Bab 13

89 12 0
                                    

Joe, Rose dan Sammy terperangah tak percaya atas apa yang dikatakan Tn. Ruben, mereka kenal betul siapa Mario terlebih selama beberapa bulan terakhir pria itu tak pernah sekalipun menemui Jennie setelah gadis itu menolaknya. Mario sudah cukup sibuk di kantor dan restorannya, ia bahkan tak sempat makan jika tidak ada yang menyediakan. Bagaimana bisa tiba-tiba ia menghamili seorang gadis?

"J-jennie hamil?" tanya Joe terbata, Rose menutup mulut dengan tangannya. Ia tak percaya

"d-dan ayah bilang, o-orang itu Mario?" lanjut Joe, ia menggelengkan kepalanya pelan, kemudian tertawa pelan

"ahaha, gak mungkin yah. Gak mungkin! Jennie bohong sama ayah!" sangkal Joe tegas, Rose dan Sammy tak bersuara

"kamu lebih bela teman kamu dari pada adik mu sendiri?" geram Tn. Ruben, Joe menatap nanar sang ayah

"JAWAB AYAH JOE! KAMU BELA SI BRENGSEK ITU?" Tn. Ruben berteriak

"Mario bukan orang brengsek, sama sekali bukan! kalo ada yang harus disebut brengsek, itu Jennie! Dia udah fitnah orang lain!" suara Joe tak kalah kencang

Tn. Ruben menghantam wajah putranya sendiri dengan bogem mentahnya hingga Joe terjungkal, sudut bibir pria muda itu berdarah. Joe merasa kepalanya berputar-putar, sang ayah menghajar dirinya dengan kekuatan penuh. Rose yang melihat itu berteriak dan menangis, ia segera membantu suaminya untuk bangun. Sammy menahan Tn. Ruben agar berhenti bertindak gegabah dan melakukan hal yang akan membuatnya meyesal.

"Sam, tolong jaga Rio. Gue balik dulu" ucap Joe setelah bangkit denga Rose yang memapahnya

"hmm, serahin ke gue. lu hati-hati. Jangan emosi!" Sammy mengangguk

"maafin gue Sam, gue bakal coba beresin masalah ini" yakin Joe, Sammy mengangguk lagi

"it's okay. hati-hati" balas Sammy

"ayah, ayo kita bahas di rumah" ajak Joe pada ayahnya

Melihat Joe, Rose, dan Tn. Ruben pergi meninggalkan rumahnya, Sammy menghela nafas berat. Ia memijat pangkal hidungnya dan bergumam

"apalagi ini, ya Tuhan?"

Sementara Wendy menangani Mario, Joy menunggu dengan was-was di lorong depan pintu UGD. Wendy melarangnya ikut masuk dan lebih baik menunggu Sammy yang sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Tak lama setelah Sammy datang dengan setengah berlari, Wendy muncul dibalik pintu. Mereka saling beradu tatap, Wendy menghela nafas panjang.

"nggak ada yang serius, cuma luka luar. Tapi tetep harus rawat inap 2-3 hari, fisiknya butuh istirahat juga. kalian sibuk banget akhir-akhir ini?" Wendy menatap Sammy, pria itu mengangguk

"nanti gue jelasin detailnya. sebentar lagi Mario dipindah ke ruang rawat inap. Sam, gue anter bini balik dulu. Gak bagus buat ibu hamil lama-lama disini. tar gue balik lagi. titip Mario sebentar ya?" pinta Wendy

"hmm, gapapa. Mario biar gue yang jaga. Kalian balik aja, thanks Wen!" Sammy menyanggupi

"lu mau titip sesuatu Sam?" tawar Wendy, Sammy menggeleng.

Wendy dan Joy melenggang pergi, Sammy ikut bersama perawat memindahkan Mario ke ruang rawat inap. Mario tertidur pulas, melihat pemandangan itu Sammy tersenyum sendu. Sammy jelas menyadari Mario membuat kesibukannya sendiri, hanya untuk melupakan gadis itu ia sampai harus seperti ini. Sammy mengerti jika itu hak Jennie untuk tak bisa menerima Mario, namun haruskah ia memfitnah sahabatnya sehina itu? ditambah bogem mentah yang diberi ayahnya untuk Mario, ia sama sekali tak pantas menerimanya.

Sepercik kebencian mulai muncul di hati Sammy. Jennie tidak layak untuk sahabatnya.

Sammy merebahkan dirinya di atas sofa ruang rawat, ia menunggui Mario dan tak keberatan akan itu. Sambil beristirahat ia mengabari Joe perihal Mario yang harus dirawat inap selama beberapa hari dan semuanya baik-baik saja, kemudian ia menutup ponselnya, menyimpannya di atas meja. Ia menatap kosong langit-langit kamar, ia melirik Mario yang tenang dalam tidurnya. Cairan infus yang mengalir ke dalam tubuh sahabatnya tinggal sisa setengah, ia akan meminta Wendy untuk menggantinya nanti.

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang