Love Accident (Hyuckren. End√)

Love Accident-24-

.
.
.

"Tadi aku lihat kamu ngobrol sama Jeno," ujar Renjun ketika Donghyuck masuk kamar. "Dia gak aneh-aneh lagi ke kamu, kan?"

Donghyuck berjalan mendekati sang kekasih yang tengah duduk di atas tempat tidur. "Aneh-aneh gimana, sayang?" tanyanya.

"Ya, misalkan nyari gara-gara ke kamu lagi, ngajak ribut atau apa gitu," sahut Renjun.

Donghyuck tertawa pelan, lalu mengusak rambut sang kekasih yang seketika cemberut.

"Enggak, kok. Dia cuma minta maaf doang," jawab Donghyuck seraya merebahkan tubuhnya.

"Terus kamu maafin dia?" tanya Renjun penasaran.

Donghyuck mengangguk. "Ya, buat apa berlalut dalam permusuhan, kan? Lagian kami berdua sama aja gitu. Aku juga selingkuh dari Yangyang."

"Enggak. Kamu beda, gak sama kaya mereka," ucap Renjun. "Kalau kejadian malam itu gak pernah ada, kamu gak bakal nyakitin Yangyang dan kamu selingkuhin dia juga karena aku yang mau," lanjutnya. "Sementara Yangyang dan Jeno, mereka beneran bermain belakang."

"Aku malah bersyukur sama kejadian malam itu. Karena aku bakal terus jadi orang bodoh yang gak tau kalau Yangyang udah berkhianat," kata Donghyuck. "Perselingkuhan kita bukan salah kamu. Aku juga terlibat. Hatiku udah berhasil kamu sihir."

Renjun langsung tertawa. "Emangnya aku apaan pake sihir hati kamu segala?"

Donghyuck tertawa. "Kenyataan kaya gitu, sayang. Hatik aku seolah bener-bener tersihir sama pesona kamu."

Renjun tersipu malu. "Aku jadi inget waktu kita comeback Hello Future. Kamu di situ terus deketin aku, bilang kalau terpesona sama aku. Bahkan saat kamera of juga. Terus sekarang aku penasaran, deh."

"Soal apa?" tanya Donghyuck.

"Itu kamu beneran terpesona sama aku atau enggak, sih?" balas Renjun. Raut wajahnya terlihat sangat ingin tahu, membuat Donghyuck gemas dan tak tahan untuk menciumnya.

"Ish!"

Donghyuck terkekeh ketika melihat sang kekasih merengut karena ia benar-benar menciumnya. Hanya di pipi.

"Serius. Aku penasaran," kata Renjun.

"Jujur, sih. Aku emang beneran terpesona sama kamu. Karena di era itu kamu kelihatan cantik, manis, imut, pokoknya lucu," jawab Donghyuck dengan jujur. "Tapi, karena waktu itu aku udah punya Yangyang, jadi ya, cuma sekedar terpesona. Aku nyoba biar gak lebih dari itu," lanjutnya. "Hayo, ngaku. Kamu baper apa enggak?" Ia mengerling jahil.

Renjun justru mengangguk. "Baper."

Donghyuck tampak sedikit terkejut. "Eh, serius, sayang?"

Renjun kembali mengangguk. "Beneran," kata pemuda itu. "Ya, siapa coba yang gak baper disebut manis, cantik, lucu, gemesin sama kamu. Orang yang kalau gak ada kamera itu sikapnya cukup dingin, muka datar mulu."