Ep. 22

8K 967 168
                                    








"Tolong panggilkan walinya, sus"





Pintu ruang ICU terbuka dari dalam, arah pandangnya menatap seorang perawat yang berjalan kearahnya dengan senyum terpatri. Jantungnya seketika berdegup dengan raut wajah lelahnya, Jeno ikut bangkit dari kursi tunggu, doanya terkabul.

"Permisi Tuan, istri Anda sudah siuman"




Minho...

Minho...

Minho...

Jeno beradu tatap dengan dokter didepannya, Jaeminnya kembali namun reaksi linglungnya yang membuat dahi Jeno mengernyit, seakan meminta penjelasan.

"Istri saya tidak papa dok?"

"Dari pemeriksaan pasca sadar istri Anda baik baik saja, operasinya berjalan lancar. Ini masih bagian dari efek anestesi total karena operasi. Reaksinya memang beragam, terkadang aneh aneh atau bahkan ada yang membuat pengakuan dosa haha. Namun sepertinya istri Anda mengalami mimpi panjang yang menyedihkan. Ini normal"

Netranya terpaku pada pelipis Jaemin yang kembali basah, Jaemin yang terus meracau nama Minho dengan pandangan sayu ke atas. Jeno benar benar tidak tega.

"Jaeminssi, bisa dengar suara saya?"

"Bisa ikuti arah jari saya?" Bola mata itu bergerak.

"Apa kau mengenalnya?" Jeno mengeratkan genggamannya pada tangan lentik itu. Jaemin mengangguk lemah.

"Bisa kau sebutkan namanya?"

"J...eno"

"Siapa Jeno?"

"S...uami"

"Benar Tuan? Saya kira Anda yang bernama Minho" Tanya dokter mengingat pasiennya yang terus meracau nama itu sembari melepas beberapa alat bantu Jaemin. Jeno masih terpekur.

"Setelah ini saya akan pindahkan ke ruang inap, sus tolong ya"



👻👻👻




Disinilah mereka, ruangan vip kelas dua yang cukup luas dengan pemandangan kabut dan kaca yang berembun. Jaemin dengan lemah menggerakkan jemarinya mengusap pipi Jeno sebab tangannya yang didekap laki laki itu disisian wajahnya.

"Na, kau baik baik saja? Aku merindukanmu" Jeno mengecup punggung tangan istrinya lembut. Jaemin tersenyum lemah. Rasa nyeri dijahitannya kembali mengembalikan memori mimpinya.

"Minho..."

"Jen, dimana Minho?" Jaemin kini mengucapkan kalimat panjangnya. Sepertinya kesadarannya mulai terkumpul. Melihat ekspresi Jeno yang tak menjawab Jaemin kembali menangis.

"Jeno Minho Jen, selamatkan Minho hiks"

"Dia baik baik saja kan Jen?" Jeno gelagapan dengan reaksi Jaemin yang tiba tiba terisak melengkungkan bibirnya. Ada perasaan mengganjal mengetahui Jaeminnya terus menyebutkan nama laki laki lain selain dirinya sesaat ketika sadar maupun saat masih dalam mimpinya.

"Na tenanglah" Jaemin menggeleng ribut.

"Dia dia baik baik saja kan? Apa dia sedang dioperasi? Kita harus menjenguknya Jen" Jaemin yang mencoba bangkit kemudian ditahan oleh lengan kekar itu.

"Nana dengarkan aku. Siapa Minho? Kenapa kau terus memanggil namanya?" Jeno sudah was was bersiap diri apabila Jaemin memiliki laki laki lain dibelakangnya.

Bagaimana bisa Jeno melupakan Minho. Apa dia sudah gila. Ingatannya kembali ditarik disaat dirinya terlentang diatas brangkar dengan darah yang mengalir dikakinya, dan perut yang membesar.


My Ghost Wife | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang