Lampu merah berganti menjadi hijau, menandakan kendaraan dapat melanjutkan perjalannnya untuk melewati perempatan jalanan besar kota. Para pengendara tengah sibuk menancap gas untuk mendahului kendaraan yang lain.
Termasuk pemilik mobil hitam lekat yang bukan satu-satunya di jalanan tersebut. Kakinya menancap pedal gas dengan kedua tangannya yang terus bergerak mengendalikan setir mobil pribadinya. Jalanan tal begitu sepi juga tak begitu ramai, namun mereka berlomba-lomba untuk melaju terlebuh dahulu.
Wonwoo mendengus kesal, tangan kirinya ia angkat dan ia bawa untuk memukul setir mobilnya sendiri, wajahnya murung dan ia hanya bisa menghela napasnya dengan kasar, sesekali tangan kirinya ia gunakan untuk mengacak rambutnya yang sudah tak berbentuk.
Pria bermarga Jeon itu melajukan mobilnya ke jalanan besar yang mengarah pada kampus tempat di mana dirinya bekuliah. Jam sepuluh pagi ini, ia kesal karena bangun terlambat dan harus membuatnya tergesa-gesa untuk pergi ke kampus. Salah sendiri, kenapa selama dirinya begadang hingga subuh hanya untuk menghabiskan waktunya di club dengan teman-teman sebayanya.
Kepalanya terasa pening, sebuah dentuman keras seperti menghantam kerangka untuk menyimpan otaknya itu. Naas, bahkan dirinya tak sempat meminum obat pengar setelah ia terbangun karena suara puluhan panggilan dari sang kekasih.
Nyaringan klakson berbunyi dengan keras, Wonwoo menggeram, menatap tajam seorang pria yang tiba-tiba menyebrang tanpa menoleh ke kanan kiri. Sempat betul dirinya menginjak pedal rem mobilnya dan membuat kepalanya terbentur setir mobilnya.
Ia menurunkan kaca jendela mobilnya, melongokkan kepalanya yang terasa berat tapi ia sempat untuk memarahi orang. "Kau tidak punya mata atau bagaimana huh?!" serunya, dengan tangan kirinya yang bergerak menunjuk-nunjuk pria itu.
Hal yang malah pria itu lakukan adalah menunjuk traffict light yang warnanya merah, dengan wajah kelewat datar sembari kedua tangannya sibuk menggendong anak kucing di pelukannya, ia melengos begitu saja dan melanjutkan jalannya.
Napas Wonwoo ia hembuskan dengan kasar, kedua matanya yang mirip dengan mata rubah itu menatap tajam pria tadi dari dalam mobil. "Benar-benar sial hari ini!" protesnya pada diri sendiri. Akhirnya, setelah lampu berganti menjadi hijau, Wonwoo menancap pedal gas mobilnya lagi, langsung melaju menuju kampus.
Ia sampai setelah lima menit melakukan perjalanan sejak di traffict light tadi, memarkirkan kuda mesin kesayangannya di tempat parkir fakultas yang memang di khususkan untuk mobil mahasiswa. Kaki kirinya terlebih dahulu keluar, meskipun mobil kesayangan, ia tetap menutup pintu dengan membantingnya cukup keras.
Kedua langkah kaki pria itu melangkah pergi dari area parkir, menyusuri jalanan setapak yang melewati taman fakultas untuk menuju gedung utama di mana rutinitas kelasnya di lakukan. Lagi-lagi, Wonwoo tak bisa bersantai, layaknya orang yang dikejar anjing liar, ia mempercepat langkahnya.
Setiap anak tangga ia langkahi, Wonwoo tergesa sembari beberapa kali mendorong mahasiswa yang berjalan lambat seperti siput di depannya. Tak memedulikan mereka yang mendengus kesal atas ulah sang pria Jeon.
Sampai juga di lantai dua, Wonwoo berlari melewati koridor tanpa menghiraukannya korban mahasiswa lain yang ia tabrak. Hingga akhirnya ia sampai di ruang paling ujung, tangan panjangnya itu segera meraih ganggang pintu dan membukanya. Kepalanya terlebih dahulu melongok layaknya maling yang mengecek keadaan rumah.
"Jeon Wonwoo, kau terlambat lagi." seorang dosen yang tengah mengajar dengan buku di tangannya menatap Wonwoo yang kini menampilkan senyuman rasa bersalahnya.
Pemuda itu masuk ke ruangan tersebut, membiarkan dirinya menjadi pusat perhatian dari mahasiswa yang mengambil kelas yang sama dengannya. "Maafkan saya prof Jang.." ucapnya sembari ia bawa tubuhnya untuk membungkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Nirmala
FanfictionMINWON • COMPLETED Sebuah perjodohan dilakukan oleh dua keluarga yang diterima oleh sepasang suami itu dengan kesepakatan. Mingyu akan menceraikan Wonwoo setelah tiga bulan menikah untuk kembali pada kekasihnya, tapi sesuatu terjadi, mengharuskan Wo...