Kedua mata rubah Wonwoo terus menatap Mingyu yang sedang di obati lukanya oleh seorang perawat. Keduanya berada di unit gawat darurat, di mana beberapa orang berada sedang di obati oleh dokter karena kecelakaan beruntun yang terjadi.
Setelah perawat tersebut pamit pergi, Wonwoo segera mendekat dan duduk di samping Mingyu yang sedang merapikan jas yang pria itu gunakan. Ia menatap lekat Mingyu. "Ceritakan Mingyu.." pintanya dengan nada memohon.
Pria tan itu sedikit menghela napasnya, ia menoleh untuk menatap Wonwoo. "Aku sedang menyetir seperti biasanya, lalu saat berhenti di lampu merah, di belakangku ada kecelakaan beruntun dan sebuah truk menabrak mobilku hingga mobilku menabrak seorang pria yang kini sedang di operasi." jelasnya.
Raut wajah Wonwoo berubah menjadi murung, ada raut kekhawatiran di sana. "Kau sungguh tidak apa kan? Tidak ada luka lain?" tanyanya.
"Tidak Wonwoo. Hanya ini." jawab Mingyu dengan sedikit menampilkan senyum tipisnya. Sekarang ini, ia sudah terbiasa tersenyum kepada Wonwoo. "Maaf, kau harus datang ke sini, padahal pagi tadi--"
"Tidak apa." sela Wonwoo, ia mengalihkan pandangannya dari Mingyu dengan menundukkan kepalanya. "Kau bisa memanggilku kapanpun kau membutuhkanku." lirihnya.
Pria Kim itu terdiam sembari memperhatikan Wonwoo, lalu tangan kirinya bergerak mengusap kepala Wonwoo dan membuat yang lebih muda langsung menoleh. Keduanya sama-sama saling menatap seperti kedua mata mereka terkunci satu sama lain.
Mata almond Mingyu mengerjap, ia menurunkan tangannya dan langsung bangkit berdiri. "Kau.. bisa pulang Wonwoo, dan istirahat." ucapnya.
Wonwoo mengikuti Mingyu untuk berdiri juga. "Kau tidak akan pulang denganku?" tanyanya.
Mingyu menggigit bibir bawahnya, bahkan tadi ia ke rumah sakit menggunakan ambulance bersama korban yang lain. Mobilnya juga di derek dan di bawa ke bengkel. Ia menatap Wonwoo lekat. "Haruskah aku libur hari ini?" tanyanya dan Wonwoo dengan cepat menganggukkan kepalanya.
Ia lalu meraih ponselnya dan menghubungi sekretarisnya, memberitahukan bahwa dirinya tidak bisa ke kantor hari ini dan meminta untuk menjadwal ulang jadwalnya hari ini.
Sementara Wonwoo hanya memperhatikan sang suami hingga panggilan tersebut selesai. Keduanya lalu pergi dari unit gawat darurat lalu mereka pergi dari gedung rumah sakit tersebut dan berjalan menuju mobil Wonwoo terparkir.
"Biar aku yang menyetir." Mingyu menghentikan tangan Wonwoo yang akan membuka pintu mobilnya bagaian pengemudi.
Tapi Wonwoo malah menggeleng, membuka pintu mobil tersebut dan segera masuk. Mingyu menghela napasnya dan berjalan ke arah pintu bagian penumpang. Ia membuka pintu tersebut dan masuk. Menatap Wonwoo dengan lekat. "Seharusnya aku saja yang menyetir Wonwoo." ucapnya.
Wonwoo menggeleng, ia mulai mengendarai mobilnya. "Kau sakit Mingyu, aku bisa melakukannya sendiri." balasnya.
Mingyu hanya menghela napasnya. Ini pertama kalinya Wonwoo yang menyetir saat keduanya berada di mobil yang sama. Ia memperhatikan perut Wonwoo yang dengan jelas Wonwoo sadar akan hal tersebut.
Lalu pemuda itu menurunkan tangan kirinya dan menyentuh perutnya sendiri. "Kenapa dengan perutku?" tanyanya.
Mingyu tersenyum tipis. "Tidak, hanya.. sedikit membuncit." balasnya.
Wonwoo mengernyitkan dahinya dengan bingung. "Ini masih rata Mingyu.." balasnya sedikit kesal.
Pria Kim itu terkekeh di buatnya. "Iya, tapi sudah terlihat Wonwoo. Karena dulu perutmu terbentuk dan sekarang.. tidak terlalu." timpal Mingyu lalu mengulum bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Nirmala
FanfictionMINWON • COMPLETED Sebuah perjodohan dilakukan oleh dua keluarga yang diterima oleh sepasang suami itu dengan kesepakatan. Mingyu akan menceraikan Wonwoo setelah tiga bulan menikah untuk kembali pada kekasihnya, tapi sesuatu terjadi, mengharuskan Wo...