Satu minggu setelah pernikahannya Mario dan Jennie kembali ke Jakarta, Mario memboyong Jennie ke kediamannya. Mereka telah sah menjadi pasangan di mata hukum dan norma. Jennie mengikuti apapun yang menjadi keputusan suaminya, kedua orang tuanya tak mempersulit itu semua dan sudah memang seharusnya. Tn. & Ny. Ruben dengan suka cita melepas mereka melayarkan bahtera rumah tangga.
Karena insiden yang terjadi dan serangkaian pernikahan yang satu per satu mereka selesaikan, Jennie batal mengikuti sidang skripsi yang sudah di jadwalkan fakultas bulan ini sehingga ia harus menunggu 2 bulan lagi untuk daftar kembali. Ia merasa menyesal, namun bersyukur secara bersamaan karena jika bukan karena itu ia tak akan menjadi Istri Mario saat ini. Mario juga turut membantunya menyempurnakan skripsi yang telah ia selesaikan dan mengajarkan banyak hal ketika pria itu memiliki waktu senggang.
Sudah satu bulan berjalan sejak mereka menikah dan tinggal bersama, hubungan di antara kedua anak manusia itu berjalan tanpa hambatan seperti sebelumnya, belum ada tanda-tanda peningkatan meski status mereka telah meningkat hingga ke puncak. Mario masih bersikap seperti biasanya, ia tetap menjadi Mario yang mengayomi Jennie, mengikuti apapun yang wanita itu inginkan. Seperti yang tiba-tiba saja Jennie menginginkan sesuatu karena mengidam, Mario dengan sabar memenuhinya tanpa mengeluh.
Jika Mario sedang tak ada di rumah, sesekali Jennie mengunjungi Imperio hanya untuk membunuh rasa bosannya atau bertemu Sammy untuk mengajarinya beberapa resep makanan. Sammy yang awalnya malas pada istri sahabatnya itu perlahan luluh, ia pernah sedikit membenci wanita itu karena insiden yang terjadi. Namun melihat Jennie yang berusaha untuk menjadi istri yang baik untuk Mario, ia bersedia membantunya bahkan Sammy memberikan rincian pola makan sehat yang ia buat untuk Mario. Sammy masih rutin menyiapkan makanan untuk Mario, namun tanggung jawab itu ia serahkan pada Jennie saat gadis itu memohon-mohon padanya.
"kak Sam, ajarin aku buat croissant" pinta Jennie
"selama ini aku cuma belajar masak makanan rumahan, aku pengen belajar bikin kue. Mas Iyo suka banget sama croissant yang kakak buat, aku pengen bisa juga" lanjut Jennie
"oh iya, kasih tutorial racik hot chocolatenya juga dong kak. Mas Iyo juga suka banget sama minuman itu. kan mas Iyo gak usah jauh-jauh kesini kalo kepengen, aku bisa sediain di rumah" Jennie meracau
Sammy merasa jengah dengan racauan Jennie, semenjak wanita itu mengetahui bahwa Imperio adalah milik suaminya Jennie lebih sering datang dan mengganggunya seperti saat ini. Sebagai lady boss wanita itu bebas keluar masuk dan tak akan ada yang melarangnya bahkan jika ia memasuki dapur, tempat keramat Sammy.
"bilang aja kamu cemburu sama saya!" tukas Sammy, ia kesal wanita itu tak mau pergi dari dapurnya
"hmm, kakak bener. Bravo!" Jennie membenarkan
"masa mas Iyo lebih suka masakan kakak dari pada aku? ah nggak banget. makanya ajarin ya? yayayaya??" ia lanjut merengek
Jika saja wanita itu tidak sedang hamil dan bukan istri sahabatnya, Sammy tak akan segan menendang bokongnya dan membuangnya keluar. Pria itu menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, ia harus bersabar.
"oke, weekend nanti saya ajarin. Dah sekarang sana pulang, bawa ini" usir Sammy, ia menyerahkan paper bag berisi makanan
"bisa pake microwave kalo mau dipanasin lagi, 5 menit cukup" tambahnya, wanita itu mengangguk
"weekend nanti boxing lagi?" tanya Jennie
"iya, nanti saya ajarin abis itu. gak akan lama, gausah sok melas kaya gitu, jijik" Sammy memang blak-blakan, Jennie terkekeh
"Okedeh, thankyou kak Sam!" ucap Jennie senang
"oh iya, ada salam dari Irene. Katanya, 'ahjussi, semangat kerjanya' wkwk" ucap Jennie kemudian pergi
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
FanfictionLight story, slice of life, gender bender. Main cast; BlackVelvet. Terimakasih atas kesediaannya untuk membaca, vote dan komentar :) Ini ff pertama ku, mohon maaf masih banyak kurangnya hehe.