah jika deritanya akan usai di sini? atau bahkan semua ini adalah awal dari kebencian yang bersarang di hati seseorang?.

Dibawah senja, langit yang berwarna orange, dan desiran air sungai yang sejuk. Mereka, adalah saksi bisu atas sebuah moment yang tercipta tanpa sengaja dan tanpa rencana. Semuanya, berjalan sesuai alur cerita yang tuhan berikan tanpa ada yang di rekayasa.

GREP!

Lengan kekarnya berhasil menangkap dalam kejarannya lalu merengkuh tubuh yang lebih mungil darinya, dan terlihat begitu pas di pelukan tubuh atletisnya. "Hhh~!, ahjjusi...berhenti!, geli!" teriaknya yang diiringi oleh suara hembusan angin, dirinya berusaha menghindar saat jemari itu berusaha untuk menggelitiki perutnya.

Zee, ia tersenyum lebar saat mendengar suara tawanya yang begitu senang. Baru kali ini, zee bisa melihat seseorang yang selama ini dirinya sakiti bisa tertawa lepas bersamanya, apalagi tawanya disebabkan oleh dirinya, dan itu membuat zee sedikit lebih bahagia.

Kedua netra hitam pekatnya kini terpaku pada sebuah objek yang terlihat dihadapannya, mata besar zee tidak berkedip sama sekali saat memandang wajah cantik nunew yang seperti dewi kecantikanㅡZee diam sejenak ditempatnya tanpa suara. Melihat zee yang berubah menjadi diam membuat nunew memandang zee dengan tanda tanya, lalu nunew pun tiba-tiba membuka mulutnya untuk memanggil zee. "Ahjjusi" mata nunew memandang serius ke arah zee. Zee yang merasa dipanggil segera membuyarkan lamunanya yang ada didalam otaknya, dengan tatapan yang mendalam nunew berkata. "Maafkan seonwoo yah ahjjusi, karena sudah bersikap tidak sopan selama ini" lanjutnya, dengan sorot mata penuh penyesalan.

Zee yang mendapat permintaan maaf dari sosok yang dicintainya itu, hanya bisa menganggukkan kepalanya lalu tersenyum hangat kearah sang istri. "Seharusnya aku yang meminta maaf padamu, nu" Batin zee. Zee merasa semuanya tidak adil, semestinya nunew tidak perlu meminta maaf atas kesalahan yang tidak pernah dilakukannya. Jika kata maaf itu nunew lontarkan hanya untuk soal mencampakkannya beberapa hari yang lalu, zee merasa nunew tidak perlu meminta maaf karena dirinya pantas dicampakkan oleh orang yang pernah mencampakkannya, Itu adil bukan?.

Akan tetapi, dibalik kata maaf yang di lontarkan oleh nunew ada sepercik rasa senang yang tumbuh dihati zee secara tiba-tiba. Mengapa?, karena itu artinya nunew sudah bisa menerima akan kehadirannya. Tak apa, walaupun nunew belum mengingat dirinya tapi setidaknya nunew bisa menerima kehadirannya kembali di hidupnya. "Terimakasih" gumam zee, pelan.

Nunew dibuat bingung oleh jawaban yang zee lontarkan, pasalnya jawaban zee tidak sinkron dengan perkataan nunew barusan. "Terimakasih?, untuk apa ahjjusi?" bingung nunew.

"Terimakasih karena kau sudah tidak mengusirku lagi saat berada di dekatmu...dan, terimakasih karena sudah bisa menerima kembali suamimu yang brengsek ini nunew, hia harap dihatimu masih ada cinta untukku" Balas zee, yang perkataan akhirnya zee ucapkan di dalam hatinya.

ZEENUNEW: BayanganMu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang