Love Accident -6-

6.3K 515 90
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Renjun mana, Na?" tanya Donghyuck yang baru tiba di dorm Dream.

Sekarang sudah jam sembilan malam.

Jaemin yang tengah menonton sesuatu di laptop, langsung terkejut mendengar suara Donghyuck.

"Lah, lo balik ke sini, Chan? Gue kira bakal ke Ilichil," ujar Jaemin.

Donghyuck mendengus kala pertanyaannya tidak dijawab. Jaemin yang sadar sontak tertawa tanpa dosa.

"Renjun di kamar. Itu anak dari tadi ngerem terus, gak keluar sama sekali. Diajakin makan aja gak mau," ucap Jaemin.

Donghyuck mengangguk, kemudian segera beranjak ke kamar Renjun. Dia sempat berpapasan dengan Jeno, namun abai ketika pemuda itu menyapanya.

"Kenapa, sih? Tumbenan amat cuek," gumam Jeno pelan seraya berjalan ke tempat Jaemin berada.

Setelah sampai di depan kamar Renjun, Donghyuck langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu. Dia melihat Renjun tengah berbaring di tempat tidur sembari bermain ponsel.

Renjun melirik sekilas, wajahnya terlihat datar.  "Ngapain ke sini?"

Donghyuck tak langsung menjawab, pemuda itu mengunci pintu kamar terlebih dahulu, sebelum kemudian berjalan mendekati Renjun. Dia naik ke tempat tidur dan mengungkung pemuda bertubuh mungil itu di bawah tubuhnya.

"Lo marah sama gue?" ujar Donghyuck seraya menatap tepat pada mata Renjun.

"Ngapain gue marah?" balas pemuda Huang itu.

Donghyuck mengambil ponsel di tangan Renjun. Menyuruh si submissive menatap padanya. "Look at me, Baby ....."

Renjun menoleh dan seketika bibirnya dicium oleh Donghyuck. Ia sempat terkejut, namun kemudian membalas ciuman itu. Hingga beberapa menit sampai keduanya melepaskan ciuman tersebut.

Donghyuck merapikan beberapa helai rambut di kening Renjun, lalu tersenyum kecil.

"Lo bohongin gue," kata Renjun. "Bilang bakal pulang cepet, tapi kenyataannya enggak."

Kening Renjun dikecup. "Sorry," bisik Donghyuck.

"Gue nungguin lo," balas Renjun.

"Iya, gue tau–"

"Lo lebih prioritasin Yangyang," ucap Renjun memotong perkataan Donghyuck yang belum selesai. "Ya, gue tau, karena dia pacar lo. Sedangkan gue? Bukan."

Donghyuck terkekeh pelan. "Lo lagi cemburu sekarang?" tanyanya.

"Menurut lo?" sahut Renjun.

Donghyuck tersenyum. Ia ingin mencium bibir Renjun, namun pemuda itu menghindar, sehingga bibir itu mengenai pipi.

"Lo gemesin kalau cemburu gini," kata Donghyuck. "Bikin gue gak tahan pengen ngelakuin apa yang tadi siang kita lakuin."

"Bajingan," ucap Renjun.

Donghyuck tidak tersinggung. Pemuda itu justru tertawa. Tangan kanannya mengusap pipi Renjun dengan lembut.

"Yeah, it's true," bisik Donghyuck. "Karena lo gak bisa abaiin."

Renjun mengalungkan kedua tangannya di leher Donghyuck. Netra mereka saling bertemu, menatap begitu dalam seolah sedang tersihir.

"Tapi, gue suka lo jadi bajingan karena gue," ucap Renjun sebelum bibirnya kembali menyatu dengan bibir Donghyuck.

Keduanya nyaris melakukan kegiatan seperti tadi siang, kalau saja suara ketukan pintu tak mengganggu mereka.

"Woy! Kenapa dikunci, sih? Kalian lagi ngapain?" teriak Jaemin dari luar.

Donghyuck berdecak kesal, sementara Renjun tertawa.

"Kayanya lo gak bisa dapet malam ini," kata Renjun.

"Tengah malam nanti, di saat yang lain tidur. Gue tagih."

Donghyuck mencium bibir Renjun sekilas sebelum menjauh dari atas tubuhnya. Sementara pemuda itu tengah merapikan baju serta rambutnya yang berantakan.

"Tapi, ada satu syaratnya kalau lo mau dapet lagi," kata Renjun seraya turun dari tempat tidur dan mencegah Donghyuck membuka pintu kamar.

"Apa?" tanya Donghyuck dengan sebelah alis terangkat.

"Kita pacaran," sahut Renjun. Tangan pemuda itu menyentuh pipi Donghyuck, mengusapnya dengan gerakan sensual, entah ia belajar dari mana. "Kalau enggak, lo gak bakal dapetin apa yang lo mau."

Donghyuck tampak berpikir. Sepertinya dia bingung.

"Tapi, Ren. Gue udah punya Yangyang. Kalau lo jadi pacar gue juga, itu artinya lo selingkuhan gue," ucap Donghyuck pelan. "Dan gue bakalan nyakitin dia."

Renjun mendengus, lalu terkekeh kecil. "Lo sadar gak, kalau apa yang kita lakuin tadi siang itu udah termasuk nyakitin Yangyang?" balasnya. "Kalau udah terlanjur kaya gini, kenapa gak sekalian aja? Gue gak masalah harus jadi selingkuhan lo. Karena bagi gue itu sama sekali gak penting." Ia melanjutkan. "Lagipula Lo udah tau gimana perasaan gue sama lo setelah kejadian malam itu, kan? Masa lo gak mau tanggung jawab, sih?"

Donghyuck bergeming memandangi Renjun. Mencerna segala perkataan pemuda itu.

Renjun menjauhkan tangannya dari pipi Donghyuck. "Lo beneran bajingan kalau gak mau tanggung jawab."

"Oke. Tapi, gimana sama lo sendiri, Ren? Lo gak masalah kalau misalnya lo cuma selingkuhan gue?" ujar Donghyuck.

Renjun mengangguk, lalu tersenyum. Pemuda itu sudah memikirkan semua ini. Dia telah terperangkap oleh perasaannya sendiri untuk Donghyuck. Mereka juga telah melangkah cukup jauh. Ia tak ingin kehilangan. Meskipun harus menjadi orang jahat.

"Gue yang minta sendiri. Jadi, gak mungkin ada masalah," sahut Renjun. "Justru gue ngerasa kaya pelacur kalau cuma buat ngeladenin nafsu lo doang sementara kita gak ada hubungan apa-apa," lanjutnya seraya berjalan lebih dekat pada Donghyuck, lalu mendekap pemuda itu. "Gue yakin Yangyang gak bakal tau. Jadi, dia gak akan tersakiti."

Donghyuck membalas pelukkan Renjun. Dia mencium puncuk kepala pemuda mungil itu. "Oke. Kalau itu yang lo mau. Kita pacaran sekarang," bisiknya yang membuat Renjun seketika tersenyum. "Lagipula, gue juga gak bisa menapik kenyataan kalau gue mulai jatuh cinta sama lo, Ren."

Renjun mengeratkan pelukkannya. "Lo pasti bakal makin jatuh cinta sama gue, Chan."

Donghyuck tidak menjawab perkataan itu. Dia hanya diam memeluk Renjun.

Mereka tidak sadar jika sejak tadi tadi Jaemin ada di luar kamar dan sedikit mendengar percakapan itu secara samar-samar.

.
.
.

Tbc~~

Hallo~~~

Love Accident (Hyuckren. End√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang