Mario mengantarkan Jennie hingga pekarangan asrama tempat Jennie tinggal, gadis itu memilih tinggal di asrama dibanding tinggal dengan kakaknya. Katanya ia tak ingin mengganggu kehidupan pasangan yang berbahagia itu, nyatanya ia hanya tak ingin menjadi nyamuk bagi mereka. Hehehe
Binar kebahagian terpancar jelas di mata gadis itu, tentu aja membuat Mario senang melihatnya. Namun seketika ia gelisah, bagaimana jika yang ia apa yang akan ia katakan pada gadis ini melenyapkan binar bahagia itu? Mario menguatkan hatinya, ia berpasrah pada Tuhan apapun reaksi yang diberikan gadis itu padanya nanti ia akan menerimanya dengan lapang dada.
"Jennie, jadi kapan mulai sidangnya?" Mario mengawali
"aku daftar seminar gelombang 1, dan syukurnya masih kebagian. Rencana seminarnya digelar 2 minggu lagi dari sekarang kak. Seminarnya terbuka, kalo kak Iyo sempet kakak datang ya?" jelasnya
"hmm, semoga bisa. nanti saya kabari." Balas Mario
"terus jadwal kompre nya udah ada?" lanjutnya
"hmm, agendanya 2 bulan setelah seminar. Polanya genap ganjil sama sidang skripsi. Kalau kompre ganjil, skripsi genap" jelas gadis itu lagi
"ooh, lumayan lama ya.. sidangnya terbuka juga?" tanya Mario lagi
"iya, semuanya sidang terbuka.. kalau udah waktunya sidang, aku kabari kakak. Kak Iyo harus dateng kalo ada waktu ya!" Jennie kembali menegaskan
"iya, saya usahain.. kabari aja ya?" pinta Mario
"pasti dong! masa mentee nya sidang mentornya nggak hadir? hehehe" gadis itu terkekeh
Mereka masih di dalam mobil di parkiran asrama Jennie, keduanya enggan untuk mengakhiri hari. Mario ingin mengakhiri hari ini dengan bahagia, namun ia tak bisa menunda lagi. Cepat atau lambat, ia pasti harus mengungkapkan segalanya pada gadis itu dan ia harus bersiap hati jika reaksi yang ia dapat dari gadis pujaannya itu tak sesuai dengan yang ia harapkan. Semakin lama menunda, akan semakin tak siap ia untuk patah hati.
"emm, Jennie. Sebenarnya, ada yang ingin saya ceritakan. Mau dengar?" Mario memberanikan diri
"hmm? soal apa?" Jennie balik bertanya
"soal saya, diri saya" jawab Mario mantap, sejenak gadis itu terdiam
"mau, tanpa terlewat sama sekali, kak iyo ceritain semuanya" jawab Jennie tanpa ragu, entah mengapa perasaannya saat ini amat gugup. Seolah ada hal penting yang harus ia ketahui, namun secara bersamaan ia tak ingin mengetahui itu.
Mario mengganguk, dan mengalirlah segala kisah tentangnya.
#Flash back on
The origin of Mario
Seorang bayi perempuan ditemukan di depan gerbang panti asuhan hanya dengan selembar kain yang membungkus tubuhnya dan masih berlumuran darah. Bayi malang itu dibuang begitu dilahirkan dan tanpa berperasaan ia diletakan begitu saja di atas aspal di tengah hujan yang mengguyur seluruh kota begitu derasnya. Beruntung Ny. Fuzi sang kepala panti segera menemukan bayi malang itu dan membawanya ke rumah sakit agar mendapatkan perawatan.
Ia adalah Lalisa Maria yang kemudian dibesarkan di panti asuhan oleh Ny. Fuzi bersama anak-anak yang sama tak beruntung sepertinya.
Setelah beberapa tahun bejalan, Ny. Fuzi menemukan sesuatu yang janggal pada tubuh Lalisa. Ia menaruh perhatian sempurna pada setiap tumbuh kembang Lalisa, untuk memastikan dugaannya Ny. Fuzi membawa gadis itu ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Ia tak ingin menduga-duga dan tak ingin salah langkah dalam membesarkan anak ini, setelah serangkaian pemeriksaan dilewati dokter menyatakan bahwa Lalisa terlahir Intersex. Kelahiran langka dengan perbandingan 1 : 1000 dalam angka kelahiran per tahun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped
FanfictionLight story, slice of life, gender bender. Main cast; BlackVelvet. Terimakasih atas kesediaannya untuk membaca, vote dan komentar :) Ini ff pertama ku, mohon maaf masih banyak kurangnya hehe.