Ep. 18

8.1K 906 30
                                    







Tujuh orang didalam satu ruangan harusnya ramai bukan? Tapi justru disini hanya terdengar suara Minho yang merengek kesal. Pasalnya sejak memasuki apartement, Mark masih terpaku dengan apa yang ia lihat dan Haechan yang tak melepaskan rangkulannya pada sosok sahabatnya yang sudah lama tak ia jumpai. Jaemin hanya pasrah dikukung diatas sofa dan Minho yang terlihat cemburu Bunanya dirangkul orang lain.

"Mau sampai kapan kau akan memelukku seperti ini?"

"Aku tidak akan melepaskanmu. Aku merindukanmu, kenapa kau meninggalkanku hiks"

"Puduu jangan kencang kencang perutmu bisa tertekan" peringat Mark.

"Benar, kasihan perutmu. APA??? KAUU?? Jangan bilang? kenapa kau tidak memberitahuku?" Cecar Jaemin.

"Kau kan meninggal"

Haechan merutuki ucapannya, membuat semua orang disana terdiam. Kenapa Jaemin menanyakan pertanyaan yang jelas jelas akan sangat canggung untuk dijawab. Jeno mengeratkan genggaman tangannya, aura ruangan itu seketika mendingin seiring perubahan raut wajah laki laki itu.

"Minho yya sini"

Untuk mencairkan suasana Lucas mencoba mengalihkan perhatian dengan berpura pura menaiki sapi karet Minho.

Minho yang memakai hoodie jersey merah itu merasa Lucas akan mencuri mainannya. Anak gembul itu merangkak dan mencakar kaki Lucas. Tentu saja tidak ada rasanya tapi sosok pirang disebelahnya paham anak itu tidak suka.

Plakkk

"Lepaskan. Kau seperti anak kecil" Renjun menepuk paha Lucas untuk memberikan mainan itu. Minho menarik susah payah sapi karetnya kearah dua orang yang masih berpelukan namun menyerah karena mainan itu terlalu berat.

"Wawa wass" Minho memberikan isyarat dengan tangan gemuknya.

"Dia memintamu memeluk sapinya dan lepaskan Jaemin" ucap Jeno dingin dengan alis bertaut, laki laki itu ternyata masih kesal karena kegiatan cuddlenya diganggu.

Haechan mencibir namun akhirnya ia terpaksa melepaskan rangkulannya dan meraih sapi itu. Jaemin meraih buntalan merah itu dan memangkunya, anak itu menyandarkan kepalanya didada sang ibu.

"Aku haus sekali haruskah kita membeli minum?" Lucas gerah dirinya sedari tadi hanya memainkan mainan mainan Minho.

"Ide bagus. Kalian keluarlah sekalian aku menitip semangka" imbuh Haechan.

"Ayo Jen" ajak Mark.

"Tidak aku disini saja"

"Oh ayolahh"

"Benar istrimu tidak akan kemana mana kita akan menjaganya" Haechan meyakinkan.

"Pergilah, dirumah kita juga tidak ada makanan. Jangan khawatir, eoh" Jaemin mengusap lengan Jeno menyalurkan rasa aman, dirinya akan baik baik saja.

"Benar Jen hanya ke minimarket didepan. Kau ini lebay sekali"

"Minho yya paman pergi dulu, kau mau ikut?" Lucas mengerjapkan jemarinya lucu kearah Minho.

Minho melihatnya menggeleng gemas dan kembali menyembunyikan wajahnya ke dada Bunanya.

"Baiklah tapi jangan lama lama" ucap Jeno yang masih berat untuk meninggalkan Jaemin, bergerak mengambil jacketnya dan mengikuti dua Laki laki yang sudah berada didepan pintu.



👻👻👻



Seperginya tiga laki laki tadi kini menyisakan dua orang yang tengah sibuk bermain berebut perhatian Minho dan satu orang yang menatap interaksi itu dengan senyum manisnya.

My Ghost Wife | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang