Seorang pria dewasa yang akan genap berusia 31 tahun 1 bulan mendatang tampak termenung dibalik meja kerjanya. Entah apa yang mengganggu pikirannya saat ini, ia tak menyadari bahwa sedari tadi seorang telah memanggil namanya untuk yang ke sekian kalinya.
Brak!!
"astaga!" pemuda itu tersadar, ia terlonjak saking terkejutnya akibat suara gebrakan meja
"santai dong, Joe! Kaget gue!" ia mengelus dada, meredakan keterkejutan dirinya sendiri
"gue udah santai ya, lu yang ngelamun. Berkali-kali gue panggil gak nyaut. Nunggu kesambet lu?!" kata si pemuda lainnya yang disebut Joe itu.
"haaah.. sorry. Ada yang lagi gue pikirin" jawab si pemuda itu, ia terdiam lagi
"ada apa? lu bisa cerita sama gue." Setidaknya gue pendengar yang baik tanya Joe
"next time, gak sekarang. Ayo, meeting bentar lagi mulai" jawab si pemuda itu, lantas bergegas pergi menuju aula meeting tak mempedulikan Joe yang kini merutukinya di belakang.
Mario Meesha, si pemuda yang terkenal dengan sifatnya yang pendiam dan ramah terhadap setiap orang, pemuda yang gigih dan kompeten hingga di usianya saat ini ia mampu menjabat sebagai Wakil Direktur di salah satu perusahaan milik negara. Pemuda yang dikenal tegas dan bijaksana dalam setiap pengambilan keputusan, yang tak pernah salah dan kehilangan fokus dalam setiap hal, hari ini kedapatan tengah melamun di kantornya.
Joe Aditya, seseorang yang mendapati sobat karib sekaligus atasannya melamun hari ini tampak bingung dan kesal secara bersamaan sebab baru kali ini ia mendapati sobatnya itu melamun sedemikian dalamnya dan kesal karena diabaikan begitu saja. Ia berusaha untuk tetap sabar karena mereka harus menghadiri diskusi penting para petinggi perusahaan, sebagai anak buah yang baik ia akan menunda keingin tahuannya hingga jam kerja berakhir.
Tak kalah dengan Mario, Joe merupakan seorang yang ulet dan juga berpotensi. Ia menjabat sebagai Senior Manager di perusahaan yang sama dengan sobat karibnya itu, berawal dari mereka yang menjadi teman kuliah sejak jenjang sarjana hingga keduanya melanjutkan pendidikan magisternya di Netherlands dan kembali ke tanah air.
Beruntung keduanya lolos seleksi rekrutmen pegawai perusahaan milik negara dan di tempatkan di tempat yang sama saat ini hingga hubungan keduanya terjalin dengan amat baik selama bertahun-tahun.
Jam kerja telah berakhir, Joe masih setia mengekori Mario menuntut untuk dipuaskan rasa keingin tahuannya itu. Mario yang masih dengan diamnya terus berjalan lurus tanpa menghiraukan seseorang yang masih setia membuntutinya hingga mereka tiba di basement.
"Joe, seriously? Lu masih mau ngikutin gue? Sampe rumah?" Mario mulai kesal
"well, kalo itu bisa jawab pertanyaan gue sih gapapa. gue bisa nginep juga sekalian di rumah lu. mobil gue tinggal sini" dengan kekehan khasnya ia bersikukuh, Joe adalah cerminan teman yang tak tahu diri.
"oke, kita mampir ke kafe di deket perempatan depan aja. gak ada nebeng-nebeng atau nginep! Rumah gue bukan penampungan!" Mario mendengus kesal, sementara Joe tertawa penuh kemenangan.
Setibanya mereka di kafe yang mereka maksudkan mereka duduk di area privat, tentu saja mereka mencari kenyamanan agar dapat berbicara tanpa gangguan sambil menunggu pesanan tiba. Mario masih belum memulai, otak pintarnya sibuk mencari kata-kata yang tepat agar dapat dengan mudah diterima oleh seseorang yang kini dengan perhatian penuh tertuju padanya. Ia mulai gugup, namun terselamatkan oleh tibanya pramusaji yang membawakan pesanan mereka.
"2 hot chocolate dan 2 croissant. Silahkan dinikmati, tuan-tuan!" kata si pramusaji dengan senyum ramahnya, dan bergegas meninggalkan mereka berdua

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
FanfictionLight story, slice of life, gender bender. Main cast; BlackVelvet. Terimakasih atas kesediaannya untuk membaca, vote dan komentar :) Ini ff pertama ku, mohon maaf masih banyak kurangnya hehe.