Bab 18 ~epilogue~

236 11 0
                                    

Irene dan Sammy berjalan bersisian, senyum manis gadis itu terukir dengan indah di wajahnya. Sammy masih berusaha mengendalikan dirinya, berbagai emosi hinggap dihatinya. Mereka tak bersuara, keduanya larut dalam perasaan masing-masing.

"ahjussi!" tegur gadis itu pada pria di sampingnya, langkah keduanya terhenti. Sammy menoleh, ia sudah terbiasa panggilan itu.

"ajak aku jalan-jalan!" lanjut gadis itu, ia tersenyum riang

Sammy terdiam sejenak, ia nampak berpikir.

"sebentar" ucap pria itu, kemudian berjalan sedikit menjauh dari Irene

Irene memperhatikan Sammy yang membelakangi dirinya, pria itu tengah menelpon entah dengan siapa. Gadis itu sabar menunggu beberapa menit hingga akhirnya Sammy berbalik dan menghampiri dirinya, pria itu tersenyum tipis.

"saya abis ngabarin resto" ucap Sammy menjelaskan

"mau jalan kemana?"

Gadis itu tak menyangka Sammy akan dengan mudah menurutinya begitu saja, pasalnya pria selalu menolak ajakannya dan berujung Irene yang selalu menghampirinya itupun ke restoran. Mereka tak pernah bertemu secara sengaja jika bukan karena ajakan Jennie atau Mario, pria itu juga tidak pernah berusaha untuk mendekat padanya meski dengan jelas Irene berkali-kali menunjukkan ketertarikannya. Ia sendiri tak mengerti mengapa bisa terjerat begitu rekat dengan pria itu, ini pertama kalinya ia menyukai seseorang lebih dulu dan pria itu sangat sulit untuk ditaklukan.

Terkadang Irene merasa bingung dengan pria itu, ia tahu Sammy tidak suka jika ia terus menggodanya tapi pria itu tidak pernah benar-benar menolaknya. Seperti dirinya yang sering mengunjungi restoran hanya untuk bertemu Sammy, mengganggu pria itu dengan celotehan-celotehan tak bergunanya, mengikutinya kemanapun kaki pria itu melangkah hingga Sammy benar-benar dibuat kesal olehnya. Namun tetap saja pria itu tak pernah mendorongnya untuk menjauh. Jadi kenapa? jika Sammy juga tertarik padanya, bukankah mereka hanya tinggal saling mengakatan yang sejujurnya?

"taman Suropati" jawab Irene setelah ia berpikir sejenak

"kenapa mau kesana?" tanya Sammy penasaran, ia mengira gadis itu akan meminta pergi ke Mall

"hmm, pengen aja" balas Irene masih dengan senyumnya. Sammy mengangguk.

Setelah beberapa menit mereka menghabiskan waktu hanya berjalan-jalan di area taman, Irene menunjuk sebuah bangku taman dan meminta pria itu untuk beristirahat sejenak. Sedari tadi mereka hanya berbincang ringan, gadis itu tak tahu jika diam-diam Sammy tengah sibuk bergelut dengan perasaannya sendiri.

Sejak awal Sammy memang selalu menjadi pihak yang pasif, ia tak pernah berinisiatif. Ia tidak begitu tumpul untuk menyadari bahwa gadis yang sedang duduk di sampingnya ini secara terang-terangan mendekati dirinya, ia sendiri tak mengerti apa yang membuat gadis itu tertarik padanya sementara ia tak pernah melakukan apapun bahkan saat pertama kali mereka bertemu secara kebetulan. Bohong jika Sammy mengaku tidak pernah terpengaruh sedikit pun pada setiap tingkah yang dilakukan gadis kecil itu, ia tidak membenci gadis itu bahkan ia sudah mulai menyukainya. Ia hanya belum ingin membuka dirinya, ia belum siap terluka.

Sammy sadar dengan sikapnya yang seperti bisa membuat gadis itu lelah dan meninggalkannya kapan saja, namun gadis itu bertahan cukup lama. Sudah berbulan-bulan Irene mendekatinya, dan selama itu ia bersikap acuh tak acuh padanya. Sammy tak benar-benar ingin gadis itu menjauh darinya, keberadaan gadis itu cukup meramaikan hidupnya. Namun ia tak boleh terus bersikap seenaknya, Irene juga memiliki batasan toleransi.

"ahjussi"

"Irene"

Ucap mereka bersamaan, keduanya saling menoleh dan hening sesaat.

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang