Ep. 9

9K 981 12
                                    








"Ya harusnya kau tidak mati"

Hantu itu terlonjak saat mendengar seseorang dibelakangnya. Lebih terkejut daripada saat dia tidak sengaja menyenggol tutup kamera. Pikirannya berkecamuk. Apakah seseorang dibelakangnya saat ini bisa melihatnya? bahkan terdengar seperti menjawab kalimat rancaunya. Hantu itu memutar tubuhnya untuk melihat siapa orang itu.

Seseorang itu mengatakannya sembari menatap foto pernikahan yang terpajang didinding tangga. Melihat lurus kearah dua figur manusia yang saling bergandeng tangan dengan senyum bahagia dibalut dengan tuxedo putih bersih tanpa ada rasa khawatir bahwa takdir akan membawa salah satu dari mereka lebih cepat.

"Harusnya kau tidak mati Na Jaemin" tangannya bergerak menyentuh kaca figura. Mengusap pelan pada sosok figur didepannya.

"Kau ternyata sangat cantik. Ibu Minho benar benar  cantik" dirinya menghela nafas

"Tapi hidupmu menyedihkan sekali"





👻👻👻




Hantu itu mondar mandir sepanjang hari dilorong apartement menggigit kukunya dan menoleh cemas. Berjalan memeriksa lift yang berhenti dilantai itu dan sesekali berhenti tepat di apartement nomor 444.

"Apakah orang itu tidak datang lagi?"

"Apa mereka didalam?"

"Aku yakin sekali. Aku harus bertemu dengannya dan memastikan"

"Arghhh kenapa apartement ini masih tidak bisa ditembus"


Ting...

Seseorang melangkahkan kakinya keluar dari lift dan berjalan sembari menjinjing paperbag kecil. Dirinya terkejut dari jauh melihat sesosok laki laki manis yang bersandar didepan pintu apartement.

"Oh itu dia" hantu itu berlari menghampiri laki laki itu.

"Hei... hei... halloww"

"Aku tau kau melihatku. Bahkan kau juga pasti bisa mendengar suaraku"

"Hahaha aku sudah yakin dari kejadian dua hari lalu dan sikapmu yang mencurigakan"

"Hei ayolahhh"

Laki laki berambut pirang itu tetap berjalan dan berusaha memfokuskan pandangannya kedepan walapun dia tahu kehadiran hantu itu benar benar mengganggunya.

Sampainya didepan pintu dirinya menekan nomor sandi dan membuka pintu. Oh tidak dirinya terlalu bersemangat hingga pintu itu terbuka cukup lebar. Cukup untuk membuat hantu yang sedari tadi mengekorinya ikut masuk kedalam.

"Hei berhentilah berpura pura. Kau..."

"YAKKK"

"Sial mataku"

Hantu itu tiba tiba menutup matanya saat seorang laki laki bertubuh besar berhambur dan mendekap rambut pirang erat, mencium bibirnya kasar dan terlebih lidahnya yang terlihat sangat lihai itu. Paperbag dan tasnya bahkan sudah terjatuh begitu saja dilantai. Ciuman itu terus berlanjut tak lupa tangan besar yang bergerak turun berhasil membuka tiga kancing atas, lelaki mungil itu hanya pasrah dan memilih melompat ke gendongan lelaki besar itu.

"Astaga kenapa kalian melakukan hal yang tidak senonoh seperti ini"

"Kalian bahkan belum menikah"

"Yakkk... Setidaknya lakukan itu dikamar"

"Ada apa?" Lucas mengernyit saat Renjun melepas ciumannya secara tiba tiba.

"Bisakah kita pindah kekamar? Disini sangat tidak nyaman. Aku seperti diawasi. Maksudku reporter itu" Renjun menunjuk ke arah televisi yang memutar siaran berita dengan dagunya.

"As you wish pretty"

"Kau menyindirku?"

"Tuh kan sudah aku duga kau bisa melihatku"

"Ckk baiklah. Aku akan kembali nanti, tunggu saja"

"Bisa bisanya mereka berciuman seperti itu didepanku, sangat tidak sopan. Tapi memang aku yang menyelonong masuk sih. Omong omong kenapa aku berkeringat seperti ini padahal hanya ke apart Lucas. Orang itu apa tidak pernah menyalakan AC"

Hantu itu terus mendumal sembari berjalan keluar dengan menembus tembok. Tembok itu bisa ditembus dari dalam namun tidak bisa dari luar. Entahlah apakah hantu itu sadar atau tidak.




👻👻👻




"Bi, nanti siang tolong buatkan MPAsi untuk Minho. Aku ada keperluan dibawah sebentar. Mungkin tidak sampai malam. Jangan lupa mengganti pampers Minho saat dia bangun"

"Baik pak"

Jeno menuruni tangga dan bergerak kearah dapur mengambil satu kopi kaleng dan meminumnya. Baru dua hari sejak sakitnya kambuh namun untuk minuman satu itu dirinya sangat sulit untuk melewatkannya walaupun memang tidak sebrutal istrinya saat minum kopi.

Sejak kejadian dua hari lalu, Jeno memutuskan untuk menyewa ART walaupun tugasnya hanya membersihkan apartement dan memasak, sesekali Jeno meminta tugas tambahan seperti membuat MPAsi dan menjaga Minho saat Jeno sibuk.

Seperti saat ini, dirinya bersiap untuk bertemu kliennya dicafe bawah gedung apartementnya. Pekerjaan Jeno adalah sebagai arsitek perumahan. Dirinya memutuskan untuk lepas dari perusahaan supaya bisa menjaga Minho dirumah. Meskipun begitu Jeno tetap mendapatkan klien karena namanya yang sudah cukup terkenal sebagai arsitek perumahan yang berbakat. Dan tak jarang klien lebih memilih menggunakan jasa Jeno langsung daripada perusahaan Jeno sebelumnya. Namun sesekali pekerjaannya itu membuat dirinya barus meninggalkan Minho untuk bertemu klien maupun survei lapangan.

Selepas mengantar Jeno keluar dari pintu apartement, Jaemin memutuskan untuk menemani Minho tidur diatas, dirinya berjalan kearah tangga akan tetapi langkahnya terhenti dan tidak sengaja melirik kearah dapur. Na Jaemin membulatkan matanya.
































Dirinya melihat seseorang memasukkan air soda kedalam botol susu Minho.


...


















Enaknya orangnya diapain ya sm ibu hantu.

Jangan lupa vote 🫶🏻

My Ghost Wife | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang