Bab 11

139 16 0
                                    

Setelah ia menceritakan semua yang menimpa dirinya pada Irene, gadis itu nampak kecewa dan meninggalnya sendiri di asrama. Jennie bangkit kemudian membaringkan dirinya di atas tempat tidur dengan masih terisak, ia menyesal dulu tak mengindahkan larangan Irene untuk dekat dengan laki-laki brengsek itu. Ia teringat pada ucapan kakak iparnya, ia beruntung telah dicintai Mario tapi ia malah membuangnya. Jennie telah kehilangan dirinya, dan kini ia kehilangan sahabatnya. Ia terus menangis hingga akhirnya tertidur.

Entah berapa lama ia tertidur, ia perlahan tersadar dan mengerjap-ngerjapkan matanya pelan. Ia mendapati sosok Irene yang tengah tidur memeluknya, Jennie begitu emosional sehingga lagi-lagi ia menangis. Irene yang merasakan pergerakan kecil dalam tidurnya pun mulai terbangun, Jennie menangis lagi. Perlahan ia bangkit mengubah posisinya menjadi terduduk, ia mengelus kepala Jennie lembut.

"udah nangisnya, ayo mandi. Kita cari makan, aku lapar" ucap Irene lembut, Jennie mendongak menatap Irene

"m-maafin aku Rene.." lirih Jennie dalam tangisnya

"udah, nanti lagi kita bahas. Sekarang mandi dulu ya, kamu juga harus makan. Aku balik ke kamar dulu, kamu kunci pintu. Sekarang" titah Irene, ia beranjak pergi, Jennie menuruti perintah Irene

Dua orang gadis tengah berjalan beriringan di koridor asrama, mereka hendak keluar mengisi perut yang sudah meronta-ronta minta jatah. Keduanya berjalan dalam diam, tak ada suara selain suara langkah kaki mereka. Gadis yang lebih pendek mengaitkan lengannya pada lengan sahabatnya itu, gadis lainnya tersenyum hangat menoleh pada sahabatnya. Ia bersyukur, sahabatnya tidak membuang dirinya.

"Irene, aku punya voucher makan siang di Imperio. Masih belum aku pake. Kita makan disana aja yuk?" ajak Jennie

"tapi sekarang udah sore, vouchernya masih berlaku?" tanya Irene polos, Jennie terkekeh

"kita coba aja dulu, kalo nggak bisa. kita bayar aja" mereka tertawa ringan

Benar, voucher makan siang romantis pemberian Mario belum ia gunakan. Awalnya ia berniat untuk mengajak Kai pergi bersamanya, namun entah mengapa pada saat yang sama ia juga tak ingin membawa pria itu kesana. Setelah satu bulan berlalu sejak ia menerima hadiah itu, pada akhirnya ia menggunakannya dengan sahabatnya.

Mereka telah tiba di Imperio Caffe & Restaurant, para pekerja disana rata-rata memang sudah mengenal Jennie sehingga mereka tersenyum ramah begitu melihat gadis itu berkunjung lagi setelah sekian lama tak terlihat. Sammy yang baru saja keluar dari dapur terkejut melihat gadis itu, ia tersenyum canggung. Pria itu tahu bahwa hubungan Mario dengan gadis itu tidak berhasil, ia juga tahu gadis itu adalah adik dari sahabatnya sehingga sebisa mungkin ia bersikap ramah padanya.

"welkom dames! Lama tak bertemu" sapa Sammy ramah

"Hello, Sir! Senang bertemu lagi" Jennie balas tersenyum, seseorang disampingnya hanya diam

"ada yang bisa saya bantu, nona Jennie?" tanya Sammy masih dengan senyum manisnya

"ah iya, saya ingin menggunakan voucher ini. does it still apply?" tanya Jennie dengan menyerahkan 2 buah voucher, Sammy menerimanya. Pria itu tersenyum

"sure! We waited for you for so long. Please, this way" Sammy membimbing Jennie dan temannya menuju sebuah ruangan di area privat. Mereka menurut

Jennie dan Irene berada di sebuah ruangan berdekorasi mewah nan anggun, mereka merasa ruangan ini sengaja disiapkan untuk orang-orang yang ingin menikmati momen makan romantis dengan pasangan. Ia tak pernah memasuki ruangan ini sebelumnya, Jennie dan Irene berdecak kagum.

"Jen, berasa aneh gak sih?" tanya Irene tiba-tiba

"aneh gimana?" Jennie balik tanya

"kamu salah bawa orang Jen. Ini terlalu romantis" kekeh Irene, Jennie mulai mengerti dan ikut terkekeh geli

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang