Ep. 1

26.5K 1.4K 27
                                    


Suara brangkar menggemparkan riuhnya lorong rumah sakit pagi ini, dengan sautan ketukan sepatu yang mengikutinya dibelakang dengan tergesa gesa.

"Tolong tolong istri saya"

Tangannya bergerak lemah meraih tangan besar yang menggenggamnya sedari tadi.

"Ss-sebentar dok saya ingin bicara dengan suami saya"

"Ada apa Na? Bertahan lah sebentar lagi"

"Tolong seperti yang pernah kita bicarakan Jeno yya, selamatka-"

"Permisi Tuan, pasien harus segera ditangani"

Jaemin kemudian memasuki ruang operasi. Jeno terdiam, terduduk didepan ruang operasi, napasnya masih tersengal sengal dengan peluh yang memenuhi pelipisnya serta kemeja yang baru ia pakai pagi ini basah karna keringatnya.

Satu jam berlalu masih belum menunjukkan tanda tanda hingga dua jam kemudian seorang dokter keluar dari ruang operasi.

"Wali dari pasien Lee Jaemin"

"I-iya saya dok. Gimana keadaan istri saya dok?"

"Begini Tuan, ada beberapa hal yang harus saya sampaikan. Bisa ikut keruangan saya sebentar?"

...

"...jadi maksud dokter apa?"

"Seperti yang sudah saya sampaikan tadi, intinya Anda harus memutuskan Tuan, kami hanya bisa menyelamatkan satu nyawa. Jadi bagaimana? Keputusan harus segera diambil"

Jeno merasakan waktunya berhenti begitu saja. Pikirannya melayang pada obrolannya dengan Jaemin malam itu. Menyadari bahwa ketakutannya selama ini benar benar terjadi. Ini keputusan yang sulit, dia tidak ingin kehilangan keduanya.

"Apa yang harus aku lakukan Jaemin naa"

"Tolong seperti yang pernah kita bicarakan Jeno yya,  selamatka-"

"Bagaimana Tuan?"

"Saya..."

...

"Anakku... kamu tampan sekali nak" Jaemin menatap anaknya yang masih merah itu yang sedang dibersihkan. Bayinya tidak menangis.

"Aku... Aku ingin menggendongnya"

Tangannya bergerak merangkul bahu sang anak dari gendongan suster namun

"Kenapa? Kenapa aku tidak bisa memegangnya"

Dahinya berkerut, suara monitor melengking dibelakang mengalihkan atensinya. Ia berbalik dan mendekat melihat apa yang sedang terjadi disana.

"Lee Jaemin waktu kematian pukul 10:15"

Dan setelah itu bayinya menangis dengan kencang.

...

"Sialan. Jadi laki laki itu lebih memilih anaknya dari pada aku???"

Bukankah dia juga anakmu?

"Iya anakku juga tapi... arghhh. Padahal dia berjanji akan memilihku"

Lee Jaemin menatap suaminya yang sedang menggendong bayi merah itu, ia menyunggingkan senyumnya.

"KAU TERSENYUM?? Heii istrimu baru saja meninggal bagaimana bisa kau tersenyum"

"Aku rasa aku harus memberimu nama tapi aku masih belum sanggup untuk menerima ini semua"
Jeno mengatakannya dengan suara seperti menangan sesak.

"Selamat datang Lee Minho, papa harap suatu saat kamu mau memaafkan papa"




...




Lanjut ngga? :" kalau mau vote ya, terimakasiii

My Ghost Wife | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang