Lembayung Nirmala - Gundah

2K 180 10
                                    

Ujian akhir semester telah berlangsung dan hari ini hari terakhirnya. Wonwoo sudah menyelesaikan tugasnya menjadi mahasiswa semester empat, yang akan di lanjutkan di semester lima setelah libur semester nantinya.

Waktu berjalan, tapi berbeda dengan Wonwoo, pikirannya yang ia gunakan untuk mengerjakan soal ujian akhir semester, harus terbagi dengan dirinya yang menunggu hasil dari scan MRI yang ia jalani enam hari silam, entah Mingyu atau dokter Lee, belum ada yang mengabarinya.

Ia berdecak kesal, mengacak rambutnya dengan kasar lalu keluar dari mobilnya setelah menghentikan mobil tersebut di garasi rumah Mingyu. Kedua kaki panjangnya melangkah memasuki rumah. Tentu tak ada siapapun karena Mingyu masih bekerja di kantor.

Wonwoo langsung menuju kamarnya, ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidurnya setelah meletakkan tasnya dengan sembarang di atas meja belajarnya. Kedua matanya menatap kosong langit-langit kamar tersebut.

Pemuda berumur dua puluh tahun itu mengerjap kecil, ia hanya memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Kenapa sampai sekarang, Mingyu atau pun dokter Lee tak mengatakan apa-apa mengenai hasil pemeriksaannya, dan itu membuatnya frustrasi.

Beruntung Wonwoo masih bisa berkonsentrasi penuh saat ujian akhir semester selama enam hari. Hari ini adalah hari terakhir, jadi ia menjadi lebih tenang untuk urusan akademiknya. Ia menghela napasnya pelan saat mendengar nada dering dari ponselnya yang ada di dalam saku jaket yang ia gunakan.

Wonwoo meraih benda kotak tersebut, melihat siapa yang memanggil, yang ternyata adalah Mingyu, suaminya sendiri. Wonwoo lalu menerima panggilan tersebut. "Ada apa Mingyu?" tanyanya langsung, bahkan sebelum Mingyu mengeluarkan suaranya.

"Kau sudah pulang?" tanya Mingyu dari seberang sana, terdengar suara kendaraan melaju, sepertinya Mingyu sedang berada di dalam perjalanan.

Wonwoo lalu bangkit untuk duduk di atas tempat tidurnya. "Sudah." jawabnya singkat, ia menunggu, tapi tak ada respons apapun dari Mingyu. "Kenapa Mingyu?" tanya Wonwoo lagi.

"Aku akan segera pulang." entah kenapa suara Mingyu terdengar lebih lemah dari biasanya, terdengar sedih dan Wonwoo sedikit khawatir.

Ia mengerjapkan kedua matanya. "Bukankah sekarang belum waktunya kau pulang?"

"Aku baru saja dari rumah sakit, mengambil hasil scan MRI yang kau lakukan." balas Mingyu.

Pemuda Jeon itu langsung terdiam, ia menelan ludahnya dengan kasar, jantungnya berdetak begitu cepat. "B-bagaimana hasilnya?" tanyanya penasaran.

"Kita akan bicarakan di rumah. Tunggu." lalu Mingyu mematikan secara sepihak begitu saja panggilan tersebut.

Wonwoo lagi-lagi menelan ludahnya dengan kasar, ia menatap layar ponselnya lalu turun dari tempat tidurnya, berjalan dengan tergesa keluar dari kamar lalu membuka pintu utama. Ia menunggu Mingyu dengan berdiri di ambang pintu tersebut.

Ia menunggu, terus menunggu hingga melihat mobil Mingyu yang melaju dari kejauhan menuju bangunan tempat dirinya berdiri. Ia bergegas menghampiri mobil Mingyu saat kuda mesin itu memasuki area kediaman Mingyu.

Wonwoo menatap Mingyu yang keluar dari dalam mobil dengan tatapan memelaa, menatap pria Kim itu yang tangannya memegang sebuah amplop surat dengan logo rumah sakit tempat ia memeriksakan diri. Ia akan mengambil surat tersebut tapi Mingyu menahan tangannya.

"Kita bicarakan di dalam." ucap pria Kim lalu menarik tangan Wonwoo untuk masuk. Langsung membawanya ke kamar Wonwoo, ia menutup pintu dan menguncinya dari dalam. Mengambil kunci itu dan ia masukkan kuncinya di celana bahan yang ia gunakan.

Lembayung NirmalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang