Ep. 16

8.5K 971 28
                                    







Tok... tok...tok...


Tangan besar itu meraih handle pintu mobil seiring terdengar suara gerak knop kunci. Mobil range rover hitam dengan lampu hazard yang menyala terparkir dengan bmw biru dibelakangnya.

"Aku kira kau akan ke club" lawan bicara masih tak membuka suara.

"Kau baik baik saja? Aku kira kau mengalami kecelakaan karena tiba tiba berhenti dipinggir jalan" pandangannya mengedar keluar melihat suasana yang cukup sepi.

"Atau kau ingin sendiri? Aku akan menunggumu diluar" tangan itu sudah berada dihandle pintu, bersiap keluar.

"Tidak, disini saja" akhirnya ia membuka suaranya.

Terjadi keheningan beberapa saat, tanpa musik dan hanya ada suara lampu hazard serta angin yang keluar dari sela sela AC. Lucas merasakan situasi semakin canggung karena Lee Jeno tidak bicara satu katapun. Jarinya bermain dengan cincin yang ada di jari tangannya sesekali melirik kursi disebelah. Lee Jeno hanya menatap lurus kedepan dengan tangan mencengkeram pada stir mobil.

Ia memundurkan kursi dan sedikit membuka kaca mobil, angin malam itu masuk menerpa rambutnya yang cukup berantakan. Pikirannya mencoba menelan fakta yang harus ia terima, sangat tidak logis.

"Kalau kau merasa ini tidak masuk akal kau tidak sendiri" Lucas memulai pembicaraan. Jeno masih diam.

"Kau tau, aku tidak sekali dua kali melihat Renjun berbicara sendiri. Aku kira kekasihku sudah gila. Ya sedikit." Bibirnya mengulas senyum.

"Beberapa kali kami menonton film horor dan dia menakutiku. Mengatakan bahwa ada seseorang yang mengawasi kita, atau sekedar mengingatkanku untuk tidak pulang larut malam karna ada hantu janda kesepian yang menunggu didepan apartement. Aku mengira itu hanya lelucon. Atau berfikir mungkin saja dia memang tidak sedang berbohong. Tapi aku tidak pernah berfikir bahwa yang dia maksud selama ini adalah Na Jaemin"

Jeno menolehkan kepalanya. Tidak, setengah tubuhnya bergerak menghadap Lucas. Raut mukanya tampak begitu serius seolah mengatakan, ceritakan semua yang kau tau.

"Kau ingat saat kau pingsan karena mabuk? Renjun mengatakan bahwa kau memanggilku padahal jelas jelas kau kutemukan dalam keadaan pingsan. Dia sangat kekeh untuk mengunjungi apartementmu. Kurasa itu bukan sekedar karena dia ingin memberikan kue"

"Dan kejadian ARTmu itu..."

"Berhenti. Berhenti Luke" Jeno meremas rambutnya, matanya kembali memanas.

"Jangan bilang dia juga ada disana?" Lucas mengangguk.

"Kita sama sama terkejut Jen, dengan fakta bahwa kekasihku selama ini bisa melihat hantu dan-" Lucas ikut meremas rambutnya.

"Dan fakta bahwa hantu itu adalah istriku?" Mereka saling menatap, menurunkan cengkraman masing masing.

"Bukankah ini bagus? Istrimu hidup kembali"

"Dan kau percaya ??? Lucas, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri, aku juga yang memakamkan Jaemin waktu itu. Dan kau juga dengar kan tadi? Dia akan meninggalkanku lagi" Jeno menangis, air matanya turun tanpa ia sadari.

"Bagaimana jika kita hanya berhalusinasi? Orang yang kita lihat tadi bukan Jaemin? Mungkin aku sedang bermimpi sekarang" Jeno menampar pipinya, dua kali.

Tangan itu tertahan saat ia akan menampar untuk ke enam kalinya. "Hentikan Jen" Lucas menurunkan tangan Jeno yang masih memaksa. Pipinya merah karena tamparannya sendiri.

"Kau tidak bermimpi. Dia sungguh Na Jaemin"

"Lalu untuk apa dia datang?"

"Karena kau belum mengikhlaskannya, itu yang ku dengar dari Renjun. Aku tidak tau tapi ini terdengar sedikit gila. Kau tahu mitos hantu akan hidup lagi dalam 7 hari dan akan pergi untuk selamanya dihari kematiannya?"

My Ghost Wife | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang