Bab 8

86 15 0
                                    

Satu setengah bulan telah berlalu sejak pertemuan terakhirnya dengan Jennie, Mario semakin sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Ia juga sibuk menyiapkan pembukaan cabang restoran yang ia miliki, cukup lambat memang setelah hampir 5 tahun berjalan ia baru akan membuka cabang. Bukan tanpa alasan, restoran yang awalnya hanya seukuran warung kecil bertahap menjadi tempat makan mewah dan berkelas. Kini restoran miliknya benar-benar stabil dan pelanggan yang terus bertambah dari hari ke hari bahkan restorannya harus membuat daftar tunggu.

Karena restorannya telah mendapat popularitas yang pasti Mario semakin yakin untuk membuka cabang dan Sammy setuju. Tidak tanggung-tanggung mereka akan membuka 2 cabang sekaligus, keduanya masih akan dibuka di ibu kota. Jika restoran pertama ia dirikan di Jakarta Pusat maka yang akan datang selanjutnya akan mereka dirikan di Jakarta Selatan dan Utara.

Mario dan Sammy sepakat untuk memberitahu Joe perihal kegiatan usaha mereka setelah bertahun-tahun merahasiakannya, ia yakin Joe tidak akan marah terlalu lama hahaha.

Tiga bulan yang lalu Mario memberitahu Joe secara langsung dan terperinci serta alasan-alasan kenapa ia tak dilibatkan, Joe tak bisa berkata-kata ia kecewa sekaligus bangga. Ia mendiami Mario dan Sammy selama 3 hari.

"gamau tau gue ikut invest! Jahat kalian. Kalo gak sayang udah gue bakar itu restoran!" Joe merutuk, Mario dan Sammy terkekeh

"Siap bos.. maafin kita, serius gak ada maksud lain, awalnya kita coba-coba dan syukurnya malah maju. Ayo kita kerjasama mulai sekarang!" bujuk Mario tersenyum hangat.

Sesaat joe seperti melihat Lalisanya lagi. Namun segera ia menggeleng pelan.

"Sure! Lets boom it!" Joe antusias

Maka terjadilah kerjasama diantara mereka bertiga, Joe bersemangat mengembangkan strategi pemasaran dan melakukan riset. Ia adalah seorang visioner, belum lama ia bergabung ia sudah menyiapkan rencana jangka panjang hingga pembukaan cabang di beberapa kota. Mario jelas senang akan itu, Joe sangat membantu pekerjaannya. Ia sedikit menyesal seharusnya ia melibatkan Joe sejak awal, tapi menyesal saat ini tidak akan berguna. Mereka hanya harus berusaha keras, sementara ia dan Joe sibuk merekrut staff untuk administrasi, Sammy menjadi yang paling sibuk menyiapkan tim perang untuk dapurnya.

Peresmian restoran akan digelar dalam 1 bulan mendatang, setelah pengesahan pembelian tempat, perizinan usaha, peralatan dapur, perlengkapan dekorasi dan sebagainya selesai. Mario dan Joe masih tetap lanjut bekerja setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di perusahaan, sementara mereka sibuk di kantor Sammy yang mengawasi segala perkembangan restoran. Perlahan ditengah kesibukan yang ia jalani, Mario belajar merelakan Jennie.

#flash back on

5 weeks ago

Mario menjemput Jennie di asramanya setelah membaca pesan dari gadis itu beberapa hari yang lalu, sepanjang perjalanan yang mereka habiskan tak ada yang memulai pembicaraan. Sesekali Mario melirik gadis di sebelahnya itu, ia sudah menyiapkan mental untuk hasil yang terburuk. Gadis itu mengarahkan untuk berbincang di sebuah taman kota, mencari tempat yang cukup sepi untuk berbincang dengan tenang.

"kak Rio, emm.. sebelumnya maaf, aku gak ada kabar beberapa hari ini" Jennie mengawali, Mario tersenyum tulus

"gapapa, saya ngerti.. pasti butuh waktu" jawab Mario tenang sementara dadanya bergemuruh. Jennie mengangguk ringan

"sebelumnya, Jennie berterimakasih sama kak Rio karena udah jujur ceritakan semuanya tentang kakak. Makasih udah jujur untuk itu, dan untuk perasaan kakak ke Jennie" gadis itu menjeda

"Kak Rio, Jennie minta maaf. Jennie nggak bisa balas perasaan kakak yang satu itu" ia berhenti lagi, kepalanya sedikit tertunduk. Kedua tangannya meremas ujung gaun yang ia kenakan. Mario termenung

TrappedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang